Are We in Love?

5 0 0
                                    

ARE WE IN LOVE?

I never thought we'd end up here

You're always my favorite

Our memories stay forever classic

In a disc

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

*

Draf:

12 February 2023

Was written in 2022

***

Setelah kelas 7.2 mengakhiri mata pelajaran Komputer di suatu pagi menjelang siang yang cerah, Aku, Ayu, dan Indri berada di kantin sekolah yang kala itu tak sepadat biasanya. Teman-teman ku yang lain lebih dulu pergi ke rumah Citra.

Bersenda gurau sambil menunggu yang lain membeli jajanan, tiba-tiba seseorang menyingkap gelas plastik berisi es teh yang sedang kupegang hingga tumpah mengenai wajah dan bajuku. Seisi kantin yang didominasi oleh anak-anak kelas 8 itu seketika hening. Semua mata tertuju padaku, aku tahu itu. Ku lihat di hadapan ku adalah Kak Desi. Aku mengenalnya karena dia salah satu anggota Marching Band.

"Kak Eci?" Semua orang biasa memanggilnya Eci.

"Tutup mulut busuk lo!" Teriaknya tiba-tiba memarahi ku. Kantin yang tadinya penuh canda tawa dan terasa hangat berubah menjadi dingin, bahkan Ayu dan Indri pun tidak berani mendekat. "Munafik!" Katanya singkat kemudian berlalu.

Ayu dan Indri menghampiri dan menanyakan keadaanku. Aku masih berdiri terheran menatap kepergian Ka Desi.

"Gila ya tuh Kakak kelas, ga jelas banget! Apa coba maksudnya?" Kami bertiga berada di kamar mandi sekolah, tidak jadi ke rumah Citra. Ayu membantuku membersihkan bajuku yang terkena tumpahan teh.

Betul apa kata Indri, kejadian tadi benar-benar diluar prediksi BMKG. Aku mencoba mengingat-ngingat apa aku punya salah dengannya? Apa aku pernah salah bicara? Apa aku menyakiti perasaannya? Aku tidak paham semua ini.

"Lo punya masalah sama tuh kakak kelas Kai?" Indri bertanya.

"Engga. Tapi, kalian ga usah bilang-bilang yang lain yaa. Ntar bilang aja kita makan bakso yang di deket sekolah, gitu." Kalau yang lain tau soal ini, mereka pasti marah besar, terlebih Bunga. Mereka hanya mengangguk paham maksud ku.

***

Di hari latihan, aku datang seperti biasa, ku lihat kak Desi sudah di posisinya. Aku tidak mau ambil pusing kejadian kala itu dan mencoba melupakannya dengan terus latihan tanpa jeda hingga tidak sadar kalau sudah saatnya istirahat.

Seperti biasa Aku dan yang lain pergi jajan. Hari ini aku hanya membeli segelas es jeruk. Aku dan teman-teman seangkatan ku duduk di lorong sambil bersenda gurau. Semua berhenti tertawa saat kak Desi menendang minuman ku hingga tumpah.

Are We in Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang