four

4.8K 336 1
                                    

Alo alo aku kejar setoran sebelum tiba tiba mood berubah.

Alo alo aku kejar setoran sebelum tiba tiba mood berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adek Nhai yang paling imut.







"Nhai kamu harus sarapan dulu, nanti tidur lagi" Ai meletakkan segelas susu stroberi di nakas. Istri nakalnya itu memilih tidur setelah mualnya mereda.

"Eung, aku mengantuk Ai, jangan ganggu dulu," Nhai menarik selimutnya sampai menutupi kepala.


"Setidaknya minum susu mu," Ai tidak ingin memaksa tapi ia masih menunggu Nhai, beberapa menit kemudian anak itu membuka selimutnya, duduk memeluk Aiyaret.

"Aku mual sekali Ai, aku tidak ingin duduk " katanya sambil mengusak wajahnya ke dada suaminya. "Minum susu dulu sebentar, kemudian tidur lagi." Ai meraih gelas susu untuk di minum Nhai.

"Wuek, uh aii sudah," hanya setengah tapi Nhai sudah mau muntah, Ai segera membaringkan Nhai di kasurnya.

Nhai tidur seharian, hanya bangun untuk makan kemudian menonton film sampai ketiduran lagi. Tubuhnya terasa lemas sekali.























Saat Nhai bangun ia keluar kamar untuk mencari Aiyaret tapi malah menemukan Chao Nan tengah duduk di meja makan mengupas apel.

"Aw, Nhai sudah bangun?"

Nhai menggaruk kepalanya ia masih linglung, "ayo duduk, aku sudah mengupas buah buahan." Nan menunjuk sepiring buah buahan, ada buah jeruk juga Nhai suka .

Nhai duduk di kursi, tersenyum menyapa Nan, " apa Nan sudah lama sampai? "

Nan meletakan pisaunya, membalas senyum menantu satu satunya itu. "Tidak juga, sekitar tiga puluh menit yang lalu,"

"Kemana Ai? "

" Dia pergi berbelanja sayuran, aku akan masak untuk makan malam," Nan berdiri kemudian melangkah ke dapur, tidak lama ia kembali dengan semangkuk bubur hangat. "Ai meminta mu memakannya, kau pasti lapar kan,"

"Aku tidak ingin makan Nan, hanya buah saja."

"Kenapa?"

"Aku mual,"

"Kau tetap harus makan Nhai, Ai susah payah memasaknya sendiri."


Nhai hanya mengangguk pasrah, wajah Nan terlihat tidak ingin di bantah. Persis Aiyaret jika seperti ini.







Hanya tiga suap dan Nhai lari ke wastafel untuk memuntahkan isi perutnya lagi, ia lelah sekali. Hari ini lebih parah dari biasanya ini bahkan sudah siang tapi mualnya tak kunjung hilang. Matanya merah pedih yang keluar dari mulutnya hanya air tapi perutnya melilit seolah lambung dan usus akan ikut keluar.



"Nhai, ayo duduk dulu." Nan memapah Nhai duduk, ia juga memberikan segelas air putih hangat.

"Nan, apa Aiyaret masih lama?" Nhai merengek tanpa sengaja dengan mata berkaca-kaca, jadi Nan berinisiatif memeluknya, mengusap rambut kecoklatan Nhai.


Bayi [ Ai Long Nhai] meenpingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang