Hay Hay
••••
Hujan sudah reda, namun sayangnya acara api unggun sepertinya tidak akan terjadi. Ini sudah malam, bagaimana mereka mencari ranting dan kayu jika sudah malam seperti ini.Namun saat mereka keluar dari tenda, sudah tertumpuk kayu bakar kering. Rupanya para alumni sudah mempersiapkannya dari rumah untuk jaga jaga kejadian seperti ini akan terjadi. Dan benar saja hujan mengguyur perkemahan begitu saja.
"Acara akan tetap dilaksanakan jangan khawatir, ayo kita bersenang senang malam ini, saling kenal satu sama lain," kata Kak Joss.
Para alumni menyusun kembali kayu bakar itu. Dirasa sudah tertumpuk dengan rapi, para alumni segera membakar kayu tersebut.
Acara api unggun yang cukup mengesankan bagi para calon alumni. Angkatan tahun kemarin tidak ada acara acara semacam ini.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 21.30, saking menikmatinya acara dan menghangatkan diri di depan api unggun mereka lupa waktu. Api semakin mengecil.
"Ada yang ingin bernyanyi? Atau menari? Untuk hiburan penutup sebelum kita tidur?" Tanya Kak Lee.
"Khao, minat gak?" Tanya Pawat.
Khao menggeleng, "Gak dulu deh wat, lu aja sana."
"Tidak ada kah?" Tanya Kak Lee lagi.
Salah satu siswa maju ke depan, ia akan menyumbangkan suara nya. Lumayan daripada tidak ada yang menyumbang untuk acara penutup kali ini.
"Beri tepuk tangan semuanya," Suruh Kak Joss.
Riuh tepuk tangan terdengar. Siswa tadi mulai bernyanyi sembari memainkan gitar yang di bawanya dari rumah.
"Selama ini ribuan hari ku dekat denganmu"
"Lewati berbagai hal ku ada di sisimu.."
Siswa itu mengalunkan nada yang membuat hampir seluruh partisipan terhanyut di dalamnya. Di tambah suaranya yang sangat merdu.
"Tanpa kau tahu perasaanku padamu.."
"Sendiri ku berharap..."
"Memberi kasih walau tak kembali.."
Lirik tersebut sepertinya sangat related dengan perasaan seseorang saat ini. Siapa lagi jika bukan First, saat lirik tersebut di nyanyikan, matanya langsung menatap sosok bernama Khao.
First tidak memberi kasihnya, namun ia memang berharap jika Khao menjadi miliknya. Tapi anehnya setelah Khao berniat untuk mendekatinya, perasaannya sirna begitu saja. Mungkin saja First lelah jika hanya dia saja yang berusaha.
"Win," Panggil Bright.
"Iya?" Jawab Win.
"Kok lama lama gue nyaman ya sama lo, kenapa kita gak serius aja win?" Kata Bright sembari menikmati suasana.
Win tertawa kecil, "Liat nanti, Bai, soalnya gue belum nyaman sama lo."
"Jangan lama lama win, buruan suka sama gue," Bright terkekeh dan mulai memandang wajahnya.
Benar, lama kelamaan mereka pasti akan merasakan kenyamanan satu sama lain.
Sementara Nanon dan Pawat mereka tak ada habis habisnya berdebat. Satu hati saja Nanon baik terhadap Pawat, tapi rasanya tidak mungkin.
"Denger tuh, Non lagunya, gue banget tuh," Kata Pawat yang sedang berusaha duduk dengan Nanon, tapi Nanon selalu menggeser tempat duduknya.
"Ya itu lo bukan gue, kenapa curhat ke gue?" jawab Nanon ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERACTION | KHAOFIRST
Fanfiction"Jadi gimana perasaan lo?" "..." WARNING: •BXB• •Mengandung unsur kekerasan, umpatan, dll•