Iya ini aku up hehe ✌️
Votenya jangan lupa pren!
•••
Khao membuka matanya perlahan lahan, ia baru saja selesai melakukan operasi. Beruntung saja karena tepat pada waktunya Khao mendapatkan donor ginjal dengan segera.
Objek yang ia lihat pertama kali tentu saja langit langit rumah sakit yang terbentang berwarna putih. Matanya sayu, wajahnya terlihat masih pucat, tubuhnya terasa seperti rapuh karena ia harus menerima rasa sakit yang bertubi-tubi.
Dengan posisi yang sama, tubuh telentang dan kedua tangan bertumpu di atas perutnya, Khao mengarahkan bola matanya ke samping secara perlahan. Objek kedua yang ia lihat tentu saja sang ayah, Khao tersenyum mendapati sosok itu berdiri tepat di samping brankarnya. Senyumnya seketika pudar melihat ada sosok lain di ruangannya.
Khao membuka mulutnya, "F-First?"
Orang yang di panggil First itu kemudian tersenyum sembari melangkahkan satu kakinya mendekati Khao.
Khao teringat kejadian 1,5 bulan lalu dimana ia menyakiti sosok yang tengah berdiri di samping brankarnya ini. Kjadian itu benar benar tak akan pernah Khao lupakan sepanjang hidupnya, dimana ia harus melepas orang yang paling dia sayangi.
First menyingkirkan tangan Khao yang berada di atas perutnya. First tersenyum menatap Khao sembari menahan tangis yang ia pendam, telapak tangannya secara halus mendarat pada perut Khao. First tak tega melihat Khao seperti ini, ia membenarkan baju Khao yang sedikit tidak rapi.
"Janji jangan tinggalin gue lagi ya?" Kata First dengan nada sendu.
Senyuman First sedikit terukir, "dulu gue yang tugasnya jagain lo, sekarang gantian."
Khao masih belum mengerti apa yang di ucapkan First, sedikit demi sedikit Khao mencerna perkataannya.
First mengusap perlahan perut Khao yang terhalang oleh bajunya juga perban yang masih baru menutupi luka Khao yang masih basah.
"Separuh jiwa gue bener bener lo bawa dalam diri lo," Kata First.
Khao masih belum bisa mengerti dengan perkataannya itu.
First tersenyum, "Ibu, meskipun dia udah pergi dari dunia ini, tapi salah satu organ tubuhnya masih hidup dalam jiwa lo."
Khao membulatkan matanya sempurna, ia benar benar terkejut mendengar pertanyaan yang baru saja First berikan. Apa mungkin pendonor itu adalah Sun?
Disana Gerd tak bisa berkata dan berbuat apa apa, biarkan masalah ini mereka selesaikan bersama tanpa campur tangan orang lain.
Jika Khao dalam keadaan baik baik saja, mungkin saat ini sakit yang luar biasa menghantam dirinya. Saat ini Khao benar benar tidak bisa merasakan apa apa usai operasi semalam, di tambah dirinya yang harus berjuang melawan komanya selama 1,5 bulan.
Khao membuka suaranya, "M-maksud?"
"Dua hari yang lalu gue ketemu om Gerd disini dan kebetulan Ibu juga ada di sini," Kata First.
"Om Gerd udah cerita semuanya, disitu gue ngerasa kayak gue ini gak berguna sebagai pacar lo dulu, gue ngerasa gue yang jahat disini," First mencoba menahan air matanya untuk tidak jatuh sekarang.
"Lo tau Khao, gue hancur banget pada saat itu, lebih hancur dari malam perpisahan itu," ingin sekali First menahan unek uneknya dan mengeluarkannya ketika Khao sembuh nanti, hanya saja itu keluar dan mengalir begitu saja.
"Di satu sisi ada ibu yang berjuang mati matian untuk tetap hidup, disisi lain ada lo yang hampir mati karena ulah lo sendiri!" First sangat sakit hati di bohongi oleh Khao seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
INTERACTION | KHAOFIRST
Fanfiction"Jadi gimana perasaan lo?" "..." WARNING: •BXB• •Mengandung unsur kekerasan, umpatan, dll•