OLT 17

1.8K 176 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Takdir

Apa kalian percaya dengan takdir?

Jeongwoo jelas percaya jika takdir itu benar adanya.
Dan takdir yang Jeongwoo jalani adalah jalan terbaik menurut tuhan untuk dirinya.
Melewati begitu banyak rintangan untuk sampai di titik ini, Jeongwoo mampu melaluinya dengan tegar walaupun ia sempat terpuruk dan depresi namun benar jika tuhan tidak akan memberi cobaan melebihi kemampuan umatnya.

Jeongwoo tersenyum puas melihat puluhan kue jahe telah matang di panggangan, si manis mengusap peluh yang menetes membasahi pelipisnya. Dengan hati-hati mengangkat loyang panas itu dan meletakkannya di meja.
Jeongwoo melirik ke arah sang putri di depan televisi sedang tertidur nyenyak di karpet bulu kesukaannya.

"Kurang 125 kue untuk hari ini." Ucapnya pelan, pasalnya orderan kue jahe melonjak saat mendekati hari raya natal, banyak orang memesan kue yang identik dengan natal itu sebagai buah tangan atau cemilan. Jeongwoo senang namun di saat bersamaan dia kewalahan, 250 kue dalam satu hari dengan keterbatasan alat namun Jeongwoo menyanggupi karena apa? Dia butuh uang untuk menyambung hidup apalagi jarang ada pesanan membeludak seperti ini.

Tak berselang lama si bayi yang semula tertidur nyenyak terbangun, entah karena apa Eunseo menangis begitu keras membuat Jeongwoo bergegas untuk menimang putrinya itu.

"Sttt anak buna mimpi buruk ya?," Jeongwoo mengangkat tubuh gempal Eunseo dan menepuk pantanya pelan.
"Iyaa tidak apa,, sttt lapar ya nak?" Eunseo tidak menjawab tentu karena dia masih bayi enam bulan dan hanya bisa menangis begitu keras untuk mengucapkan apa yang dirasanya seolah tak puas digendong sang ibu, Jeongwoo paham dan segera memberi si bayi susu hingga mata bulat yang semula berlinang air mata tergantikan dengan mata bulat yang menatapnya dalam sembari menyedot susu rakus bayi satu ini memang maniak susu.

Jeongwoo terkekeh mengambil gendongan untuk menggendong Eunseo sembari membuat kue pesanan yang harus jadi hari ini. Eunseo diam karena kenyang sesekali mengoceh tidak jelas dan memukul dada Jeongwoo air liur menetes saat bayi gempal itu memasukkan tangannya ke dalam mulut.

Beginilah resiko jika mempunyai bayi dan harus mengurusnya sendiri, Jeongwoo tidak akan mengeluh walaupun pinggangnya sakit akibat menggendong bayi berbobot Hampir sepuluh kilo. Ia dituntut lincah ketika harus membuat adonan mencetak memanggang dan mengemas kue jahe yang dibuat.

Semua dilakukan Jeongwoo dengan senang hati, sesekali menyanyikan lagu anak-anak untuk menghibur Eunseo, membuat bayi itu tertawa terbahak-bahak khas bayi pada umumnya. Tanpa sadar tawa Eunseo lah yang membuat lelah Jeongwoo menghilang diganti dengan rasa bahagia.

Hingga suara bel terdengar dan datang tamu, Jake Shim seorang lelaki blasteran yang menjadi sahabat Jeongwoo dari awal dia tinggal di paris lelaki yang lebih tua dari Jeongwoo itulah satu-satunya orang yang menjadi teman sahabat bahkan suami dadakan untuk Jeongwoo, padahal dia kaya namun hidupnya begitu bebas akibat pergaulan yang begitu bebas tapi dibalik itu Jake seorang yang baik dan ramah.

one last time [HJW]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang