🍷 Empat Puluh Tiga

333 54 3
                                    



Karena Hongjoong masih harus mengurus pekerjaannya, Minho terpaksa harus menunggu lelaki itu selama empat hari setelah menelponnya dan meminta bertemu. Selama empat hari itu, yang Minho lakukan ialah berdiam diri di rumah. Ia juga tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Tapi, dalam kepalanya terus berputar pesan Chan agar ia tidak ke mana-mana.

Lalu, setelah empat hari berlalu, Minho hari ini bisa bertemu dengan Hongjoong. Mereka berjanji untuk bertemu di cafe yang sering mereka kunjungi dan Minho pergi ke sana dengan diantar Hyunjin. Minho maunya pergi sendiri, tapi adiknya itu menolak dengan alasan khawatir dan--bisa dibilang trauma. Hyunjiin masih takut terjadi sesuatu pada Minho jika bukan ia yang mengantar sang kakak--seperti yang terjadi pada ulang tahun Jihyo.

Oh ya, tentang Jihyo, kakak Minho itu tetap pulang walau Minho mengatakan padanya agar ia tidak pulang. Hanya saja ia pulang saat Minho sudah tidur dan pergi lagi saat sang adik belum bangun. Jadi, Minho tidak pernah tahu jika Jihyo pulang.

Setelah sampai di cafe tempat janjiannya dengan Hongjoong, Minho langsung masuk ke dalam. Kebetulan sekali Hongjoong sudah ada di sana sehingga ia tidak harus menunggu lelaki itu. Dan saat ia sudah duduk di hadapan Hongjoong, lelaki itu langsung menyambutnya dengan senyuman.

"Akhirnya, lo datang juga ke gue." Berucap santai, lelaki itu diam sesaat sebelum melanjutkan ucapannya dengan pertanyaan apa yang mau Minho pesan. Tapi, si manis Kang menggeleng begitu saja. "Gak mau, gue kenyang."

"Tumben."

"Ya emang gue udah kenyang."

"Jadi? Lo mau ngasih tahu gue kan kalo lo bohong. Lo gak beneran amnesia kan?"

Kalimat berikut yang keluar dari mulut Hongjoong membuat Minho mendengus. Ia tidak paham, mengapa sahabatnya ini masih terus berpikir jika ia berbohong dan tidak benar-benar amnesia.

"Bohong apaan sih? Gue beneran amnesia ya, sat. Kenapa sih lo pada gak percaya kalo gue beneran amnesia?"

"Hah? Lo serius?"

"Ya lo pikir? Mobil gue sampe hancur dan gue harus dioperasi setelah kecelakaan itu. Lo pikir gue sempet gitu mikir bikin drama kalo gue amnesia?"

"Maafin gue, No." Lelaki itu berucap lirih kemudian. Terlihat jelas jika ia merasa bersalah, tapi Minho hanya memutar bola matanya malas. "Terus gimana? Keadaan lo sekarang gimana?"

"Gue udah ingat, makanya gue minta ketemu sama lo."

"Kenapa?"

"Ada yang mau gue tanyain sama lo."

"Apa?"

Diam sesaat, Minho tidak langsung mengajukan pertanyaan yang menjadi alasan kenapa ia ingin bertemu Hongjoong hari ini. Ia meyakinkan diri sejenak jika apa yang akan ia tanyakan ini akan mendapatkan kejelasan dari semua hal membingungkan yang selama ini terjadi.

"Gue mau tanya sama lo. Apa alasan lo ngomong yang jelek-jelek tentang kak Ji sama kak Chan ke gue dulu?"

Satu pertanyaan diajukan dan Minho dapat melihat dengan jelas jika Hongjoong tidak senang saat mendengar pertanyaan itu.

"Lo ngajak gue ketemu cuma mau nanyain hal gak penting kayak gitu?"

Nah kan...

"Jawab aja."

"No, itu udah bertahun-tahun yang lalu dan lo masih mau nanyain itu sama gue?"

"Karna gue mau tahu, makanya gue nanya. Jadi jawab aja, Joong."

"Gak alasan karna omongan gue gak salah. Sifat Bang Chan gak baik, dia bakal bawa pengaruh buruk buat lo. Buktinya kakak lo kan? Mereka juga emang sama-sama bucin..."

"Tapi itu gak bener." Hongjoong belum selesai dengan jawabannya, tapi Minho sudah memotong jawaban itu dengan satu kalimat yang membuat lelaki di hadapannya itu menatapnya tidak senang. "Mereka gak pernah saling suka. Kalo mereka saling suka, sekarang kak Ji gak mungkin pacaran sama kak Sangyeon. Jadi, mending lo kasih tahu aja alasan kenapa lo ngomong kayak gitu soal mereka ke gue."

"Gue udah jawab kalo gak..."

"Jawab aja, Hongjoong!" Lagi-lagi Minho memotong ucapan Hongjoong. Kali ini ia juga melemparkan tatapan menuntutnya pada sang sahabat. "Mau sampai kapan lo bohongin gue kayak gini?"

"Bohong?"

"Lo sahabat gue, kan? Jadi jangan bohongin gue lagi! Kasih tahu aja kenapa!"

"Tapi, gue gak..."

"Kalo lo gak mau ngomong, kita selesai. Gue gak mau kenal lagi sama orang yang udah bohongin gue selama bertahun-tahun."

Ucapan Minho setelah itu sukses membuat Hongjoong terdiam. Si Lee tidak tahu apa yang sedang Hongjoong pikirkan. Tapi, ia yakin jika itu cukup membuat sahabatnya itu frustasi hingga membutuhkan banyak waktu untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaannya tadi.

"Gue... gue suka sama lo, No."

Hongjoong memberikan jawaban itu dengan nada lirih, membuat Minho menatapnya tak percaya. Tapi, lelaki itu nampak merunduk beberapa saat sebelum kembali menatap si manis.

"Gue tahu lo suka sama Bang Chan dan cuma nganggap gue sebagai sahabat. Gue juga tahu kalo dia suka sama lo. Gue ngomong kayak gitu biar lo gak bisa bareng sama dia. Gue gak rela."

"Lo gila." Minho berkomentar tidak habis pikir. "Kita masih kecil waktu itu, Joong."

"Tapi gue serius. Gue beneran sesuka itu sama lo. Bahkan sampai sekarang."

"Sampai sekarang?"

"Iya."

"Yakin?"

"Banget."

"Kalo gitu, kenapa lo ada di sana?"

•oblitus•




















Thank you...

o b l i t u s •• banginho/minchanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang