5

1.3K 167 1
                                    

Renjun baru saja selesai melakukan operasi kecil dan sekarang dia sedang berada di toilet lantai dasar, karena malas untuk naik kelantai dimana ruangannya berada, bahkan hari sudah menunjukkan pukul 22:00kst hingga tak banyak orang berada di toilet itu.

Saat berada di toilet itu, renjun membasuh wajahnya di wastafel dan diapun menatap kelingkingnya dimana benang merah takdir itu terikat.

"Apa dia pria baik? Apa aku harus bicara dengannya?" Monolog renjun lalu diapun merasakan pandangannya kabur dan kepalanya sangat sakit, lalu diapun memegang tepian wastafel itu karena pandangannya benar-benar sangat buram dan kepalanya cukup sakit. Dia berusaha menyentuh pintu keluar toilet itu tapi dia terjatuh hingga dia telentang di lantai toilet itu.

"Akh, kepalaku sangat sakit. Tolong aku, siapapun itu."









Jaemin yang berada di kamarnya tengah melihat pekerjaannya karena tak bisa ke kantor akhirnya dia meminta pada asistennya. Hingga sepintas bayangan muncul dan benang merah takdir itu bergetar kuat, jaemin bahkan merasakan hatinya sangat cemas lalu pergi begitu saja mengikuti nalurinya.

Beberapa menit kemudian diapun sampai di rumah sakit dan bertemu dengan sungchan yang menatap kaget kakak sepupunya itu.

"Hyung! Kau kenapa kemari?"Ucap sungchan bingung. Tapi, jaemin tak menanggapinya dan terus berlari membuat sungchan mengikuti kakak sepupunya itu walaupun menjadi atensi semua orang dia tak perduli asalkan dia bisa menyusul jaemin segera.

Ceklek!

Jaemin kaget melihat soulmatenya telah pingsan di lantai toilet itu dan diapun segera menggendongnya bahkan sungchan juga kaget.

"Dokter Huang? Ayo Hyung bawa ke ugd." Ucap sungchan karena kebetulan dia piket malam ini. Jaemin langsung mengikuti sungchan dengan perasaan kalang kabut pertama kalinya, dan jujur dia sangat takut terjadi sesuatu pada soulmatenya sebelum dia mengenalnya lebih jauh.

Di ugd..

Semua perawat kaget melihat renjun pingsan dan sungchan langsung menyuruh jaemin meletakkan di salah satu bangsal kosong lalu menutup tirai nya dengan jaemin yang hanya menatap renjun tanpa ekspresi padahal dia sangat cemas saat ini. Sungchan melakukan pengobatan terbaik bahkan menyuntikkan beberapa obat yang tak jaemin mengerti sama sekali.

"Apa yang terjadi dengannya?" Ucap jaemin datar setelah sungchan selesai melakukan pengobatan.

"Dia hanya terserang virus dari pasien Hyung, kemarin dia mengoperasi pasien yang ternyata ada virus cukup berbahaya di tubuhnya dan dia terkena darahnya. Tapi, Untung saja kau kemari dan menemukannya tepat waktu jadi, virus itu bisa dikendalikan dan belum sempat menyerang imunnya lebih parah." Ucap sungchan.

"Dia akan baik-baik saja bukan?" Ucap jaemin menatapnya. Sungchan menatap kakak sepupunya yang sangat cemas untuk pertama kalinya dan cukup kagum dengan takdir dari benang merah itu.

"Hmm. Dia akan baik-baik saja hyung, kau pulanglah. Aku akan menjaganya, karena malam ini aku memang piket."

"Tidak perlu, kau bisa berkeliling. Aku akan menjaga takdirku." Ucap jaemin lalu diapun duduk di bangku yang memang tersedia di sebelah bangsal renjun.

"Baiklah, aku tinggal dulu. Kalau terjadi apapun, segera hubungi aku." Ucap sungchan dan jaemin hanya menganggukkan kepalanya saja sedangkan sungchan pergi meninggalkan keduanya. Jaemin menggenggam tangan yang bebas dari infus itu, dan ntah kenapa tangan itu sangat pas di genggamannya. Dan genggaman ini sangat hangat.

"Aku harap kau segera sembuh renjun. Aku ingin mengenalmu lebih jauh, dan memutuskan hubungan kita selanjutnya." Monolog jaemin.




























✡✡✡

Red String of Fated (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang