Here we go again, let's get it
Aiyaret memapah Nhai untuk duduk di sofa putih mereka, tangannya di lingkarkan ke pinggang ramping milik Nhai, "Aii, aku bisa jalan sendiri."
"Ya, tapi kamu mudah tersandung," Ai mengabaikan tangan Nhai yang berusaha melepaskannya, sampai lelaki itu duduk di sofa empuk.
"Jadi Ai, apakah di perutku akan tumbuh semangka? Apa aku perlu operasi?"
Ai menyusupkan tangannya masuk ke kemeja yang di pakai Nhai mengusap perut rata itu dengan senyum tipis, "Nhai, kau mau dengar aku?"
"Aku akan dengar Ai,"
"Disini, ada bayi." Ai pengusap perut rata itu, Nhai mengerutkan alisnya sebelum tertawa terbahak bahak, hampir saja ia menggelinding jatuh ke lantai jika Ai tidak sigap memeganginya.
"Bayi semangka?" Nhai masih tertawa geli. Tapi kemudian Ai merasa hilang sabar, ini serius tolong.
"Nhaii,"
"Ya Ai," katanya ia masih tersenyum geli.
"Aku serius. Dokter mengatakannya, foto yang kau bawa di map itu USG pertamanya. Disini di dalam sini ada ruang untuk bayi, dan itu telah terisi."
Nhai masih tersenyum, "Ai kau tahu aku laki laki, kau melihatnya setiap hari, kita sama." kemudian senyumnya lenyap. "Ai, kau benar benar ingin itu? Kita bisa adopsi nanti setelah lulus."
"Apa yang kau katakan Nhai? Dia disini, sudah disini." Ai membimbing tangan Nhai menyentuh perutnya sendiri.
Sejenak ia merasa aneh, tentu saja ia lelaki normal, ia bisa ejakulasi bahkan ia pernah menyukai karn liw.
"Ai, jangan begini," Nhai menatap Aiyaret dengan mata yang berkaca kaca, ia tidak mengerti kenapa Ai begitu menginginkannya hamil. Ia laki laki, semua tau itu.
Ai memeluknya erat, "kamu mungkin belum siap Nhai, aku juga begitu. Tapi belum terlambat untuk mulai belajar."
"Aku tidak hamil Aiyaret." Nhai mendorong Ai menjauh, menatapnya kesal. Ia sedikit tersinggung.
"Kamu iya, Nhai." Ai mengambil map berisi foto USG, menunjukkannya di hadapan Nhai. " Kau dengar dokter mengatakan apa?"
Nhai hanya mengangguk tidak yakin, kemudian menggelengkan kepalanya. "Aku tidak begitu mengerti, Ai"
Ai, mengusap kepala Nhai, ia menghela nafas. Jelas mereka belum siap menjadi orang tua. "Lihat ini, ini foto bagian dalam tubuhmu." Nhai mengangguk melihat Ai menunjukkan foto USG nya. "Kau lihat disini ada ruang kosong?" Nhai kembali mengangguk. "Itu kantung rahim, dengar dulu." Ai tahu Nhai ingin menyangkalnya, ia segera melanjutkan, "kau laki laki, aku tahu. Hei jangan menangis dulu, Nhai,"
Tiba tiba saja air mata Nhai meluncur turun dengan deras, ia tidak mengatakan apapun. Cukup nurut untuk di mintai diam. Tapi Ai tidak tahan dengan air mata itu, ia segera mengusapnya sayang kemudian mengecup keningnya. "Ini sedikit berbeda dari kebanyakan laki laki, tolong buang pikiran buruk mu dulu, Ini bukan aib juga bukan kelainan Nhai, ini berkah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bayi [ Ai Long Nhai] meenping
Fanfictionhah?! Chen Nhai hamil? sejauh apa kesabaran Aiyaret di uji bebek kesayangannya.