Its Wedding💚

1.6K 155 6
                                    

Sekarang adalah hari yang sangat ditunggu baik oleh jaemin maupun renjun karena ini adalah hari dimana benang merah takdir mereka akan semakin kuat dan renjun akan menjadi miliknya sepenuhnya. Walaupun terkesan cepat tapi semua persiapan sudah sangat pas bahkan pernikahan itu terkesan sangat mewah sekali dan yang pasti didatangi kolega jaemin juga kolega renjun terutama sahabatnya Haechan. Bahkan orangtua dari sahabatnya juga datang dari Thailand khusus untuk mendatangi pernikahan renjun itu.

Sekarang renjun tengah berada di dalam ruangannya bersama dengan winwin dan taeyong.

"Lihat menantuku sangat cantik win."

"Hmm, anakku benar-benar sangat cantik." Ucap winwin sedangkan renjun hanya menunduk karena malu dengan semua pujian itu.

"Sudah sayang, jangan malu. Lagian mommy mengatakan yang sebenarnya kok, jaemin pasti akan sangat terpesona padamu."

"Makasih mommy." Ucap renjun tersenyum. Dan disaat bersamaan pintu ruangan itu kembali terbuka dan terlihatlah Haechan dan sang ibu.

"Haechan?"

"Ten Hyung/ Ten " Ucap winwin dan taeyong bersamaan.

"Selamat untuk pernikahan anak kalian. Gak nyangka ternyata takdir dari benang merah itu anaknya taeyong Hyung." Ucap ten tersenyum.

"Kami juga tak menyangka ten." Ucap taeyong.

"Selamat injunie." Ucap Haechan memeluk renjun dan renjun membalas pelukan sahabatnya itu.

"Doakan aku segera bisa melihat benang merah takdirku." Bisik Haechan.

"Hmm, aku akan mendoakanmu. Selalu." Ucap renjun tersenyum.








Sementara itu di luar ruangan terlihat jaemin menyapa para tamu undangan yang datang dengan wajah datarnya tapi syarat akan kebahagiaan. Dia juga ditemani oleh jeno dan sungchan disisinya.

"Aku iri padamu jaem."

"Maksudmu?"datar jaemin.

"Aku yang berharap dapat melihat benang merah takdir itu, tapi kau malah duluan dan akan menikah. Aku benar-benar ingin segera melihat benang merah takdir itu." Ucap jeno.

"Sabar saja hyung, aku yakin tak lama lagi juga kau akan bisa melihatnya dan menemukannya. Semua hanya masalah waktu." Ucap sungchan mengelus bahu jeno.

"Sudahlah, kau tak cocok merengek seperti itu jen." Ucap jaemin datar lalu diapun pergi menghampiri tamu yang lainnya sebelum acara pengucapan janji suci diucapkan.








Beberapa menit kemudian, acara pengucapan janji suci akan dilakukan dan terlihat jaemin yang telah menunggu sang pengantin di altar.

Ceklek.

Semua tamu dan kamera wartawan benar-benar menyorot kearah renjun yang terlihat sangat cantik bahkan jaemin saja tak bisa mengalihkan pandangannya dari renjun sama sekali. Saking cantiknya pengantinnya itu. Yuta berjalan secara perlahan dengan membawa renjun yang tersenyum sangat manis sekali hingga dia semakin terlihat cantik.

"Saya serahkan padamu jaemin. Jangan pernah menyakiti anak saya, dan jangan pernah mengecewakan kepercayaan saya." Ucap yuta memberikan tangan renjun agar di genggam oleh orang yang akan menjadi suaminya beberapa menit lagi.

"Saya tidak akan membuat anak baba menangis dan membuat baba kecewa, saya janji." Ucap jaemin datar dan keduanya langsung berhadapan dengan pendeta dan yuta kembali ke tempat duduknya dengan tangis bahagia karena melihat anak sematawayang nya akan bahagia setelah ini.

"Silahkan ucapkan janjinya."

"Saya Na Jaemin mengambil engkau Huang Renjun sebagai istri saya untuk menemani saya baik dalam keadaan sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, dan saling mencintai sampai akhir hayat hingga waktu yang memisahkan kita." Ucap jaemin sembari tersenyum menatap renjun.

"Saya Huang Renjun, mengambil engkau sebagai suami saya untuk menemani saya baik dalam keadaan sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, dan saling mencintai sampai akhir hayat hingga waktu yang memisahkan kita." Ucap renjun tesenyum manis. Sangat manis dan sangat cantik hingga jaemin tak ingin mengalihkan tatapannya sama sekali.

"Kalian sudah sah menjadi sepasang suami-istri. Silahkan pasangkan cincinnya." Jaemin lantas memasangkan cincin itu lebih dulu pada renjun begitu pula sebaliknya.

"Silahkan cium pengantin mu"  jaemin lantas menarik pinggang renjun dan tersenyum manis pada istrinya itu.

"Selamat datang Na Renjun." Ucap jaemin yang hanya bisa di dengar oleh mereka berdua. Renjun tersenyum dan menerima ciuman lembut dari suaminya itu dengan perasaan bahagia satu sama lainnya dan iringan tepuk tangan dari para tamu.





















Omake:

Haechan sekarang tengah berada di balkon ruangan acara, dia sangat bahagia untuk sahabatnya itu. Hanya saja dia masih ingin segera dapat melihat benang merah takdir mengikat kelingkingnya. Disaat bersamaan jeno mendekat dan berdiri di sebelahnya.

"Ternyata kau orangnya?" Haechan melihat kearah jeno dengan tatapan bingung dan jeno memberikan kode untuk melihat tangannya sendiri. Haechan benar-benar sangat kaget dengan apa yang dia lihat itu, karena sekarang benang merah takdir itu mengikat kelingkingnya dan sisi lainnya mengikat kelingking jeno.

"Aku Lee jeno. Semoga kau mau saling mengenal denganku." Ucap jeno dan Haechan hanya diam sembari tersenyum begitu saja.

"Renjun aku mendapatkan kebahagiaanku dihari pernikahanmu. Hyung ku benar renjun." Batin Haechan.





































Real end.

Red String of Fated (jaemren)END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang