Part 2

12.9K 394 10
                                    

Promo sampai tanggal 16 Februari ya. Di karya karsa juga ada, yang full maupun per part.

Happy reading 🥰

Rhea memoles bibirnya dengan lipstik merah menyala. Ia juga memakai softlens dan make-up tebal untuk menyamarkan wajahnya. Tak cukup hanya itu, Rhea juga memakai dress merah selutut yang sangat seksi, sangat kontras dengan gaya hidupnya selama ini yang lurus-lurus saja.

Setelah mengamati penampilannya di cermin wastafel, Rhea akhirnya keluar dari toilet. Ia tadi memang berangkat dari rumah dengan pakaian biasa, dan berganti pakaian seksi di toilet salah satu mall besar di Jakarta.

Rhea berjalan pelan meninggalkan mall. Sedikit risih dengan pakaian seksinya meski ia memakai jaket. Seumur hidup, baru kali ini ia memakai pakaian seseksi ini. Tapi, demi mengusir rasa sakit hatinya, malam ini ia akan bersenang-senang di club malam.

Di luar mall, Rhea sudah memesan taksi online yang akan membawanya ke club malam elite di ibukota. Kata teman-temannya, hanya orang dari kalangan atas yang datang ke tempat itu. Dan malam ini, Rhea akan bersenang-senang dengan uang yang ia hasilkan dari kerja kerasnya selama ini. Bila dulu ia sangat hemat karena ingin membantu keuangan Zaki, kini tidak ada lagi yang ia pikirkan. Ia akan menyenangkan dirinya sendiri.

Sesampainya di club malam yang ia tuju, Rhea turun dari taksi. Ia sedikit gugup, namun demi menyenangkan hidupnya yang nelangsa membayangkan Zaki tengah berbulan madu dengan Alexa, Rhea memutuskan menghibur hatinya meski ia merasa sangat aneh berada di tempat seperti ini.

Rhea berjalan menuju pintu club malam yang di jaga dua orang bodyguard berbadan kingkong dan menakutkan. Ia memberanikan diri membuka jaketnya karena tidak ingin terlihat norak.

Dan, ya, jadilah Rhea seperti wanita yang suka berpesta di club malam. Dress merah ketat selutut dengan dua tali spaghetti yang seksi, dandanan menor dengan lipstik merah menyala. Rhea benar-benar nyaris tidak mengenali dirinya sendiri di cermin toilet tadi.

Rhea berusaha tidak gugup ketika berada di dalam club. Suara dentuman musik benar-benar memekakkan telinga. Para pria dan wanita muda menari liar di lantai dansa. Beberapa di antaranya mabuk berat. Padahal masih jam 8 malam, dan Rhea yakin, wanita mabuk itu tidak akan kuat untuk pulang. Ia mendesah, kemudian duduk di depan bartender.

"Hai, cantik. Kau ingin minum apa?" Tanya bartender itu sambil mengedipkan sebelah mata. Rhea bergidik melihatnya.

"Jus, eeeeeh, maksudku brandy." Jawab Rhea sedikit gugup. Pasalnya, ia tidak pernah meminum minuman keras sebelumnya, namanya saja ia tadi harus mencari di google.

"Oke, manis, tunggu sebentar." Rhea tidak menjawab ucapan sang bartender. Fokusnya teralihkan pada lantai dansa.

Para laki-laki dan perempuan muda berlomba-lomba menari dengan bebas. Mengekpresikan keinginan hati untuk menikmati hidup. Sekilas, terpikirkan di benak Rhea untuk ikut menari di sana. Namun, pikiran itu buru-buru ia tepis karena pasti memalukan sekali.

"Ini, cantik." Rhea kembali memfokuskan diri pada minumannya. Dalam hati ia sedikit takut. Baru pertama kali ia menyentuh minuman beralkohol, bagaimana nanti jika ia mabuk berat?

Rhea mencoba meneguknya sedikit. Ia langsung mengernyit kala menyadari rasanya sangat aneh. Mungkin karena baru pertama kali ini ia mencicipi minuman seperti ini. Rhea menoleh ke kanan dan ke kiri. Malu jika ada yang melihat tingkah noraknya.

Syukurlah tidak ada yang ia kenali di tempat ini. Rhea kembali menatap minumannya, kemudian mencoba meneguknya kembali agar terbiasa dengan rasanya. Sayangkan, minuman mahal-mahal jika ujung-ujungnya di buang.

Habis setengah gelas. Cukup lumayan. Kepala Rhea mulai merasa aneh. Tapi, suasana hatinya sedikit berubah. Ia jadi merasa sedikit tenang. Dan, keinginan menari-nari di lantai dansa semakin tidak terbendung.

Rhea kembali meneguk minumannya, kali ini ia langsung menghabiskan setengah yang lain dan langsung mengernyit. Sedikit memaksakan rasa asing yang masuk ke mulutnya, tapi sepertinya Rhea mulai terbiasa sekarang.

Rhea kembali menyodorkan gelasnya pada bartender yang dengan senang hati kembali mengisinya. Setelah setengah mabuk, Bella berjalan agak sempoyongan menuju lantai dansa. Ia menari dengan liar. Rhea benar-benar tidak menjadi dirinya sendiri malam ini. Ia benar-benar ingin menikmati hidup dan melupakan kesedihannya.

Ketika ia tengah asyik menari, punggungnya tanpa sadar menabrak seseorang. Ia segera menoleh dan tersenyum lepas saat melihat seorang pria tampan yang kemungkinan tadi ia tabrak tengah menatapnya intens. Rhea secara refleks dan tidak tahu malu melingkarkan lengannya pada leher si pria.

"Ayo menari bersama." Bisik Rhea sensual pada telinga si pria.

Si pria hanya mematung sambil melihat Rhea yang asyik menari liar di hadapannya. Dalam hati Rhea berdecak, pria yang sangat mirip dengan atasannya itu benar-benar kuno. Mungkin tidak tahu caranya menari. Rhea saja yang baru pertama kali datang sudah mulai terbiasa menari liar dan meliukkan tubuhnya dengan seksi di tempat ini.

Meskipun sedikit sempoyongan karena mabuk, Rhea sangat menikmati malam ini. Hingga ketika ia menari, dorongan dari seorang wanita di belakangnya membuat Rhea menubruk si pria kaku.

"Aduuuh, shiit," umpat Rhea yang untungnya hanya di dengar oleh si pria.

Rhea berpegangan pada tubuh si pria. Kemudian tanpa di sengaja, Rhea menatap wajah datar si pria yang terlihat sangat tampan itu. Mirip sekali dengan atasannya yang arogan. Bedanya, pria ini lebih terlihat santai.

Rhea menjadi sedikit kesal ketika mengingat Excel. Ia cemberut dan seketika menyebut bos-nya itu sebagai bos bajingan, untunglah Rhea tidak menyebutkan nama. Ia meluapkan segala kekesalannya pada sang bos. Orang tampan yang di hadapannya hanya terdiam, seperti mengerti saja, padahal tidak tahu.

"Kenapa kau diam saja, ha!!! Kau tidak tahu kan, selama sepuluh tahun ini aku seperti akan gila karena bos bangsat itu. Dia menyuruhku seenaknya seperti anjing. Memakiku seenaknya ketika pekerjaanku salah. Jika membunuh tidak berdosa, orang yang pertama kali akan aku bunuh adalah dia. Dasar bajingan!!"

Selesai memaki, Rhea kemudian kembali melingkarkan lengannya pada leher si pria asing. Tanpa aba-aba, Rhea mencium bibir pria itu penuh gairah. Mengulumnya, melesakkan lidahnya hingga membuat lelaki asing itu terpaku di tempatnya.

One Night With The Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang