Tiga

514 140 14
                                    

Siera menendang mobilnya dengan kesal. Hari ini ia akan bertemu klien, tapi si hitam kesayangannya malah ngadat. Harus dibawa kebengkel, padahal baru seminggu yang lalu, mobil itu dibawa kebengkel. Mobil lama memang menyebalkan. Ada saja keluhannya. Bukan Siera tidak bisa membeli mobil baru, tapi ia sudah kadung jatuh cinta dengan mobil Land Cuiser pemberian dari papanya itu. Ada banyak kenangan dengan si hitam.

"Mobilnya mogok ya, Mbak?" sebuah suara yang masih terdengar familiar ditelinga Siera, menambah kejengkelan gadis itu. 

"Eh, ada Mas Hanan," seru Diana girang, ia langsung melesat ke gerbang berniat menyambut tamu tak diundang. Pintu gerbang memang sudah dibuka, karena Siera mau keluar.

"Mas bantuin Kakaku dong, mobilnya mogok nih, dia mau berangkat kerja. Mas Hanan bisa beneran mobil kan?"

Tubuh Siera yang membelakangi kedua orang itu, langsung mematung. Dalam hati ia beneran dongkol, karena Diana mengajak tetangga sebelah masuk. Anak itu memang susah dibilangin.

"Mas ngerti dikit-dikit tentang mobil," jawab Hanan.

"Ayo, Mas, kalau gitu bantuin Kakaku," Diana dengan semangat menarik tangan Hanan, mendekat kearah Siera.

"Apa saja keluhan pada mobilnya, Mbak?" tanya Hanan. Lelaki itu belum bertatapan secara langsung dengan sang pemilik rumah, meskipun mereka bertetangga dekat. Siera berangkat kerja pagi-pagi, selalu pulang malam. Jika harus mengerjakan pekerjaan di rumah, ia sangat jarang keluar rumah.

Siera memilih diam. Ia sedang malas mengeluarkan kata-kata. Bodo amat mau dibilangin sombong juga.

"Boleh saya periksa," Hanan berusa menawarkan diri.

"Tidak usah. Saya akan bawa ke bengkel saja," jawab Siera dengan nada suara terdengar dingin.

"Mbak Siera ini kenapa sih, niat Mas Hanan ini baik, lho. Kok, malah nolak," protes Diana kesal.

Siera membalikan tubuhnya dan menatap Diana dengan wajah yang tidak enak dilihat.

"Ya, kalau aku nggak mau, ya, nggak mau!" bentaknya galak.

"Siera?" Hanan langsung mematung ketika melihat wujud Siera ada dihadapannya.

"Kenapa Mas, Mas kenal dengan kakakku?"

"Dulu kami pernah saling kenal," jawab Hanan.

Siera cuma tersenyum sinis. Ia benci melihat sosok itu ada dihadapannya lagi. Mendengar kabarnya mati, jauh lebih baik. Saking bencinya ia pada orang yang sudah menghancurkan hidupnya.

"Siera apa kabar?" sapa Hanan dengan ekpresi penuh rasa bersalah. Perpisahan mereka dulu, tidak baik-baik saja. Ia meninggalkan Siera setelah satu malam menjalani pernikahan yang indah. Perpisahan yang dikirim pun, hanya lewat watsap. Betapa bajingannya dulu ia mempermainkan wanita.

"Matamu tidak buta kan, kalau aku terlihat baik-baik saja." jawaban yang dilontarkan Siera sama sekali nggak ada keramahan.

Hanan terlihat gelagapan. Jawaban Siera cukup menyerang mentalnya. Ia harus sadar diri, mana ada perempuan yang sudah ia hancurkan impiannya, akan bersikap baik-baik saja ketika waktu mempertemukan kembali di masa depan. Bisa bangkit dari kubangan luka saja, sudah menjadi harga yang mahal. Move On itu bukan bisa melupakan, tapi bisa bangkit dari keterpurukan. Karena yang bernama luka, sampai kapan pun tidak akan mungkin bisa dilupakan. Manusia hanya bisa berdamai, lalu mengikhlaskan suratan takdir yang mengukir sejarah hidupnya.

Dan bagi Siera mungkin berdamai dan mengikhlaskan masih membutuhkan waktu yang teramat panjang. Karena setiap manusia punya jeda yang berbeda saat berdamai dengan luka.

"Mbak Siera kenapa jawab jutek gitu, niat Mas Hanan kan baik," tegur Diana.

"Ya, terserah aku, dong. Toh, ini rumahku, suka-suka mau ngapain juga. Kamu sendiri sudah Mbak peringatkan untuk berhati-hati pada lelaki asing, karena bisa jadi yang terlihat manis di depan kamu, sebenarnya hanya ingin memangsa kamu saja. Dan Mbak peringatkan sama kamu, hati-hati dengan dia." setelah puas mengeluarkan kata-katanya Siera masuk ke dalam rumah, berniat mengambil tas kerjanya.

"Mas Hanan, beneran kenal sama Mbak Siera?  Kenapa dia sangat benci sama kamu, Mas?" Diana menatap Hanan dengan tatapan menuntut sebuah jawaban.

"Kesalahan Mas sama Mbak Siera sangat besar, dan mungkin akan sulit dimaafkan," jawab Hanan lemah.

"Seperti apa, Mas?"

"Kamu beneran nggak tahu?"

Diana menggeleng.

"Hubungan kalian apa, soalnya setahu Mas, Siera nggak punya adik?"

"Kebetulan Kakaknya Mbak Siera menikah sama Kakakku," jelas Diana.

Hanan paham kalau Siera punya satu kakak yaitu Mas Ibra, dan saat Siera menikah dengannya dulu, Ibra sebagai kakak mengikhlaskan untuk dilangkahi oleh adiknya.

"Jadi, ada hubungan apa Mas Hanan sama Mbak Siera?" Diana masih menuntut jawaban dari Hanan.

"Kami dulu pernah menikah, dan Mas meninggalkannya dengan sengaja sehari setelah pernikahan."

"Astagfirullahaladzim ... Pantesan Mbak Siera benci sama kamu Mas, aku juga bakal gitu kalau disakiti. Kok, Mas jahat banget, aku nggak ngira kalau Mas Hanan yang kelihatan baik, ternyata jahat. Jangan-jangan Mas Hanan diselingkuhin istrimu, itu karena karma sudah nyakitin Mbak Siera," ucap Diana tanpa tendeng aling-aling.

Degg!! Ucapan Diana barusan cukup menampar dada Hanan.

"Kalau begitu Mas Hanan pulang saja, aku juga nggak mau temenan sama orang yang sudah byakitin keluargaku. Mbak Siera itu orang baik, sudah banyak berkorban untukku, jadi aku harus melindunginya dari lelaki pecundang macam Mas Hanan ini, siapa tahu kan, Mas Hanan ada niatan buat balikan sama Mbak Siera, dan aku orang pertama yang bakal menghalanginya."

Hanan merasa diusir, sikap Diana yang semula ramah dan periang mendadak jutek.

"Di, tolong bilangin ke Mbak Siera, Mas minta maaf atas apa yang terjadi di masalalu."

"Minta maaf saja sendiri! Enak aja setelah tiga tahun ninggalin Mbak Siera gitu aja, baru kepikiran minta maaf. Hati kamu terbuat dari apa, Mas. Sudah pulang sana, jangan bikin aku tambah marah, dan kepingin nyekik kamu, Mas," usir Diana.

Hanan pun akhirnya meninggalkan halaman rumah Siera. Perasaan bersalah pun membuncah di hatinya. Ia sama sekali tidak pernah menyangka bakal bertemu kembali dengan Siera, dan rumah mereka berdampingan. Sungguh cara Tuhan mempertemukan mereka kembali tidak bisa ditebak. Entah ada rencana apa, Tuhan mempertemukan mereka dengan cara ini? []

Dendam SieraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang