six

5K 283 16
                                    

Siapin tisu dulu gaes, jangan lupa cemilannya. Maybe bakal panjang banget.

aloo, ini bebek kecil kita gaes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

aloo, ini bebek kecil kita gaes.


































"Ai, gerah" Nhai mengipasi lehernya dengan buku. Bagaimana tidak, Bangko hari ini berada di suhu 38 derajat Celcius tapi Nhai harus mengikuti kelas seharian dengan Hoodie gombrong.

Ai mengusap keringat Nhai yang mengucur dari pelipisnya, wajah kekasihnya ini sudah memerah sampai ke leher. "Sepulang dari sini kita berendam di bathtub."

"Kau bilang kita akan pergi belanja,"

"Hm. kemanapun kamu mau Nhai,"

"Tolong Urus rumah tangga kalian di tempat selain kelas," Tonhon yang duduk di depan mereka menoleh ke belakang. Telinganya gatal mendengar Nhai terus merengek. "Ah, Ai sebelum pulang tolong pergi ke klub basket dulu. Kemarin ada daftar ulang untuk semester ini, kemarin aku sudah mencantumkan namamu tapi katanya harus dengan tanda tangan."

"Ya Terimakasih."

Nhai ikut ke klub basket, padahal Ai sudah memintanya untuk menunggu saja di mobil.

"Aku tidak lama,"

Nhai mengangguk, ia menunggu di kursi panjang dekat lapangan. Ada beberapa junior yang sedang berlatih jadi ia hanya menonton.

Tonhon juga disana sedang berlatih. Awalnya ia bisa saja, sampai seorang gadis mendekati Nhai. Tonhon sedikit curiga.

Nhai hanya tersenyum menerima air mineral dari gadis itu, sambil mengucapkan terima kasih.

"Nhai, apa itu? " Tonhon mendekati Nhai, menunjuk botol kemasan dengan isi putih keruh.

" oh, Air kelapa. tadi junior Prim memberikanku ini. Aku sempat baca di google air kelapa bagus untuk bebek kecil jadi aku menerimanya."

Tonhon tau gadis itu bernama Prim. Gosipnya Gadis itu sangat menyukai Aiyaret seperti seorang stalker. Tapi siapa perduli, Aiyaret hanya menatap Nhai.

"Aku ingin coba, aku takut ini beracun."

Nhai menyerahkan botolnya dengan cara memukulkan itu ke kepala Tonhon pelan. "Jangan bicara sembarangan, ini hanya air kelapa."

Tonhon meminumnya setengah, kemudian memberikannya pada Nhai, "rasanya seperti air kelapa."

Nhai mengacungkan jari tengah, dengan wajah sinis. Sementara Tonhon hanya tersenyum tanpa dosa.

Nhai meminum sisanya kemudian melemparkan botolnya ke tempat sampah. Segar sekali panas begini minum air kelapa yang manis.

"Ayo Nhai," Ai sudah selesai ternyata, jadi mereka berpamitan pada Tonhon untuk pergi lebih dulu.

























































Bayi [ Ai Long Nhai] meenpingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang