4

1.3K 163 0
                                    

Sungchan lantas menarik kakak sepupunya pergi dari lab itu, sedangkan renjun tersadar dari lamunannya dan diapun melihat jari kelingkingnya yang mana benang merah takdir itu menguat lalu diapun langsung keluar dari lab itu mencari keberadaan sungchan yang belum jauh karena dia hanya berada beberapa meter dari lab itu.

"Hyung, kenapa kau kemari? Kau juga jeno Hyung."

"Aku hanya mengikuti kakak sepupu saja. Kalau kau ingin tau maka tanyakan padanya." Ucap jeno.

"Jaemin Hyung?" Ucap sungchan menatap jaemn yang hanya diam dengan wajah datarnya itu.

"Aku mencari belahan jiwaku." Datar jaemin.

"Apakau sedang bercanda Hyung? Aku mohon kau sangat tak pantas bercanda seperti ini. Sumpah."

"Dia sedang serius sungchan. Hyungmu ini mendapatkan benang merah takdirnya sore kemarin. Makanya dia meminta aku menemaninya dan kami berakhir disini karena benang merah itu." Ucap jeno.

"Benarkah?! Apa kau serius Hyung?" Ucap sungchan menatap jaemin tapi jaemin hanya menatap datar adik sepupunya itu. Renjun berdiri tak jauh dari ketiga orang itu dan diapun menatap tangannya yang jelas-jelas benang itu melingkar di jari kelingking salah satu pria, lebih tepatnya pria yang memakai baju kemeja biru dengan jeans itu.

"Apa itu soulmateku?" Batin renjun.  Dan tanpa sengaja mereka saling bertatapan sebentar sebelum akhirnya renjun memutuskan tatapannya dan pergi begitu saja. Karena jujur dia belum siap untuk bertemu secepat ini dengan soulmatenya itu.

"Hyung? Kau melihat apa?" Ucap sungchan kesal lalu diapun melihat kearah yang sama dengan Jaemin begitu pula dengan jeno.

"Apa mungkin itu jaem?" Ucap jeno.

"Dokter Huang? Benarkah?" Ucap sungchan menatap kakak sepupunya itu.

"Ne. Dia orangnya. Aku melihat benang merah yang tersambung ditangannya." Datar jaemin.

"Siapa namanya sungchan?" Ucap jeno.

"Huang Renjun, dia adalah dokter disini. Dia juga mengurus pasien vvip. Dia seniorku." Ucap sungchan.

"Mungkin lain kali aku akan menemuinya. Sepertinya dia cukup kaget."

"Apa maksudmu dia juga bisa melihat benang merah itu?" Ucap jeno dan jaemin hanya menaikkan bahunya lalu diapun langsung pergi dari rumah sakit itu hingga jeno mengejarnya sedangkan sungchan masih berada di dalam keterkejutannya itu.












Jam telah menunjukkan pukul 12:00 waktunya makan siang bagi pasien ataupun pekerja di rumah sakit itu, begitu pula dengan renjun dan Haechan. Renjun belum menyentuh makanannya karena masih memikirkan tentang pria yang juga terikat ujung benang merah itu. Dia masih tak yakin soal itu sama sekali. Bahkan Haechan menatap bingung sahabatnya itu.

"Njun? Gwanchana?" Ucap Haechan sembari menyentuh pundak renjun. Renjun lantas menatap Haechan bingung.

"Kau baik-baik saja?" Ucap Haechan.

"Ne." Angguk renjun.

"Lalu? Kenapa tak memakan makananmu?"

"Ah, ini aku akan segera makan." Ucap renjun lalu mulai memakan makan siangnya sedangkan Haechan melanjutkan kembali makanannya.

Sementara itu, sungchan melihat kearah renjun dan Haechan. Jujur saja, dia masih sangat kaget atas hal yang baru saja di ketahui soal kedatangan kakak sepupunya yang mana benang merahnya berakhir di tangan renjun.

"Aish. Bagaimana caranya aku bisa bicara empat mata dengan dokter Huang. Kalau dokter Lee ada disana." Batin sungchan kesal.

"Dokter Jung?" Sungchan lantas melihat ke sebelahnya dimana salah satu dokter yang memang bekerja disana tengah menatapnya bingung.

"Ne dokter osaki. Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa aku boleh duduk disini?" Ucap dokter yang memang keturunan Jepang asli, Osaki shotaro.

"Ne, silahkan." Ucap sungchan tersenyum lalu shotaro duduk di sebelah sungchan dan masih menatap bingung sungchan yang terus menatap kearah kedua senior mereka itu.

"Kau menyukai salah satu diantara keduanya dokter Jung?"

"Ne?!" Lantas shotaro menunjuk dengan matanya.

"Tidak dokter osaki, saya hanya kagum pada keduanya."

"Aaa."












At. Lee corp.

Jeno menatap malas sahabatnya itu karena sang sahabat memutuskan untuk berada di kantornya akibat ayahnya tak memperbolehkannya bekerja.

"Kau sedang bekerja sekarang na?" Ucap jeno dari meja kerjanya karena sang sahabat sejak tadi menatap layar iPad nya.

"Ne." Angguk jaemin.

"Wah, kau sangat menakjubkan. Lalu bagaimana kelanjutannya? Apa kau tak akan menemuinya dan bicara dengannya mengenai kelanjutan kalian? Dan takdir benang merah itu?"

"Aku akan melakukannya. Kau kerjakan saja pekerjaan mu." Ucap jaemin datar tanpa perlu repot-repot melihat sahabatnya itu.

"Memang Na Jaemin sekali. Aku harap aku juga segera bisa melihat benang merah takdir itu." Batin jeno.






























✡✡✡

Red String of Fated (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang