여덜

312 26 0
                                    

Yedam turun dari taksi sekitar 30 menit perjalanan, dia hendak berjalan masuk menuju Kondo tapi langkahnya terhenti kala ada seseorang yang menahan tangannya.

Yedam menoleh ke arah belakang. "Yoshi!?"

"Iya ini gue"

"Ngapain kesini!"

"Mau nem....." Bicaranya terpotong.

"Udah puas jalan-jalan sama Suno?"

"Hah?" Ucap Yoshi bingung.

"Kemana tuh anak sekarang, kok ngga ngikutin lo kesini juga?"

"Dia udah pulang"

"Pulang ke mana? Rumah nya atau Kondo lo!?" Ucap Yedam mulai meninggikan suaranya.

"Kok lo tau Suno pindah ke Kondo gue?"

"Haha jadi udah pindah beneran, bagus deh lo jadi ada temen disana buat ngobrol!"

"Jangan ngomong keras-keras dam nanti kedengaran yang lain ini udah malem, ayok ngomongin ini di Kondo lo aja"

"Kenapa? Kalau disini? Biarin disini aja, biar orang-orang tau lo ngga cukup punya satu orang aja!"

"Maksudnya apa dam ngga cukup sama satu orang? Lo cemburu sama Suno?" Ucap Yoshi sembari menatap Yedam yang semakin meninggikan suaranya.

"Iya! Gue cemburu! Gue cemburu sama bocah itu! Puas lo!" Yedam berlari setelah mengatakan hal yang seminggu ini dia tahan, dia tergesa-gesa membuka pintu Kondo nya.

Yoshi yang lebih tinggi dan mempunyai kaki yang panjang sangat mudah untuk mengejar pria yang berlari itu, dia menyusulnya bahkan dia juga memaksa masuk ke Kondo Yedam sebelum pintu itu tertutup rapat.

Di dalam Kondo tak ada Doyoung entah dia pergi kemana, Yoshi berusaha membuat Yedam mendengarkan apa yang dia katakan. Telinga Yedam di tutupi dengan tangannya sendiri, dia ingin bersikap tuli sekarang.

"Yedam dengerin gue" Ucap Yoshi sembari mencoba melepaskan tangan Yedam yang menutupi telinganya.

"Gue ngga ada apa-apa sama Suno, gue cuman nganggep dia sebagai adik gue. Dan tentang Suno yang pindah ke Kondo gue karena eomma yang nyuruh, gue ngga bisa nolak dam" Jelas Yoshi.

Tak terasa Yedam menetaskan cairan bening yang jatuh dipipi chubby nya. Dia tidak tau mau mengatakan apalagi, dia benar-benar cemburu dan posesif kepada Yoshi sekarang meski status mereka masih sebagai teman.

"Gue minta maaf....." Ucap Yoshi sembari membawa orang yang menangis itu kepelukannya.

"Biarin kaya gini bentar lagi dam" Yoshi mencoba menahan Yedam yang mencoba melepaskan pelukannya.

"Gue seneng lo cemburu kaya gini, berarti tandanya lo cinta sama gue"

"Kalau gue ngga cinta sama lo, gue ngga bakal nyium lo bego!" Ucap Yedam mendorong orang yang memeluknya.

"Jadi sekarang lo ngaku, lo nyium gue? Hehe"

"Sekarang bukan waktunya bahas itu lagi!" Ucap Yedam memukul ringan lengan Yoshi.

"Hehe iya iya maaf"

"Gue ngasih lo hak buat cemburu sama gue" Suasana diantara keduanya kembali serius.

"Ayok pacaran aja dam, biar status kita jelas. Dan gue bisa nolak ajakan orang dengan bilang gue udah punya lo"

"Lo mau ngga?"

"Lo pikir?! Gue bisa nolak setelah apa yang terjadi hari ini ha!?"

"Hehe lo lucu banget sih kalau lagi cemburu gini. Udah jangan nangis lagi, lo jelek kalau nangis" Ucap Yoshi menggoda Yedam.

"Biarin! Lo tetep bakal milih gue juga kok!"

"Iya Yedamie, gue bakal milih lo. Gue udah cintaaa banget sama lo, jadi ngga mungkin milih orang lain" Mulutnya begitu manis hingga yang mendengar sepertinya akan terkena diabetes.

"Lebay banget dih!"

"Dam...." Ucap Yoshi lirih, dia menarik tengkuk Yedam memberinya kecupan singkat dibibir untuk memberi stempel kepemilikannya.

"Udah gue tandain, sekarang lo punya gue. Jangan macem-macem"

Pipi dan telinga Yedam memerah karena apa yang dilakukan Yoshi itu membuatnya malu tersipu.

"Oke jadi ini hari pertama kita" Ucap Yoshi tersenyum lebar menatap semesta nya.

"Yoshi....gue boleh minta sesuatu ngga?"

"Boleh, bilang aja. Gue turutin semuanya"

"Lo bisa ngga jangan tinggal satu Kondo sama Suno?"

"Hehe iya, nanti gue suruh dia pindah"

"Uhm..."

"Udah cuman itu?"

"Jangan terlalu deket sama Suno!"

"Iya"

"Udah?"

"Iya udah"

"Haduh gemes banget si pacar siapa ini" Ucap Yoshi yang melihat Yedam memanyunkan bibirnya.

"Sini-sini gue pengen peluk lo lagi" Yoshi menarik Yedam lagi kepelukannya, Yedam hanya pasrah dan tidak mengatakan apapun. Dia malah membalas pelukan penuh cinta itu.

"Jangan pulang ke Kondo! Nginep disini!" Ucap Yedam tiba-tiba.

"Ha?" Ucapnya bingung dengan apa yang sebenernya Yedam maksud.

"Kenapa? Ngga mau!?"

"Mau, mau banget malah. Tapi jadi kita tidur bertiga?"

"Doyoung udah ngga disini, dia pindah"

"Pindah? Pindah kapan? Kemana?"

"Bareng Jung-Hwan, kemarin malem" Ucap Yedam datar.

"Jung-Hwan? Bukanya dia tinggal sama Hyunsuk? Mereka tinggal bertiga?"

"Hyunsuk dipaksa Ji-Hoon buat tinggal bareng dia, katanya karena lo ngusir dia jadi dia tinggal sendiri di Kondo baru. Nah kebetulan Hyunsuk emang mau pindah jadi dia disuruh buat tinggal sama Ji-Hoon aja" Jelas Yedam.

"Jadi jangan pulang ke Kondo sampe anak itu pindah! Disini aja dulu, gue ngga rela ngelihat lo deket-deket sama dia!"

"Hahaha iya iya gue disini, atau kalau emang lo mau gue tinggal di sini terus, gue bisa pindah. Biarin Kondo gue buat Suno aja dan gue bareng sama lo"

"Ngga perlu"

"Owh jadi kalau ngga boleh berarti gue pulang aja sekarang ke Kondo sama Suno"

"Dih ngancem lagi! Yaudah lah terserah lo! Suka banget maksa sama ngancem-ngancem kenapa sih!?"

"Ya karena kalau ngga gitu lo ngga bakal bilang iya"

"Ngeselin!!"

Setelah percakapan panjang itu mereka berdua memutuskan untuk tidur karena besok harus pergi ke sekolah. Tidak lupa mandi sebelumnya.

Stupid Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang