27

16.5K 1.1K 24
                                    

Tidur satu ranjang, bahkan satu selimut adalah hal menyenangkan bagi Abyan.

Apalagi saat Arsen memeluk nya, ia sangat suka Arsen yang ini.

Apa Abyan boleh percaya pada Arsen? Apa ia benar-benar harus melabuhkan diri nya pada pelukan Arsen.

Apa yang dikatakan Arsen benar, bahwa kepercayaan adalah hal utama dalam suatu hubungan.

Abyan balik memeluk Arsen yang sudah terlelap, ia mengeratkan pelukan nya.

"Jangan buat aku kecewa." lirih nya sebelum menutup mata.

____________

"Aby!"

Abyan terus mengumpat dalam hati, karena pagi-pagi sekali keluarga nya datang, itu sungguh mengganggu ketenangan tidur nya.

Padahal ia masih menikmati kehangatan Arsen, ah, sungguh menyebalkan bagi nya.

"Kenapa Mama harus berteriak." ucap Abyan sebal, ia menghampiri Gresyia yang tengah duduk di ruang santai.

"Hey, ada apa dengan wajah merengut ini, kau tak suka Mama, Papa, dan Kakek mu berkunjung?" Gresyia berucap heboh.

"Ya, kalian mengganggu tidur ku." ucap Abyan blak-blakan.

"Kau jadi pemalas setelah menikah." celetuk sang Kakek.

Abyan merotasikan matanya, ia sebal.

"Aku bukan pemalas tapi aku sedang malas-malasan hari ini, ini hari libur, aku ingin menghabiskan waktu ku dengan Arsen." ucap Abyan.

"Kau menyakiti hati mungil kami." ucap Alandra dengan nada merengek, Abyan yang mendengar nya merasa jijik.

Ia menghembuskan napas nya. "Maaf, aku tak sopan, aku hanya ingin berkata jujur." ucap Abyan.

"Aku sangat senang kalian datang, dan ya aku akan membangunkan Arsen." ucap Abyan, lalu melangkah pergi ke kamar nya lagi.

"Ya bangunkan dia, kita harus quality time sebagai pria!" teriak Kakek menggema, yang di sahuti oleh kekehan ringan dari Alandra dan Gresyia.

Abyan berjalan gontai malas sebenarnya, namun ia juga senang rumah yang biasa nya di isi oleh maid dan diri nya, kini heboh dengan ada keluarga nya.

"Ayo, bangun!" Abyan menggoyang-goyang kan tubuh Arsen.

"Lima menit lagi." ucap Arsen, dengan suara serak khas bangun tidur.

"Cepat bangun, mertua mu ada di bawah, apa kau ingin mempermalukan diri mu sendiri." celoteh Abyan.

Arsen mendudukan diri nya, ia diam beberapa menit mengumpulkan kesadaran nya.

"Bahkan ada Kakek di bawah." ucap Abyan.

"Ini masih pagi sekali." ucap Arsen malas.

"Baiklah, tidur saja jika kau mau di anggap menantu pemalas." cetus Abyan.

Arsen mengucek matanya, kini kesadaran nya telah penuh, ia bangkit dan segera masuk ke kamar mandi.

Abyan mendengus, ia kembali menemui keluarga nya.

Di dapur ibu nya sudah heboh dengan para maid, sedangkan Kakek dan Papa nya asik berbincang hingga suara nya sangat berisik, apalagi tawa mereka yang menggelegar.

"Kau belum mandi Aby?" tanya Kakek.

"Malas." sahut Abyan lalu duduk di samping Papa nya.

"Bagaimana bisa Arsen bertahan dengan pasangan jorok seperti mu." celetuk Papa.

LUKA [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang