OLT 24

2K 142 2
                                    

Happy reading Say sorry for typo ✊😇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading
Say sorry for typo ✊😇

Sore hari yang begitu cerah langit berubah menjadi jingga dan matahari mulai terbenam, Haruto menggandeng tangan Jeongwoo sedangkan tangan lain menenteng sebuah paper bag berisi bahan pangan tak tertinggal Eunseo di gendong nya. Mereka tertawa bersama berjalan di trotoar jalan menuju ke apartemen si manis setelah membeli beberapa bahan makanan di swalayan terdekat.

Beberapa orang menatap ke arah mereka, lalu tersenyum karena lucu melihat Eunseo mengoceh terus.

"Tidak berat? Biar aku bantu untuk membawa belanjaan." Haruto menggeleng walaupun diakui dia pegal namun kapan lagi dia bisa bertindak gentle begini? Ini tidak boleh dilewatkan.

"Tidak ini ringan, kau tenang saja. Iya kan princess?"

"Mamamamaam... Eung? Daaa diiy!" Jeongwoo menggeleng tautan tangan mereka mengerat sesekali Haruto mencium punggung tangan Jeongwoo.

Si manis tersipu.

Saat sampai di apartemen Jeongwoo, si dominan memilih meletakkan belanjaan di dapur lalu menatanya di kulkas. Sedangkan Jeongwoo mengganti popok Eunseo.

Setelah selesai menata sayuran dan buah Haruto mendatangi Jeongwoo yang sedang bercanda dengan Eunseo.

Bayi itu diberi sebuah mainan baru, hadiah dari Haruto beberapa hari yang lalu.

Jeongwoo melihat Eunseo sangat antusias ketika Haruto datang, mereka bertiga duduk di atas karpet bulu depan televisi.

"Putri daddy,.." Eunseo tertawa saat perutnya dicium habis-habisan oleh ayahnya.

"Ndaa hihihi mbu naa!!" Si manis tertawa ketika Eunseo meminta pertolongan namun si manis enggan.

"Eunseo ngomong ke daddy dong." Si bayi masih tertawa.

"Diiyy daa dyii..." Haruto berhenti lalu tertawa ketika Eunseo menyebutnya.

"Kenapa hm? Geli daddy cium?"

"Iya dad, Eunseo geli." Jawab Jeongwoo dengan aksen anak kecil membuat Haruto tertawa lantas mencium bibir si manis singkat.

"Haru!!!"

"Mamam!!"

"Hahahaha iya maaf." Hei memerah, walaupun sudah ehem sering dicium tapi tindakan barusan cukup tiba-tiba dan membuat hati Jeongwoo dapat meledak kapan saja.

"Kamu cantik." Celetuk Haruto tiba-tiba dan tentu si manis mendengus.
"Tidak heran putri kita secantik ini, ibunya seperti peri."

one last time [HJW]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang