Part 19

8.3K 265 3
                                    

Julie memutuskan keluar dari club malam tempatnya berpesta dengan teman-temannya malam ini. Sudah hampir jam sebelas malam, dan Julie tidak pernah keluar sampai selarut ini. Meski kedua orang tuanya tidak pernah mempermasalahkan, tapi Julie tahu betul batasan-batasan agar tidak kebablasan.

Beberapa teman-temannya masih di club, mendengarkan curhatan Alexa mengenai rumah tangganya yang bermasalah. Sedikit banyak Julie tadi juga mendengarkan, tapi ia tidak mau ikut campur terlalu jauh.

Alexa memang tipe penyuka kebebasan, jadi mungkin agak syok ketika ada seseorang yang mengekangnya. Yang jadi pertanyaan Julie, kenapa Alexa mau segera menikah padahal masih ingin bersenang-senang. Ketika menikah, prioritas perempuan adalah suaminya, bukan teman-temannya lagi.

Julie sendiri juga sedikit kasihan pada suami sahabatnya itu. Meskipun Alexa cantik dan berprestasi, perempuan itu terkenal dengan gaya hidup yang bebas. Alexa pernah bercerita padanya, ia sudah beberapa kali bercinta sebelum menikah, dengan mantan kekasihnya di luar negeri. Meskipun mereka di kampus yang sama, tapi Julie dan Alexa berbeda jurusan, jadi Julie tidak begitu tahu kisah asmara Alexa.

Untuk Julie sendiri, ia memang pantang melakukan seks sebelum menikah. Ia sudah mencintai seseorang sejak umurnya masih kecil. Jadi, Julie menjaga dirinya baik-baik hanya untuk lelaki itu. Hanya dengan Excellah Julie ingin melakukannya. Semoga saja keinginannya itu bisa terwujud.

Setelah keluar dari club malam, Julie segera memancu mobilnya karena ingin segera pulang ke rumah. Sudah malam, ia lelah bekerja seharian. Jika bukan karena didesak Alexa dan teman-temannya, Julie memilih untuk istirahat di rumah saja malam ini.

Julie menyetir dengan santai karena jalanan sudah agak lenggang. Sambil sesekali menikmati pemandangan malam ibukota. Namun, di tengah jalan, ia melihat seseorang yang tidak asing. Julie memelankan laju mobilnya dan memperhatikan sekali lagi pria yang saat ini duduk di trotoar. Sepertinya keadaannya tidak terlalu baik. Karena sudah memastikan wajah orang itu, Julie akhirnya memilih menepikan mobilnya dan berniat menyapa pria itu.

Julie memegang bahu pria itu, dan sesuai dugaannya, itu Kak Zaki, suaminya Alexa. Pria itu sepertinya mabuk berat. Mungkin stres karena sedang bermasalah dengan istrinya. Julie kasihan melihatnya, ia akhirnya memutuskan akan menolong lelaki itu, mungkin mengantarnya pulang atau bagaimana, supaya lelaki itu tidak tidur di jalanan.

"Kak Zaki, ini kak Zaki suaminya Alexa, kan. Kenapa mabuk seperti ini. Ya Tuhaaan, kenapa bisa seperti ini."

Julie menepuk-nepuk pipi Zaki, membuat Zaki mengibaskan tangannya, sedikit risih.

"Aku telpon Alexa aja kalau gitu. Eh, tapi bateraiku habis. Aduuuh, gimana ini. Mana jalanan sepi lagi."

Julie terlihat kebingungan. Zaki tersenyum sekilas, senyum mengerikan yang Julie tidak sempat lihat karena terlalu bingung.

"Kak, kita ke mobilku, ya. Aku anter kakak pulang."

Zaki menggeleng, menolak untuk pulang. Dan, Julie semakin bingung dibuatnya. Meninggalkan Zaki di sini, Julie juga tidak tega. Bagaimana kalau suami temannya itu dibunuh perampok, mengerikan sekali bukan.

"La terus gimana? Masak aku tinggal disini, sih."

"Antar aku ke penginapan terdekat, tolong, tubunku lemas. Aku ingin muntah."

Julie panik mendengar ucapan lirih Zaki. Ia menoleh ke arah mana saja, bermaksud mencari bantuan. Ketika melihat hotel bintang tiga tidak jauh dari mereka, Julie dengan sigap lari ke area hotel untuk mencari bantuan.

Dan syukurlah, satpam hotel itu langsung sigap ketika Julie meminta tolong untuk membantu temannya yang mabuk. Ketika satpam membawa tubuh lemas Zaki, Julie segera memarkirkan mobilnya di lobi hotel.

Julie setengah berlari ketika menyadari ia sudah merepotkan pak satpam. Kasihan juga harus memapah tubuh suami temannya itu. Julie segera check in dan meminta tolong lagi pada pak satpam untuk membawa Zaki ke kamar yang sudah di pesan oleh Julie.

Julie kelelahan. Ia beristirahat sebentar di lobi lalu meminum minuman dingin. Ia menyeka keringat ketika satpam menghampirinya dan mengatakan sudah mengantarkan pria tadi ke dalam kamar.

Dengan langkah lemas, Julie menuju kamar Zaki untuk mengisi baterai ponselnya lalu menghubungi Alexa. Julie tidak tega juga meninggalkan pria mabuk itu di kamar sendirian. Pikiran yang bukan-bukan singgah di otak Julie. Seperti Zaki tidak sadar dan lompat dari balkon kamar. Bukankah itu mengerikan.

Julie tiba di kamar dan langsung mendapati Zaki yang teler. Masih setengah sadar sebenarnya, tapi cukup memprihatinkan. Julie mengabaikan lelaki itu dan mencari colokan untuk mengisi baterainya.

Namun, ketika Julie tengah mengisi daya ponselnya, tiba-tiba tubuhnya di raih kasar oleh seseorang. Julie terkejut bukan main. Zaki, lelaki yang ia tolong itu menghempaskan tubuh Julie ke ranjang kemudian menindihnya.

"Apa-apaan ini, lepaskan!!"

Julie memberontak, mendorong tubuh Zaki sekuat tenaga. Namun, tenaga wanita itu tentu saja kalah dengan tubuh seorang polisi kawakan seperti Zaki. Perlawanan Julie seolah tidak berarti apa-apa.

Julie berteriak keras saat Zaki mencium bibirnya brutal lalu merobek pakaiannya. Lelaki itu menyebut nama seorang wanita, Julie tidak begitu dengar karena panik dan takut.

Rasanya Julie lebih baik mati dari pada dilecehkan pria yang tidak ia kenal. Ia belum begitu mengenal Zaki, hanya pernah bertemu sesekali selain dipernikahan Alexa. Tapi, pria mabuk ini terancam memperkosanya. Julie sangat takut, ia menjaga dirinya selama ini untuk Excel, bukan pria lain.

Namun, malam ini tampaknya menjadi malam yang apes untuk Julie. Tubuh Zaki sangat kuat untuk ia lawan. Julie menangis dan berteriak saat Zaki merobek pakaiannya hingga tubuh Julie hampir telanjang. Lelaki itu merobek celana dalam Julie dan dengan cepat membuka resleting celananya sendiri.

"Jangaaan, kumohon, sadarlaaah. Kau menjijikkan." Tangan Julie berusaha menampar Zaki, namun gagal karena Zaki langsung menepisnya.

Julie panik. Ia masih berusaha melawan sekuat tenaga. Beberapa saat kemudian, perlawanan Julie terasa sia-sia saat sesuatu yang asing menerobos miliknya. Julie berteriak, namun seolah percuma. Ia akhirnya kehilangan segalanya malam itu karena menolong pria yang merupakan suami temannya sendiri.

One Night With The Boss (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang