6

714 68 2
                                        

"Ada laporan lain tentang teror di jalan besar. Apa kau mau mengurusnya, Dazai?" Kunikida memberikan beberapa kertas ada Dazai.

Dazai mengambil kertas itu dan membaca laporan itu. Akhirnya Kunikida tenang karena Dazai akhirnya mau mengambil tugas tanpa dipaksa. Ia tersenyum lega.

Namun kelegaannya berakhir ketika Dazai melempar laporan itu melayang di udara dengan sengaja.

"Yah, itu mah laporan palsu" Katanya dengan nada tidak serius, ia kembali duduk di sofa kesayangannya dan terbaring di sana.

"Da-"

"Laporan itu, seperti laporan sebelumnya, apa kau menyadarinya?" Ia bertanya sambil memejamkan matanya. Kemudian Kunikida mengambil kertas berserakan itu di lantai, lalu membaca ulang semuanya.

"Laporan itu dibuat oleh teroris itu sendiri. Saat aku cari tahu, tidak seorangpun yang selalu melalui jalan itu tahu tentang teroris itu"

"Mungkin pelapor itu bersembunyi, apa kau sudah mencari tahu?"

"Menurutmu, seorang Dazai akan melewatkan hal itu? Aku sendiri juga sudah mengecek cctv jalan, mobil itu tidak pernah melintasi jalan itu sebelumnya. Dan lagi, pemilik asli mobil itu juga bukan wanita itu"

"Baiklah, kalaupun laporan ini laporan palsu, kau sekarang terpaksa harus menyelesaikan misi ini. Kau sudah mengatakannya pada polisi!"

Dazai membuka matanya, melirik Kunikida yang kembali menyerahkan kertas itu tepat di sebelah wajahnya. Lalu kemudian Dazai mengambilnya dan membacanya lagi.

Dazai menghela nafas kasar. Ia membuang kertas itu di badannya yang masih terbaring, ia membiarkan itu begitu saja.

Lalu ia terbenam dalam pikirannya, sedangkan Kunikida memberinya waktu, ia kembali ke mejanya dan bekerja.

Dazai kini berpikir.

Persoalan wanita itu membuntuti Dazai.

Yang mereka buntuti adalah Dazai, bukan Atsushi yang juga berada di jalan yang sama, namun berbeda tempat.

Apakah mungkin mereka membuntuti Dazai karena dia terlihat terang terangan berjalan di trotoar sedangkan Atsushi secara diam diam, atau karena memang Dazai adalah incaran utamanya?

Tapi, dalam jumlah kurang dari 10 orang, dengan beberapa di antara mereka membuntuti menggunakan teropong, tidak mungkin mereka tidak menyadari keberadaan Atsushi yang bersembunyi mencari teroris itu. Ditambah, Atsushi hanyalah junior yang tidak berpengalaman dalam bekerja sebagai detektif.

Dazai semakin yakin bahwa dirinya yang diincar oleh mereka, diincar wanita itu.

"A- aku.. ..juga disuruh"

Sontak Dazai membuka matanya dan terduduk. Ia mengingat kata terakhir wanita itu.

Juga?

Dia memang sudah menduga bahwa ada dalang di balik wanita dan laporan palsu itu.

Namun terdapat sesuatu yang amat janggal.

Mungkinkah, sebelum wanita ini beraksi, ada sesuatu yang lain beraksi sebelum wanita ini tapi Dazai tidak menyadarinya?

Apa yang sebenarnya diinginkan pesuruh mereka?

Dazai segera bangkit dan pergi, meninggalkan kertas itu di sofa.

.
.

Dazai tengah berjalan, di jalan sesuai petunjuk laporan itu. Sebelumnya, ia juga menelpon Atsushi untuk memantau dari jauh.

"Ingat! Cari tahu siapa yang membuntutiku saja, jangan lakukan apapun kepada mereka!" Peringatan dari Dazai di seberang telpon itu.

"Baik"

Find You || Soukoku ✣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang