•••
Khao tidak melihat Ibu dan ayah tirinya di rumah, mungkin mereka sedang menghabiskan waktu berdua. Jika kerja sangatlah tidak mungkin karena ini hari libur.
Dia pergi ke kamarnya menyimpan barang bawaannya. Kemudian dia menjatuhkan dirinya ke tempat tidur. Tidak lelah, hanya saja dia butuh istirahat sedikit.
Khao melihat kearah langit langit kamarnya. Senyumnya tiba tiba terukir saat wajah First terlintas dalam benaknya.
Namun wajah yang terlukis di pikiran Khao itu hilang seketika saat Prom datang ke kamarnya.
"Bang Khao ngapain senyum senyum sendiri?" Tanya Prom. Iya dia melihat Khao sedang tersenyum dengan langit langit kamarnya.
Khao bangun dan melihat Prom, "Gue? Engga ah."
Prom menghampiri Khao dan duduk di sebelahnya, "Gimana kemahnya, seru?"
Khao kembali merebahkan tubuhnya, "Lumayan."
"Oh iya, Abang pasti capek, makan dulu bang," Prom cukup mengkhawatirkan kondisi kakaknya.
Khao menggeleng, "Abang udah makan."
Prom kini merebahkan tubuhnya juga di sebelah Khao, "Kapan? Kan baru pulang."
"Di rumah First tadi."
Prom sedikit terkejut, tumben sekali.
Prom beralih menatap Khao, "Kok bisa?"
"Bisa," jawab Khao singkat.
Prom tersenyum jahil, sepertinya boleh sekali kali menggoda sang Kakak. "Siapa ya yang dulu bilang gini, 'Prom Abang gak suka liat cowo itu!' terus marah marah ke Prom gara gara nyuruh bang First ke sini."
Khao mengakui jika memang dirinya dulu meminta Prom untuk menjauhkan First dari dirinya. Mungkin Karma itu nyata.
"Gue," jawab Khao.
"Mau Prom bantuin buat deket sama bang First gak?" Prom terkekeh, kakaknya tetap saja dingin.
Khao menggeleng, "Gak."
"Bang First itu suka sama Abang kayaknya, jadi Abang gampang buat deketinnya."
Khao mengangguk, "Tau."
Singkat sekali jawaban sang kakak ini. Dan reaksinya biasa saja, datar. Oh Prom, kau memiliki kakak yang cukup misterius, bukan, lebih tepatnya aneh.
Prom bangun dan beranjak dari tempat tidur itu, "Kayaknya Prom gak dibutuhin disini."
Khao menarik tangan Prom. Kini Prom kembali terbaring di sebelah Khao, tapi kali ini tubuhnya di peluk erat oleh sang kakak. Khao sangat gemas sekali pada Adiknya ini, rasanya dia ingin sekali mencubit dengan kencang pipi Prom.
Adik yang menggemaskan kakak yang menyebalkan, itulah mereka.
•••
Setelah First membersihkan tubuhnya, dia pergi ke kamarnya untuk membereskan ruangan yang sedikit berantakan itu.
Sepertinya ruangan itu sudah rapi. First duduk di meja belajarnya sembari melanjutkan membaca novel yang belum sempat ia selesaikan karena Khao mengganggunya saat di perkemahan.
Namun saat melihat buku itu, tiba tiba First teringat kejadian di bawah pohon itu. Dimana Khao menciumnya untuk yang kedua kali.
Dengan spontan, First memegang bibirnya. "Khao lo gila sumpah! Lo kayak gitu bikin gue makin cinta sama lo tau gak! Tapi gue gengsi!"
Bukan karena Khao menciumnya, tapi karena kata kata Khao yang seolah memberi harapan pada First lah yang membuat First semakin jatuh cinta padanya.
First memegang kepalanya, "Hey First!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERACTION | KHAOFIRST
Fanfiction"Jadi gimana perasaan lo?" "..." WARNING: •BXB• •Mengandung unsur kekerasan, umpatan, dll•