12

3K 414 53
                                    

Kini di kediaman ara dan chika benar benar sedang sangat kacau, Pasalnya ara baru saja menceritakan prilaku kakaknya terhadap dirinya kepada orang tuanya.

Dari mulai prilaku chika yang kasar, posesif, bahkan berciuman, ara menceritakan semua itu kepada orang tuanya.

Dan tentu saja shani yang mendengar semua itu langsung menampar anak sulungnya.

"Kamu benar benar keterlaluan yessica tamara"bentak shani pada chika.

Plak

"Lo percaya sama dia"ucap chika yang menatap tajam shani sembari memegang pipinya yang baru saja di tampar.

"Mendengar nada bicara kamu yang tidak sopan saja itu sudah menyimpulkan semuanya yessica tamara"geram shani karena mendengar nada bicara chika yang menurutnya terlalu kasar terhadap orang tua.

Chika yang mendengar ucapan shanipun hanya tersenyum miring, Lalu melirik ara yang sedang dalam dekapan gracia sembari menangis.

"Oke gue ngaku gue ngelakuin semua yang dia bilang ke lo, tapi lo harus inget satu hal tuan shani indira natio, sampai kapanpun sampai gue akhir hayat pun gue gabakal ngelepasin ara, karena dia milik gue"ucap chika lalu meninggalkan mereka.

"CHIKA CHIKA YESSICA TAMARA" Teriak shani yang melihat chika pergi begitu saja namun chika mengabaikan nya.

"udah shan, biarkan dia sendiri dulu"ucap gracia menahan shani yang hendak mengejar chika.

Shani yang di tegur oleh istrinya pun lebih memilih tidak mengejar chika dan beralih menatap ara yang sedang duduk di sofa sembari melamun.

"Ra"panggil shani pada ara, lalu ia pun mendekati ara dan langsung memeluk putri bungsunya.

"Maafin ayah yah gabisa ngejaga ara sama kak chika"ucap shani yang membuat ara kembali menangis.

"Ayah hiks maafin ara hiks, ayah ga salah ara yang salah"balas ara sembari menangis.

Lalu shanipun mengusap ngusap pungguh putrinya agar berhenti menangis.

"Ssstt masa putri ayah yang paling cantik nangis sih nanti jadi jelek loh"ejek shani agar suasana sedikit mencair.

"Ihhh ayah hiks"balas ara lalu sedikit demi sedikit pun ia memberhentikan tangisannya.

"Ra ayah boleh minta satu permintaan sama kamu?"tanya shani sembari melepaskan dekapannya. Dan dibalas anggukan oleh ara.

"Kalau ayah minta kamu buat pergi sementara dari kehidupan kak chika kamu mau kan?" Tanya shani kembali.

"Shan"

"Ini demi ara sama chika juga gre, kamu mau mereka kaya gini terus?" Tanya shani.

"Tapi shan-" Belum sempat gracia menyelesaikan perkataannya ara tiba tiba memotong ucapannya.

"Ara mau yah"balas ara yang membuat shani tersenyum kepadanya.

Berbeda dengan shani yang terlihat senang, gracia malah sebaliknya. Ia sedikit merasa sedih ketika ara mengatakan ingin berpisah dengan chika.

Bukan karena gracia mendukung hubungan ara dan chika, namun ia hanya tidak ingin keluarganya menjadi terpecah belah seperti ini. Gracia pun sangat khawatir bila ara tidak bersamanya.

"Kamu yakin sama keputusan kamu ra?" Tanya gracia kepada ara.

"Ara yakin bun"Jawab ara sembari tersenyum tipis kepada bundanya.

"Tenang aja bun ara bakalan baik baik aja, dan kalau keadaan disini sudah membaik ara janji bakalan pulang kok" Lanjut ara yang melihat wajah khawatir gracia.

sister? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang