28

1.8K 61 0
                                    

Warning!!!

Mengandung adegan dewasa, buat anak kecil stop ya.. jangan diterusin.

Mutia dan Syahril kini menuju butik, mereka akan fitting baju pengantin. Tak lama mobil Syahril memasuki area butik itu.

Setelah Syahril memarkirkan mobilnya, mereka berdua masuk dan langsung bertemu owner butik tersebut.

"Syahril ya? Aduh aura pengantin sudah kelihatan nih, yang ini pasti calonya ya.." gurau Andini.

"Hehe.. iya Tante, kenalin ini Mutia tunanganku"

"Wah.. benar-benar pasangan serasi"

"Makasih Tante" ucap Mutia.

"Yuk keruang fitting" Mutia dan Syahril mengikuti Andini dibelakang.

"Oke... Ini Tante sudah siapkan yang kalian perlukan sesuai arahan Mety"

Mutia memilih baju yang menurutnya cantik, sederhana tapi mewah. Syahrilpun menyukai pilihan Mutia. Gantian Syahril memilih jas.

Setelah keduanya selesai memilih sesuai pilihan masing-masing, kini keduanya pamit pergi ke toko emas.

Cincin sudah selesai dipilih, lalu design undangan sudah dikirim Syahril lewat WhatsApp dan pihak pembuat menerimanya.

"Jadi kita ke bioskop nih?"

"Yuk... Kita nonton apa ini?" Syahril menggenggam tangan Mutia posesif.

"Yang lagi populer sekarang saja" Syahril mengangguk.

Lalu, Syahril pergi memesan tiket nonton secara random. Yang penting sedang populer saja.

"Yuk masuk..."

Syahril memilih kursi deretan tiga dari belakang.

Suasananya remang-remang. Dan pengunjung bioskop hanya sedikit.

"Kenapa memilih kursi belakang?"

"Suka aja"

"Penonton nya cuma sedikit ya..?"

"Nanti akan bertambah juga"

Tak lama pemberitahuan pemutaran film sudah terdengar. Mutia dan Syahril duduk tenang menunggu film itu terputar.

"Yank... Mereka romantis ya.." bisik Mutia ditelinga Syahril.

"Iya..."

Mata Mutia melotot ketika adegan yang ditampilkan dilayar. Dimana sang wanita diangkat sang lelaki kepangkuannya lalu mencium bibir dan menjilati kuping wanita lalu turun ke leher lalu kemudian ke dada. Mutia langsung menutup matanya.

Syahril masih melihat adegan itu, sekarang sang lelaki sedang membuka kancing baju wanita sampai terlihat bra merah sang wanita.

Syahril yang melihat adegan itu meremang. Sial. Syahril langsung menoleh kearah Mutia. Pria itu menatap Mutia yang sedang menutup mata.

Syahril melihat Mutia sedang menggigit bibirnya mungkin karena suara yang dihasilkan dari adegan film membuat Mutia seperti itu.

Syahril mendekati wajah itu lalu mencium bibir Mutia. Mutia membuka matanya dan langsung bertatapan dengan mata Syahril.

Lidah Syahril mendesak masuk, mau tidak mau Mutia membuka bibirnya. Syahril menutup matanya dan melumat habis bibir tunangannya.

Tangan Syahril mengusap paha Mutia. Mutia tidak sadar tangan pria itu sudah masuk kepaha dalamnya.

Lumayan Syahril membuat Mutia melayang, sampai akhirnya dia merasakan usapan di permukaan celana dalamnya.

Karena memang sudah terbuai Mutia membuka pahanya. Syahril memanfaatkan itu untuk menyampirkan celana dalam Mutia ke pinggir.

Jari Syahril kini mengusap belahan vagina Mutia untuk menemukan klitoris Mutia.

Mutia melenguh. Syahril menggila. Jarinya mencoba masuk keliang vagina Mutia.

Mutia menangkap tangan Syahril membuat tautan bibir mereka terlepas bersamaan dengan lampu menyala. Tanda film sudah selesai. Nafas keduanya memburu, wajah Mutia memerah, tangan Syahril lengket.

Syahril menautkan tangannya dengan tangan Mutia. Keduanya turun menuju pintu keluar.

Langkah keduanya agak cepat. Syahril membuka pintu untuk mobilnya untuk Mutia.

Lalu Syahril masuk bangku kemudi. Syahril mendekati Mutia. Lalu mencium bibir itu lagi.

Mutia membalas lumatan itu, mengikuti seperti yang dilakukan Syahril.

"Tidur denganku diapartemen ya.." bisik Syahril, Mutia mengangguk.

"Bentar aku telpon Tante Lana dulu" Syahril merogoh ponselnya.

"Halo Tante... Mutia nginep di apartemenku... Boleh?"

"Iya Syahril... Jaga Mutia ya.."

"Iya Tante..." Lana menutup telponnya .

Syahril menghidupkan mesin mobilnya pergi meninggalkan area bioskop.

Tbc

Awal Perubahanku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang