Extra Part1

159 3 0
                                    

Mutia sangat bahagia dengan pernikahannya ini. Syahril Kim mampu membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya. Dirinya bucin setengah mati pada pria itu.

"Istriku... Istirahatlah, kamu tidak capek? Humm?" Mutia merasakan pelukan mesra itu dari suaminya.

"Iya suamiku, ini bentar lagi selesai kok.."

Syahril terus memeluk tubuh ramping istrinya. Selama beberapa tahun pernikahannya ini, suaminya sangat mencintai dan menyayanginya.

Pernikahan mereka sudah menginjak  12 tahun tapi mereka masih setia satu sama lain hingga mereka telah dikarunia anak kembar laki-laki.

Biduk rumah tangga mereka sangat harmonis tidak pernah cekcok ataupun memiliki masalah yang berarti, keduanya saling cinta saling menghormati, saling memanjakan.

Kehidupan rumah tangga mereka hanya diwarnai dengan kebahagiaan, sampai akhirnya ada yang cemburu akan mereka, jadi diambillah salah satu dari mereka.

Syahril Kim meninggalkan istrinya, keduanya terpisah karena kematian. Cinta keduanya telah melebihi cinta kepada sang pencipta, maka pencipta sangat cemburu akan cinta diantara mereka itu.

Mutia Manohara wanita yang baru saja kehilangan itu kini sedang duduk disamping jenazah suaminya.

"Sayang, kamu beristirahatlah dengan tenang, kedua anakmu akan aku rawat sampai mereka berhasil nanti, kamu baik-baik disana, tunggu aku" Ucap Mutia dengan suara parau karena tangisannya yang memilukan.

Suami yang dia cintai telah berpulang kepada sang maha kuasa.
Pria itu sangat sehat bugar, saat malam kematiannya dia begitu menyesal tidak disamping suaminya itu.

Dia tidak tahu bahwa malam itu adalah malam terakhir mereka saling berpelukan dan bercerita tentang masa-masa mereka menjalin rumah tangga, diapun tidak memiliki firasat apapun.

Dini hari baru dia sadar bahwa lelaki yang sedang memeluknya erat sudah tidak bernyawa, padahal malamnya itu suaminya masih baik-baik saja.

Malam itu menjadi pukulan berat yang menghantam Mutia, apalagi kedua anak mereka masih kecil-kecil masih butuh figur seorang ayah.

"Ikhlasin Mut, dia sudah tenang di sisiNya" Icha yang sempat hadir karena mendengar meninggalnya Suami sahabatnya itu langsung pulang saat itu juga.

Afnipun hadir di pemakaman itu, dia begitu sedih saat melihat sahabatnya terpuruk.

Tangisan histeris saat tubuh suaminya akan dikebumikan begitu menyayat hati para pelayat hari itu.

Mata sembab dilengkapi dengan lingkaran hitam menjadi bukti bahwa wanita itu begitu menderita kehilangan suaminya tercinta.

Kedua anaknya memeluknya dikedua sisinya menangis pilu.

"Ma... Papa kok di timbun disana?" Tanya anak bungsunya.

Mutia memeluk keduanya.

"Sayang... Ikhlaskan papa ya nak, papa sudah bahagia disana"

"Papa kok nggak ajak kita ma? Papa jahat sekali,"

"Mas, aku nggak sanggup lagi" ucapnya pilu, semua orang bertambah menangis saat mendengar anak dan istri almarhum mengobrol dengan kepiluan.

Karena tidak sanggup menahan sesak dalam dadanya, Mutia pingsan saat itu juga,

"Mama..." Kedua anaknya histeris melihat mamanya pingsan.

Suami Icha membantu membopong tubuh Mutia kemobil, mereka meninggalkan area pemakaman lebih dulu.

Runtuhlah dunia Mutia saat itu juga. Cintanya telah dibawa pergi oleh suaminya. Kini harapan apa lagi yang akan membuatnya bertahan?

Awal Perubahanku [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang