2.

424 22 0
                                    

Author pov.

Dari arah tangga terlihat lalisa yang sedang turun perlahan. Mendengar langkah kaki turun dari tangga. Kedua orang tuanya yang sedang mengobrol di sofa pun menoleh. Melihat siapa yang turun dari tangga.

" anak daddy sini, duduk depan mommy sama daddy " ujar tuan manoban kepada sang anak.Lalisa pun menuruti kedua orang untuk duduk di sofa depan orang tuanya.

" ada apanih dad, mom kok lalisa harus dipanggil segala, biasanya kalo mau bilang sesuatu tinggal ngomong" tanya lalisa heran.

" iya daddy kamu mau ngomong sesuatu yang penting sama kamu " ujar nyonya manoban." jadi kapan kamu siap buat operasi nak? " tanya tuan manoban.

"Hmm, gimana ya dad sebenernya tuh lisa belum siap buat operasi itu" jawab lisa gusar."Lagi pula lisa masih kelas 11 dad " tambah lisa

" kalau kamu nunggu siap, kamu ngga bakal siap. Operasi itu juga berperan besar dalam kelangsungan hidupmu " ujar tuan manoban meyakinkan anaknya.

" nanti dulu ya dad, mommy please bantu lisa " ujar lisa dengan puppy eyesnya.

" ya sudahlah yeobo, tunggu anak kita siap saja" bujuk nyonya manoban.Mendengar ucapan sang istri, tuan manoban pun menghela nafas panjang.

"ga ada, semester depan kmu harus jalanin operasi ini, ga ada bantahan" putus tuan manoban kepada anaknya tersebut.

"Sana kembali ke teman temanmu, mereka pasti menunggumu sweetheart " ujar nyonya manoban.

"Hmm iya dad, lisa akan "jawab lisa dengan lesu.

"Oh iya mom dad temen temen pada mau nginep katanya "ujar lalisa.

meskipun permintaannya untuk menunda operasi tersebut ditolak oleh orang tuanya, lisa berusaha untuk menjaga moodnya di depan orang tuanya.

" yasudah kalau kamarmu tidak cukup di kamar tamu masi banyak " ujar tuan manoban kepada anaknya.

" siap daddy and mommy lalisa kembali ke teman teman dulu "

Lalisa kembali ke kamarnya menemui kembali teman temannya.

****

Lalisa pov.

Setelah obrolan singkat ku dengan mommy dan daddy yang menanyakan kesiapanku untuk melalukan operasi. aku kembali ke dalam kamar menemui teman temanku.

Tentang operasi itu, aku belum siap karena jujur aku takut dengan ruang operasi. Ditambah aku harus di suntik dengan beberapa obat nantinya apalagi ini adalah operasi penyempurnaan bentuk alat vitalku, oh God membayangkannya saja aku tidak sanggup.

" hehh bangsat matras kasur gue kok udah ilang aja spreinya " ujarku ngegas kepada mereka.Sebenarnya sudah tidak heran, jika mereka menginap di sini pasti tujuan mereka adalah mengacaukan isi kamarku. Bajingan emang

"Hehehe sorry liss abisnya nyaman banget di kamar lo " jawab wendy dengan kekehan.

"Elah Nyaman sih nyaman, tapi ngga harus ngerusak juga dong" jawabku sewot." buat apaansi kamar rapi rapi tuhh? Enakan gini berantakan jadi estetik gitu" ujar roseanne enteng.

"Pala bapak kau estetik, berantakan ya berantakan ajaa njing !!" jawabku ngegas.

"Lo pada beresin kekacauan ini atau gue bakal seret kalian keluar dari sini " tegasku pada mereka.Hahah kalau udah gini mereka pada ciut. mendengar keseriusan nada bicaraku sontak mereka langsung dengan cepat membersihkan semua kegaduhan yang mereka buat.Sekitar 15 menit pun akhirnya kamarku menjadi rapi kembali.

"Dah rapi tuh rapi lagi noh kamar lo" ujar seulgi." si paling rapi memang beda yee" tambah bam bam.

"Udahh sana huss husss...., boss besar mau tidur dulu capek banget gue " ujarku mengusir teman temanku agar keluar kamar.

Our Love [JENLISA] -SLOW UPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang