Chapter Three||Sekolah

1.6K 102 3
                                    

HAPPY READING!!!

•••

Pagi hari, jam menunjukkan pukul 06.30, senin. Kediaman Jung sedang heboh sebab Jeno yang menangis karena bangun kesiangan. Mungkin memang terbilang masih pagi tapi ini hari Senin, Dimana gerbang sekolah akan di tutup pukul tujuh sebenarnya sekolah nya tidak begitu jauh namun karena macet bisa memperlambat perjalanan. Ohh yaa, Keduanya berada di sekolah yang sama, Neo Internasional High School.

Jika bertanya mereka kelas berapa, Mark kelas 9 dan Jeno kelas 8.

Si bungsu Jung itu sedang menangis selonjoran di anak tangga terakhir. Keadaan Jeno saat ini, segaram berantakan dasi yang belum di pasang, di kedua pundak nya ada tas dan tangan nya memegang sepatu, jangan lupakan rambut hitam nya yang berantakan juga.

"Astaga Jeno." Ujar Jaehyun saat melihat Jeno menangis dengan Taeyong yang berusaha menenangkannya, lalu menggendong putranya ala koala membawanya kemeja makan diikuti oleh Taeyong.

"Daddy Jeno kesiangan, Jeno ga mau dihukum," Isak Jeno

"Sutt Jeno berhenti dulu nangis nya," Ujar Taeyong dibalas anggukan kecil oleh jeno

"Sekarang Jeno cuci muka," Lanjutnya.

Jeno pun menuju kamar wastafel yang berada diruang makan. Jeno sudah mandi, namun karena menangis wajah nya sedikit ekhem sembab maksudnya, Supaya segar kembali.

"Jeno mana, Bu?" Tanya Mark yang baru saja memasuki ruang makan lalu duduk dan memakan sarapannya.

"Tuh, lagi cuci muka." Tunjuk Taeyong menggunakan dagu nya.

"Kenapa nangis?" Tanya nya lagi.

"Takut kesiangan."

"Ohh."

Jeno menghampiri meja makan lalu duduk. Taeyong memberikan roti dan susu ke hadapan Jeno. Lalu ia menyisir rambut hitam Jeno yang berantakan, dan memasangkannya dasi.

"Mark berangkat Daddy, bubu." Pamit nya.

"Jeno juga." ucap Jeno lalu Ikut berdiri.

"Susu nya belum habis Jeno," ujar Jaehyun.

"Udah siang Daddy, Jeno berangkat. Markiee tungguin Nono," Ujarnya lalu berteriak minta Mark untuk menunggunya.

"Huftt, anak itu," Ujar Taeyong menghela nafas panjang.

•••

"Diem Lo bocah!" Sentak salah satu siswa.

"Kamu minta maaf dong, kamu nyenggol Jeno sampai minuman kamu tumpah ke Jeno" Ujarnya kesal.

Ya, dia Jeno.

"Lo yang salah ngalangin jalan gue," Jawab kakak tingkat Jeno.

"Jalan masih lebar, emang lo nya aja yang sengaja nyenggol Jeno," Ujar teman Jeno, Haechan.

"Diem Lo! Ga usah ikut campur!" Ujar siswa itu.

"Jelas gue ikut campur, Jeno sabahat gue. Temen Lo juga ikut campur,"
Ujarnya Haechan kesal.

"Mau aja Lo temenan sama Jeno yang kayak anak kecil, manja," Ujar teman siswa yang sengaja menyenggol Jeno.

"Gue juga heran kok bisa kakak Lo, ga malu punya adik bocah kayak Lo." Lanjut siswa tadi.

"Mungkin kakaknya cuma pura pura sayang karna kasian, haha." Ujar teman nya siswa itu.

"Gue curiga, Lo anak pungut. Wajah Lo ga ada mirip mirip nya sama kakak Lo bahkan orang tua Lo." Ujarnya lagi.

BROTHERSHIP||MARKNO✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang