.
.
Jeongwoo berjalan tertatih di lorong rumah sakit dengan baju tertutup rapat, menyembunyikan bekas kemerahan di lehernya ia tampak tidak nyaman dilihat pengunjung lain yang berpapasan dengan nya.
Saat sampai di ruang inap ayahnya, di saat yang bersamaan suster Kim keluar dengan raut wajah cemas seperti ketakutan sembari memegangi ponselnya.
Jeongwoo berjalan menghampirinya.
"Suster Kim, aku,... Aku sudah mendapatkan uang itu." Tanpa bersuara saat menyadari Jeongwoo disini suster kim memeluknya erat.
"Kau dari mana saja nak, aku menghubungi mu dari tadi! Beruntung lah kau datang di saat yang tepat nak, temui ayahmu waktunya tidak banyak lagi." Jeongwoo membeku di tempat, kaku menjalar ke seluruh tubuh nya. Kenapa suster Kim berbicara demikian? Apa maksudnya?
"Kuatkan hatimu, ini yang terbaik untuknya." Suster Kim melepas pelukannya dan menggenggam tangan dingin Jeongwoo."Sus?,... Jangan bilang jika ayah...?" Suster kim meneteskan air mata melihat keterkejutan Jeongwoo.
Jeongwoo menggeleng kencang, panik dan tidak terima atas ucapan suster Kim ia akan memastikan ayahnya baik-baik saja."Dokter menyerah nak, ayahmu sudah memikul kesakitan terlalu lama." Jeongwoo tidak menjawab, segera ia masuk tanpa menjawab suster Kim, hati kecilnya bergemuruh ngilu.
Masuk ke ruangan sang ayah, Jeongwoo terdiam melihat ayahnya yang sadar menatap langit-langitnya kamar inap dengan nafas putus-putus.
Menggumamkan namanya pelan, ayahnya sadar saat Jeongwoo datang lantas tersenyum lebar.Jeongwoo berjalan pelan menghampiri sang ayah, tertatih-tatih dan tubuhnya limbung di samping ranjang ayahnya.
"A-ayah..." Lirih Jeongwoo putus asa.
Suster Kim segera menghampiri Jeongwoo agar kuat menopang tubuhnya namun si manis sudah tidak berdaya melihat keadaan satu-satu nya keluarga yang ia miliki terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
"Ayah... Bertahan ya, dokter akan segera datang. Suster Kim tolong panggil dokter, ayahku kesakitan."
"Jeongwoo."
"Panggilkan dokter sus?!! Ayahku sedang sekarat, dia butuh dokter!"
Jeongwoo membentak keras, diiringi air mata, Jeongwoo mendongak merasakan sapuan di pipinya itu tangan ayahnya yang dingin lebih dingin dari biasanya tangan kurus dengan infus yang menempel di punggung tangannya, Jeongwoo meraih tangan sang ayah. Menggenggam nya erat.
"Nak,... Uhukk!!... Ja- jaga dirimu ya?" Jeongwoo menggeleng pelan, bagai di tikam pisau hatinya sakit sekali.
"Tidak ayah,... Dokter akan datang sebentar lagi, ayah akan sembuh." Ucap Jeongwoo tergagap.
"Ayah bertahanlah, bertahan untuk Jeongwoo. Jeongwoo sendirian ayah, ayah akan sembuh Jeongwoo sudah mendapatkan uang untuk operasi ayah. Tolong bertahan sebentar lagi ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
one last time [HJW]✔️
Fiksi Penggemar[END] Hajeongwoo ❗❗❗ "Kisah tentang Haruto yang kecewa dan Jeongwoo yang terluka" This is boys love Jika tidak nyaman tekan tombol kembali. Start 26 April 2022 Finis 4 February 2023