11. Pacar Gua

1.1K 139 10
                                    

Hay Hay

•••

"Siapa?" Bright yang baru datang dari arah pintu masuk langsung membuka suaranya. Sebenci bencinya dia pada Khao, benar kata Pawat, Khao adalah teman dekatnya dan akan seperti itu.

Khao yang tengah berbaring menoleh ke arah sumber suara. Win masih ada di sana, hanya saja dia sedang di kantin untuk mengisi perutnya yang kosong.

"Win mana ?" Nanon mencari ke setiap sudut ruangan, tidak ada temannya di sana.

"Kantin," jawab Khao.

Bright dan Pawat duduk di tepian brankar. Bright mengangkat baju Khao hanya untuk melihat seberapa parah luka Khao, tapi tindakannya tidak di sukai oleh Khao "Ngapain sih buka buka!" Dia segera menepis lengan Bright.

"Kalo gue gak salah nih ya, yang bikin lo kaya gini Drake?" Tebak Pawat asal, tapi ya siapa lagi selain dia.

Khao mengangguk. Bright dan Pawat sudah sangat paham maksud dan tujuan Drake membuat Khao seperti ini. "Sorry Bro, gue bener bener gak habis pikir sama otak kecil si bajingan itu," Bright merasa sedikit bersalah karena harusnya dia yang terbaring di sana bukan Khao.

Khao memegangi bagian perut nya yang terluka, itu menyakitkan apalagi secara tak sengaja Bright menyenggol bagian lukanya. "Bego sih kalo dia nyangka gue ini lo."

Bright tahu, tapi beruntung Khao baik-baik saja. "Ngomong ngomong gue laper, Wat kantin dulu yu. Mau nitip apa lo, bro?" Ajak Bright kemudian menawarkan jasa penitipan untuk Khao.

Khao menggelengkan kepalanya,"gua udah nitip ke Win."

"Yaudah." Tak ambil pusing, Bright merangkul Pawat kemudian membawanya keluar, sebelum itu Bright mengajak First terlebih dahulu. "First ayo."

First menggeleng menolak ajakannya. "Gua gak laper."

Nanon sedikit iri dengan First, ini serius hanya First yang di ajak? Apa dia tidak dianggap di sana. "First doang nih yang di ajak?"

Pawat tertawa mendengar pertanyaan Nanon, dia kemudian mengajaknya untuk bergabung bermasa mereka ke kantin. Nanon yang memang kebetulan perutnya kosong, dengan terpaksa menyetujui ajakan Pawat. Itu artinya di ruangan ini hanya ada Khao dan First.

Dirasa teman temannya itu sudah pergi, First menghampiri Khao. First tak bisa menahan rasa khawatirnya pada Khao, semalaman First memikirkan kondisi Khao.

Khao menunjuk First sembari menampilkan senyum sumringah nya, "Pacar Gua."

First terkejut, dia melihat kesekelilingnya takutnya ada orang lain di sana. Tidak ada siapapun kecuali mereka berdua di sana. "Mana pacar Lo?" Tanya First polos, untuk memastikan 'pacar' yang di sebut Khao itu.

"Lo lah," jawab Khao dengan santai.

First membulatkan matanya, dia menoyor kepala Khao padahal Khao sedang sakit. "Kalo ngomong di saring dikit, kalo ada yang denger ntar dikira pacaran beneran kan gak lucu!"

"Lah gapapa dong," Khao terkekeh, tangannya terlalu lemah untuk menyentuh kepalanya yang First pukul. "Bukannya lo naksir ya sama gue?" Khao itu senang menggoda First sekarang.

First berpura pura seolah omongan Khao itu tidak benar, aslinya dia ingin mengatakan iya agar Khao tahu tentang perasaannya. "Najis banget."

Tiba tiba win datang dengan makanan yang di minta Khao. "Ada temen gue ternyata." Win meletakkan makanannya di meja dekat brankar.

"Khao get well soon ya, gua harus pulang, supir gue dah di depan nih. First jagain Khao ya." Win memberi amanat kepada First kemudian mengecek ponsel dan dompetnya, takutnya tertinggal.

INTERACTION | KHAOFIRSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang