OLT 22

1.9K 143 4
                                    

Setelah semua tangis yang begitu memilukan mereka akhirnya tertidur bersama, kelelahan karena saling mengutarakan cerita masing-masing, Jeongwoo berakhir terbangun ketika teringat Eunseo masih diluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah semua tangis yang begitu memilukan mereka akhirnya tertidur bersama, kelelahan karena saling mengutarakan cerita masing-masing, Jeongwoo berakhir terbangun ketika teringat Eunseo masih diluar. ia menggendong sang bayi untuk dipindahkan agar tertidur di samping Haruto.

Jeongwoo masih tidak bisa berfikir Haruto mendapatkan balasan atas semua dukanya. Si manis tidak mengira setelah ia pergi Haruto akan berakhir kacau seperti ini, ia menerawang jauh lalu beranjak.

Menekan ponsel pintarnya untuk menghubungi seseorang, seseorang yang telah memberikan bantuan kepada Jeongwoo.

"Hallo Jeongwoo apa kabar?
Kau sudah bertemu Haruto?"

"Jay kau berjanji untuk menutupi keberadaan ku kenapa kau ingkar?."

"Oh ya aku minta maaf karena sudah ingkar janji." Jeongwoo menghela nafas panjang, dia tau siapa yang memberi tahu Haruto dimana dirinya berada. Jay adalah satu-satunya orang yang tau keberadaan Jeongwoo.
"Biar aku tebak kalian sudah bicarakan?".

Jeongwoo bergumam meng iya kan.

"Baguslah, kalian memang harus menyelesaikan permasalah ini. Si Watanabe itu pasti meraung-raung dan menangis kan?"

"Bagaimana kau bisa tau?"

"Hahaha,,.. dia juga melakukan hal itu kepadaku. Haruto bahkan bersujud untuk meminta pertolongan agar aku mau buka mulut. Ah kau seharusnya merekam bagaimana ekspresi Haruto saat itu."
Jeongwoo menggeleng pusing, Jay semakin gila jika dipikir-pikir. Suka sekali melihat Haruto tersiksa.

"Jeongwoo maafkan aku ya, aku sudah berusaha menutupi keberadaan mu namun Haruto akan mati jika aku terus menyembunyikan mu. Dia akan hancur jika terus dibiarkan mencarimu sendiri."

"Tak masalah Jay, aku tahu Haruto kacau dan hampir gila."

"Aduh maaf Woo, aku ada rapat sepuluh menit lagi." Jeongwoo mengangguk dan mematikan panggilan. Ia tersenyum hangat karena Haruto sangat berusaha keras mencarinya.
Si manis salah tingkah bahkan terkikik geli.

Namun hanya satu ketakutan terbesar Jeongwoo yang masih terbayang di benak si manis.

Nyonya Watanabe.

Pikiran buruk terus memenuhi otak Jeongwoo ketika nama itu terlintas.

Jeongwoo merasakan seseorang memeluk tubuh nya dari belakang, dua tangan asing melingkar di perutnya dan menyandarkan kepala di bahu Jeongwoo. Si manis menoleh.

"Haruto, sejak kapan..."

"Sejak kau dan Jay membicarakan ku." Jeongwoo terkekeh.

"Maaf ya?" Si dominan menggeleng,
"Masih pusing?"
Haruto mengangguk

"Aku pusing memikirkan barang-barang ku yang hilang, bagaimana cara ku untuk bertahan hidup di sini?" Jeongwoo mengerutkan kening.
"Aku dirampok saat kembali untuk mencarimu Jeongwoo-yaa." Si manis menutup mulutnya terkejut, ia sontak melepas pelukannya dengan Haruto memeriksa tubuh yang lebih tinggi cemas.

one last time [HJW]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang