🍷 Dua Puluh Lima

413 63 4
                                    



"Sini."

Chan tersenyum kecil sambil menepuk pelan ruang kosong di atas ranjang Minho setelah ia merebahkan dirinya sendiri di sana. Sementara Minho yang melihatnya nampak mengerjap beberapa kali dan menatap dirinya juga ruang kosong di sisi lelaki Bang itu secara bergantian.

"Di situ banget ya, kak?" tanya si manis kemudian.

Yang sukses saja membuat Chan membuka mulutnya--terlalu takjub dengan Minho.

"Lo gimana sih, No? Kan tadi minta kelon, ya di sini," jawab lelaki Bang itu kemudian, "Lagian apa sih? Lo kayak belum pernah tidur sama gue aja."

"Oh, kelon gitu ya, kak?"

"Bukan."

"Terus gimana?"

Chan tersenyum saja, tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan Minho. Dan bukankah lebih baik ia diam saja?

"Gak tahu, sayang."

Chan menjawab kemudian, lalu beranjak dari posisinya--menatap Minho yang kini nampak tersenyum malu-malu sambil bergerak merunduk perlahan. Hei, apa-apaan ini?

"No, kenapa lo?"

"Hah?"

Minho mendongak kaget dan Chan sedikit paham kenapa bocah itu nampak tersenyum malu-malu sambil merunduk tadi. Tapi, dengan alasan apa? Ya, Chan paham jika Minho merunduk tadi untuk menyembunyikan pipinya yang bersemu merah. Tapi, kenapa pipi bocah itu bersemu?

Sudahlah, lupakan tentang itu. Yang jelas, Minho sekarang gemas sekali. Chan mau cium. Eh? Cubit maksudnya.

"Sini lo!"

"Kenapa, kak?"

"Sini."

"Tapi, kakak mau apa?"

"Lo ke sini atau gue yang maju?"

"Hah, tapi ak..."

Minho belum bergerak dari posisinya, membuat Chan lebih dulu melakukannya. Lelaki Bang itu bergerak maju dengan cepat, membuat ia langsung berhadapan dengan si manis. Detik berikutnya, tangan kanannya terulur untuk merangkul pundak si manis, membawanya lebih dekat dengan tangan kiri yang bergerak memainkan pipi bocah itu.

"Kak Chan, ihhh lepasin aku! Sakit nih pipiku!"

"Gak mau! Lo gemesin banget soalnya." -Lo marah-marah aja gemesin, No. Apalagi yang kayak gini. Gak kuat gue.-

"Kak Chan!"

"Makanya lo jangan gemes-gemes!"

"Tapi lepasin aku dulu. Nangis nih aku."

"Gak sebelum gue cium lo."

"Cium?"

Lalu, bukan jawaban yang ia dapat setelah itu. Nyatanya Chan memang lebih memilih untuk mencium pipinya begitu saja.

Minho melotot, menatap yang lebih tua dengan tatapan kagetnya. Tapi, Chan seakan tidak peduli dengan tatapan itu. Nyatanya, pemilik marga Bang itu malah tersenyum sebelum melepas rangkulannya. Beberapa detik setelah itu, kedua tangannya bergerak menangkup kedua pipi Minho sebelum memberikan banyak sekali ciuman-ciuman kecil di seluruh wajah manis itu. Kegiatannya itu Chan tutup dengan sebuah ciuman dengan durasi sedikit lebih lama di bibir Minho sebelum menjatuhkan dirinya ke ranjang--dengan mambawa Minho dalam rangkulannya.

Minho bagaimana?

Pemilik marga Lee itu masih diam--ia masih kaget dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Selain itu, ia juga sibuk sendiri mengatasi rasa hangat yang menggelitik di hatinya juga jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya--apalagi ketika Chan memeluknya begitu erat.

"Kak, ngapaian?"

Pertanyaan itu baru diajukan Minho setelah keheningan menyelimuti kamar itu lumayan lama. Ia mendongak, menatap Chan--bersamaan dengan Chan yang juga merunduk dan menatapnya.

"Kelonin lo. Kan tadi minta dikelonin."

"Bener gini ya?"

"Iya."

"Gak bohong kan?"

"Gue gak bohong. Kalo lo gak percaya, suruh Ji sama Sangyeon noh praktekin terus lo liat."

"Ish, masa kayak gitu?"

"Habisnya lo gak percaya sih."

"Enggak ih, aku percaya sama kakak."

Tidak mau mendengar apa yang akan Chan katakan setelah itu, Minho memilih memutus kontak mata mereka. Pemilik marga Lee itu lalu menyandarkan kepalanya di dada Chan dan diam di sana selama beberapa saat. Chan sendiri hanya diam dengan tangan yang bergerak mengelus pelan surai si manis.

"Kak..."

"Hm?"

"Jantung kakak kok detaknya gini?"

"Kenapa?"

"Cepet banget," Minho menjawab pelan, dengan kepala yang bergerak menyamankan posisinya saat ini, "Tapi aku suka, nyaman soalnya."

Diam sesaat, Chan masih sibuk dengan kegiatannya mengelus surai Minho, "Mau tahu alasan kenapa dia kayak gitu?" tanya lelaki Bang itu kemudian.

Pertanyaan itu membuat si manis mendongak, menatapnya dengan tatapan ingin tahu, "Boleh?" yang langsung ia jawab dengan anggukan dan senyum kecil.

"Kenapa?"

"Dia kayak gitu karna gue lagi ada di dekat orang yang gue suka, yang gue sayang, yang gue cinta."

"Hah?"

"Coba nanti lo tanya sama Hyunjin, bener gak salah satu tanda orang jatuh cinta itu jantungnya berdetak kencang tiap kali dekat sama seseorang."

"Ya udah, besok aku tanya sama Hyunjin," menjawab cepat, Minho lalu kembali menatap Chan untuk pertanyaan lain, "Tapi, kak, kalo bener kayak gitu, kakak suka sama siapa?"

"Menurut lo siapa?" Chan mengajukan pertanyaan lain dan dijawab gelengan kecil oleh si manis, membuatnya jadi mengajukan pertanyaan lain.

"Di sini, gue lagi sama siapa?"

"Aku."

"Artinya?"

"Kakak suka sama aku."

"Nah itu tahu."

"Berarti aku juga suka sama kakak dong."

"Gimana?"

"Soalnya ini, kak," tidak menjawab pertanyaan Chan dengan jelas, pemilik marga Lee itu bergerak meraih tangan Chan untuk ia bawa dan diletakan di dada kirinya--membuat yang lebih tua dapat merasakan detak jantungnya yang sama cepatnya dengan milik si Bang itu.

•oblitus•




















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang