5

2.2K 50 1
                                    

Siswa bertubuh langsing, tinggi semampai dengan rambut lurus terlihat berjalan di koridor sekolah.

Siswa itu begitu cantik dipandang mata. Hidung tinggi mata bulat jernih, wajah tirus oval turut menyempurnakan kecantikan wanita itu.

Siswi itu berhenti sejenak dan menutup matanya. Dia menghirup udara kedalam hidunya.

"Sangat harum seperti dulu" lalu dirinya melanjutkan langkahnya menuju kelas yang sudah dia ketahui dari semalam.

Sebelum sampai dikelas, dirinya melihat guru yang dulu menjadi wali kelasnya.

"Selamat pagi ibu" sapanya.

"Pagi? Loh Frisye?"

"Iya Bu... Apa kabar?"

"Baik nak.. wah kamu cantik sekali ya beda dulu, eh kamu pindah kesini?"

"Iya Bu... Orang tuaku sudah balik lagi dari Kalimantan jadinya aku balik lagi kesini"

"Wah-wah.... Sungguh kabar baik ya, eh kamu ke kelas apa?"

"Ke kelas IPA-2 Bu..."

"Oh kebetulan... Ibu ngajar disana, ayo sama-sama aja kesana"

"Baik Bu.." Frisye bersisian dengan ibu guru itu, setiap mata yang melihat  Frisye terpesona. Seketika murid-murid itu mengabarkan berita gembira keseluruh teman-temannya. Tak terkecuali Mutia dan Icha selaku siswi kelas IPS.

"Secantik apa sih? Nggak mungkin itu Marilyn Monroe kan?" Seloroh Icha.

"Apa sih.. mana mungkin.. kamu aneh deh Cha"

"Eh tapi kalo bener secantik itu, apa kamu nggak khawatir?"

"Soal?"

"Soal Angga yang akan berpaling darimu"

Mutia kini tiba-tiba memikirkan kata-kata Icha. Rasa khawatirnya timbul. Tapi sedetik kemudian dia menggeleng.

"Nggak ah... Aku akan percaya sama Angga" ucapnya tersenyum.

"Hadehhh... Kasian sahabat polosku ini"

"Hehe sudah lanjut belajar sana"

Mutia dan Icha serius belajar karena tak lama lagi akan diadakan ujian kelulusan.

Kelas IPA-2 kini ketambahan murid baru rasa lama.

"Hai... Aku Frisye... Aku tahu kalian kenal aku, jadi tidak usah lama-lama ya perkenalannya"

Angga terpaku memandangi siswi didepan kelasnya dengan raut yang tidak bisa ditebak.

Kenapa baru sekarang datang lagi?

"Oke Frisye silahkan duduk, kita akan mulai pelajarannya"

"Saya duduk dengan Angga saja ya Bu"

"Tapi sudah ada Asrul disamping Angga"

"Asrul pindah dibelakang saja Bu, tukeran"

"Baiklah... Asrul pindah kebelakang ya"

"Sekate-kate dia tukeran tempat" Asrul misuh-misuh.

"Hai... Angga... Senang bertemu lagi" Angga tidak merespon sapaan itu. Frisye mengerucutkan bibirnya. Kebiasaan.

"Okeh... Fokus-fokus... Kita mulai pelajarannya ya"

"Baik buuuu"

Guru menjelaskan poin-poin penting mata pelajaran yang dia bawakan selama dua jam.

Pelajaran berakhir bertepatan dengan bunyi bel istirahat.

Siswa-siswi sudah memenuhi kantin sekolah.

"Apa kabar kamu Fris? Udah dua tahun ya tidak ketemu"

"Kabarku baik Wid, kalian gimana?"

"Sama Fris kabar baik"

"Eh gimana kamu sama Angga?" Tanya Bella.

"Biasa aja, kenapa?"

"Serius?"

"Kalian tidak temu kangen gitu?"

"Eh itu Angga" tunjuk Natalia kearah pintu kantin.

"Siapa cewek itu?"

"Dia Mutia siswi IPS-1, dia cewek yang selalu ngejar-ngejar Angga dan nempelin Angga kayak lintah" jawab Widi.

"Dan denger-denger mereka sudah pacaran... Oppsss... Sorry Wid nggak sengaja" Sintia kecoplosan. Ember memang. Padahal Widi sudah wanti-wanti agar tidak menyebutkan perihal itu didepan Frisye.

"Apa itu benar?" Tanya Frisye. Expresinya sedikit berubah.

"Ii..iiya.. denger-denger begitu tapi.." belum selesai Widi bicara Frisye sudah pergi kearah meja Angga dkk.

"Mari kita lihat pertunjukan menarik" ucap Widi tersenyum smirk.

Frisye mendekati meja Angga dia tidak perduli cewek disamping Angga.

"Angga? Boleh aku duduk disini?"

"Udah penuh Lo nggak liat?" Asrul yang menjawab.

Asrul masih kesal perihal tempat duduknya dipindahkan.

"Cewek ini suruh pindah aja ya Angga, aku pengen ngomong sama kamu, sudah lama kita ketemu kan?"

"Kamu cari tempat duduk lain bisa? Frisye mau duduk"

Deg

Frisye?

Mutia tidak sangka kalau Frisye akan secantik ini. Rasa minder seketika menyeruak dari dalam diri Mutia.

"Tapi Angga aku sudah lebih dulu disini sama kamu dan sepertinya sudah tidak ada lagi tempat kosong, aku juga lapar mau makan sama-sama"

"Mmm... Angga lain kali aja ya.. kasian teman kamu lapar itu" ucap Frisye.

"Pindah dulu bisa?"

"Tidak bisa Angga"

"Mutia pindah, Frisye mau duduk disini" suara Angga meninggi.

"Tat..tapi" Mutia akan membantah lagi tapi Angga sudah memandanginya tajam.

Mutia berdiri dari duduknya membiarkan Frisye mengambil tempat duduknya.

"Makasih Angga" Frisye memegang lengan Angga mesra. Angga mengangguk tersenyum.

Asrul Riyan serta Rizal hanya mendengus dalam hati.

Mutia begitu iri dengan perubahan sikap Angga, senyum itu yang dia rindukan dari Angga untuknya malah dia berikan kepada cewek disampingnya. Frisye. Mutia pergi meninggalkan kantin dengan perasaan yang campur aduk.

Tbc

Awal Perubahanku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang