7

1.3K 157 0
                                    

"Jaemin?!" Jaemin lantas masuk dan duduk disebelah bangsal milik renjun itu lalu memberikan dokumen kesehatannya itu pada sang empu juga meletakkan beberapa vitamin yang telah diresepkan oleh sungchan di atas nakas.

"Apa ini?"

"Dokumen kesehatanmu. Sungchan menitipkan pada saya."  Renjun lantas membaca dengan seksama lalu menjatuhkan berkas itu ke pahanya. Jaemin lantas menggenggam tangan renjun untuk menenangkannya.

"Apa artinya aku tak bisa jadi dokter lagi? Jaemin?" Ucap renjun menatap jaemin dengan berlinangan airmata.

"Bukan begitu renjun. Kau masih bisa menjadi dokter hanya saja tak bisa terlalu kelelahan karena imun mu sangat rentan sekarang. Kau akan gampang kelelahan dan sakit. Tapi, kau tetap bisa terus bekerja." Ucap jaemin.

"Bukankan itu akan merepotkan banyak orang?" Ucap renjun dengan airmata yang telah mengalir jatuh dari mata serupa rubah itu.

"Tidak Renjun. Sudah jangan menangis lagi, jujur kau menyakitiku juga." Ucap jaemin sembari menghapus airmatanya lalu diapun membawa renjun kedalam pelukannya. Saat berada didalam pelukan itu hanya satu yang renjun rasakan nyaman, hangat dan aman.

"Tenang ya. Kau harus tenang." Ucap jaemin sembari mengelus kepala renjun sedangkan renjun hanya menganggukkan kepalanya dan menyamankan diri dalam pelukan takdirnya itu.

Setelah beberapa menit kemudian, jaemin melepaskan pelukannya karena renjun telah lebih tenang.

"Ini adalah beberapa vitamin yang telah di resepkan oleh sungchan. Kau harus meminumnya secara rutin. Mengerti?"

"Hmm. Makasih." Ucap renjun.

"Sama-sama." Ucap jaemin tersenyum dan renjun benar-benar terpesona dengan senyuman manis itu.

"Jaemin-ssi? Apa kau tak akan bekerja?"

"Aku meliburkan diri. Ah bukan, aku dipaksa libur oleh daddyku untuk mencari takdirku selama sebulan. Tapi, lihat? Aku hanya butuh waktu dua hari." Ucap jaemin.

"Orangtuamu tau?"

"Hmm, mereka sangat antusias bahkan. Lagian kau tenang saja aku akan membawamu saat kau siap." Ucap jaemin.

"Makasih." Ucap renjun tersenyum.

"Hmm, ingin aku antarkan pulang nanti?"

"Apa tidak keberatan?"

"Tentu saja tidak, sekarang kau harus benar-benar istirahat sampai infusnya habis, aku meminjam toilet sebentar." Ucap jaemin dan renjun hanya menganggukkan kepalanya. Jaemin lantas berdiri lalu mengelus kepala renjun dan pergi ke toilet yang ada didalam ruangan rawat itu.

Di toilet

Jaemin membasuh wajahnya di wastafel dan diapun langsung tersenyum lebar layaknya orang gila lalu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sahabatnya.

"Hallo jeno."

"Kau kesambet?"

"Anio, aku sangat senang sekali." Ucap jaemin antusias. Dan jujur saja ini pertama kalinya jeno mendengar sahabatnya bisa berubah seperti manusia pada biasanya.

"Wah, aku sungguh takjub karena sih robot Na Jaemin bisa berybah juga."

"Jangan komentar. Oh iya, nanti malam temui aku."

"Ok." Dan jaemin langsung mematikan ponselnya begitu saja tanpa perduli mau sekesal apa jeno padanya. Lagian sekarang hatinya sangat berbunga-bunga sekali. Dan dia tak ingin membuang waktu lebih lama di toilet, dia ingin memandangi wajah yang sangat cantik dan menggemaskan milik takdirnya itu.




Ceklek.

Renjun lantas melihat kearah pintu toilet dimana jaemin keluar dengan wajah yang lebih segar. Lalu diapun mendekat pada renjun dan menatapnya. Membuat renjun memerah dan mengalihkan pandangannya dari jaemin.

"Kau mengalihkan pandanganmu dariku bukan?"

"Anio"

"Tapi sepertinya memang begitu."

"Tidak."

"Iya."

"Issss, sudahku bilang tidak." Kesal renjun. Jaemin langsung mencubit pelan kedua pipi chubby itu dan itu membuat renjun semakin memerah seketika.

"Kau sangat menggemaskan." Ucap jaemin tersenyum.

"Lwepwas." Ucap renjun susah payah.

"Kau sangat menggemaskan. Dan kau sangat merah, apa kau sakit lagi?" Renjun lantas melepaskan tangan jaemin dari pipinya lalu diapun berbalik dan tidur memunggungi jaemin karena sangat malu sedangkan jaemin hanya tersenyum sembari mengelus kepala renjun.

"Tidurlah sebentar lagi, saat infusnya habis aku akan mengantarmu pulang." Ucap jaemin sedangkan renjun hanya diam tak membalas dan memejamkan matanya saja. Jaemin lantas berdiri dan mengecup kepala renjun. Renjun sebenarnya tau hanya saja kalau dia membuka matanya sekarang maka dia akan sangat malu dan dia tak akan sanggup menatap jaemin karena jantungnya semakin berdebar dengan kencang begitu pula dengan jantung jaemin.





























✡✡✡

Red String of Fated (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang