End

12.4K 542 83
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!
TYPO BERTEBARAN!!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!! TYPO BERTEBARAN!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lee Daehan ayo sarapan!"

Jaehee berteriak dari arah dapur, sudah yang kelima kalinya namun bocah berusia empat setengah tahun itu tak kunjung datang ke ruang makan.

Pergi saja langsung ke ruang tengah," suruh Haechan.

Wanita bermarga Jung itu menghela napas kemudian berdiri dari duduknya kemudian pergi ke ruang tengah di mana bocah itu berada.

"Daehan ayo sarapan," ajak Jaehee pada bocah itu yang sedang duduk diam di sofa.

"Jangan bicara pada Daehan, kalian tidak menuruti Daehan jadi Daehan juga tidak akan menuruti Eomma dan Appa."

Jaehee menghela napas kemudian menghampiri bocah itu lalu berjongkok di depan sofa "Ayo sarapan, nanti Daehan terlambat." anaknya dengan lembut.

"Daehan mau sarapan asalkan Eomma berjanji tidak akan membuat adik lagi untuk Daehan."

Jaehee kembali menghela napas "Iya, Eomma janji." ucapnya. Bocah itu akhirnya kembali tersenyum kemudian turun dari sofa dan berjalan bersama Jaehee ke ruang makan.

"Sudah tidak merajuk lagi?" komentar Haechan sengaja untuk menyindir putranya itu.

Daehan cemberut dan memutar bola matanya malas, dalam pikirannya semua ini karena Ayahnya yang mulai egois. "Daehan hanya berbaikan dengan Eomma bukan dengan Appa!" ketua bocah itu.

"Iya, iya iya terserah anda tuan muda tapi Lee Jaehee tetaplah istriku, dia milikku." ucapnya.

"Eomma punya Daehan! Daehan hanya sayang Eomma, Daehan tidak sayang Appa!"

Haechan berdecih "kalau begitu pergi ke sekolah sendiri, dan tidak bisa meminta uang jajan pada Appa!"

"Daehan meminta pada Eom-"

"Uang Eomma adalah uang dari Appa, dan Appa bisa mengambilnya kapan saja." sela Haechan dengan cepat membuat bocah itu terdiam.

"Appa sangat pelit pada anak dan istri," cibir bocah itu membuat Haechan terkejut dan Jaehee meledakkan tawanya.

Dengan gemas Jaehee mengecup pipi Daehan, sedangkan bocah itu tersenyum miring memandang Haechan yang kehilangan kata-kata, pria berusia dua puluh enam tahun itu kalah berdebat dengan bocah berusia empat tahun setengah.

🐻🐻

Berbulan-bulan berlalu, kehidupan keluarga kecil itu seru dan penuh kebahagiaan. Namun, beberapa hari ini mereka tidak bisa menghabiskan waktu seperti biasanya karena Lee Haechan yang sibuk di kantornya.

Agensinya sedang mempersiapkan debut sebuah girlgrup yang harus membuat Haechan dan Renjun harus pasang otak untuk mengurus semuanya, sehingga sudah hampir seminggu ini Haechan selalu lembur.

Married With Enemy (Sequel)  》Haechan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang