2

933 74 2
                                        

Hari ini, dia mendatangiku lagi. Kemarin juga, kemarinnya juga. Dia terus mengajakku bermain bersama.

"Osamu, sini!" Panggilnya.

Padahal dia mempunyai lebih banyak teman. Aku selalu melihatnya berbincang dengan siapapun yang lewat. Dia benar benar pandai bergaul.

Tapi kenapa dia memanggilku? Apa karena dia kasihan karena aku sendiri? Atau karena dia ingin berteman denganku?

Entah yang pertama atau kedua, atau bahkan keduanya, aku tidak ma-

"Osamu" tangan ku digenggam, aku ditarik menuju taman bermain, di sana banyak permainan anak anak seusiaku bermain bersama, namun aku tidak suka bermain.

"Osamu, maaf ya.. tadi pagi aku tidak mengajakmu bermain. Tadi banyak teman teman yang mengajakku main"

Dia meninggalkan ku, dan melupakanku hanya demi dirinya sendiri.. itulah Chuuya.

"Tapi, aku sudah berkali kali bilang ingin mengajak Osamu. Mereka tidak mau, dan kalau aku menolak, mereka akan marah padaku." Dia masih menarikku ke sana.

Toh itu alasan saja, dia hanya ingin sok baik, sok ramah. Dia pasti tidak pernah sekalipun menyebut namaku saat itu. Tapi aku tidak peduli dengan orang orang berwajah ganda.

Orang itu melihatku dengan cemas, kebohongan di seluruh wajahnya tertutup rapi bahkan sejak saat kecil.

"Tuhkan, kau marah.." dia cemberut, lebih baik dia diam saja.

Kami sampai di taman bermain anak anak. Banyak anak lain yang tidak suka ketika melihatku.

"Chuuya-kun, kenapa kau membawa anak itu?"

"Dia kan jahat, tuh mata sebelahnya dililit perban."

"Dia bahkan tidak suka menjawab kata kata ku!"

Mereka mengeluh seperti anak ke- mereka memang anak kecil sih, aku juga. Aku melihat tanganku masih digenggam oleh anak berambut jingga itu.

"Benarkah? Beberapa hari lalu, aku mengajaknya bicara, dia menjawabku. Selain itu dia pasti punya alasan kenapa matanya dililit perban"

"Chu- chuuya" Niatku memanggilnya, tapi kenapa aku gelagapan? Sekarang mereka semua melihatku, aku membenci itu.

"Ada apa?"

"Tinggalkan saja aku. Nanti kau juga dibenci" kataku sambil melepaskan tanganya dengan kasar

Biasanya orang orang akan marah bila diperlakukan begitu. Tetapi saat aku menatap wajahnya, dia sama sekali tidak terlihat tersinggung. Dia sangat hebat berpura pura. Dia justru tersenyum manis- tidak manis!

"Aku tidak akan dibenci! Mereka orang baik, mereka bahkan tidak membencimu, benarkan?" Chuuya melihat mereka, bertanya pada mereka apakah yang dia katakan benar?

Mereka hanya diam tidak mau berkata apa apa. Toh akhirnya kau juga akan pergi-

"Mereka berkata iya, jadi jangan sedih lagi" anak itu mengelus kepalaku. Hanya karena aku sedikit lebih pendek dan lebih muda dari dia, dia berani menyentuh kepala ku? Lihat saja, aku tumbuh lebih tinggi supaya dia tidak bisa menyentuh rambutku!

Selain itu, aku tidak akan terbohongi perkataan naif itu!

Ahh! Entah kenapa aku malu banget, jadi aku memilih menunduk dan menghindari mata anak itu.

"Sudahlah, kalian main saja sendiri, aku akan main dengan Osamu saja."

Loh?!

Aku menatapnya heran, mereka semua ikut terdiam sebentar dan kembali bermain, meninggalkan aku dan Chuuya.

Find You || Soukoku ✣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang