"Leara, nanti edit selebaran ucapan selamat memperingati hari sumpah pemuda, ya?" ucap Tyas, sekretaris 1.
Leara mengangguk, "Seperti biasa?" tanya Leara.
Tyas mengangguk, "Tapi udah disiapin mentahan desainnya sama William, kamu minta aja ke dia, ya?"
Leara mematung sejenak, "Bisa nanti kirim ke Kak Tyas aja, ga? Nanti bisa diteruskan ke saya," usul Leara.
Tyas menghela nafas, "Gimana, ya? Tadi William sendiri yang minta kamu ke kelasnya langsung, aku kirimin nomor wa-nya, ya?"
Sejurus kemudian, bunyi notifikasi terdengar dari ponsel Leara, yang membuat pemiliknya mendengkus pelan. "Iya, Kak," jawab Leara singkat. Ia ingin cepat-cepat kembali ke kelasnya.
Tepat ketika berbalik, dengan jarak 2 meter darinya, William berdiri menatapnya.
"Hai Will, Kak Tyas bilang, desain mentahan selebaran ada di kamu, bisa kirim ke aku?" ucap Leara cepat setelah berjalan ke arah William sebanyak 4 langkah.
William tersenyum, "Boleh, desainnya ada di laptopku, yuk!" ajak lelaki itu, yang tanpa menunggu jawaban Leara langsung berbalik dan berjalan menuju kelasnya.
Sesampai di kelas DKV 1, Leara berjalan mengekori William sembari membalas beberapa sapaan yang terlontar dari teman-temannya.
"Nyalain aja, aku cari desain yang aku bikin di iPad," ucap William sembari menarik kursi kosong yang berada di sebelahnya, mempersilahkan Leara untuk duduk.
Leara menelan ludah, keringat dinginnya bercucuran, sedang tangannya mulai bergerak menyalakan laptop yang berada di depannya.
"Password?" tanya Leara.
"Your date of birth," jawab William, membalas tatapan Leara yang begitu rancu.
William mengangguk meyakinkan, tak mengalihkan pandang hingga Leara mengetik - dengan tangan bergetar - tanggal lahirnya di keyboard dan membuka laptop tersebut.
William tahu Leara gugup, tapi ia tetap diam karena hanya itu yang bisa ia lakukan untuk tetap membuat Leara tak beranjak dari kursinya saat ini.
"Bagaimana bisa?" tanya Leara dengan suara bergetar.
"Is anything impossible?" balas William dengan tawa renyah.
"Ini menakutkan bagiku, you should know that!" balas Leara merasa marah.
"Aku hanya suka, harusnya kau tak begitu marah, aku hanya akan menggantinya setelah ini," cicit William.
"Dan ... wallpaper-nya juga?" balas Leara, tatapannya terarah pada beberapa desain yang sudah William siapkan.
"Ada masalah dengan wallpaper-nya?" William bingung.
"Don't act like you don't know, puisi itu adalah karanganku, Will!" sergah Leara.
Lomba puisi online yang Leara menangkan, puisi yang ia siapkan dalam semalam, setiap untaiannya tertulis jelas di wallpaper laptop tersebut.
"Dan lukisan wanita yang kau ambil gambarnya, adalah lukisanku," balas William.
Leara terdiam, "Lukisan?"
"Iya, lukisan gadis berambut cokelat terang yang duduk di wahana bianglala. Lukisan tersebut dipajang di ruangan seni kemarin." William mengangguk membenarkan.
Leara memejamkan matanya, lukisan yang ia foto itu, kini ia jadikan wallpaper ponselnya. 'Kebetulan macam apa ini?!' jerit Leara dalam hatinya.
"Aku pilih desain ini," kursor menunjuk ke gambar yang Leara ingin, "Kirim padaku, aku ke kelas dulu," lanjutnya, lalu berdiri untuk pergi.
Namun, cekalan William pada pergelangan tangannya menghentikan niatnya.
"Bisa duduk dulu, tidak? Ada yang perlu kubicarakan," pinta William. Ia langsung melepaskan cekalannya ketika tatapan penuh peringatan ia dapatkan dari Leara.
"Apa?" tanya Leara ditengah hening.
"Duduk," pinta William setengah memohon.
Dan setelah Leara menuruti pintanya, William menghela nafas. "Aku minta maaf untuk yang kemarin, dan untuk yang sekarang, aku tahu ini sangat mengganggumu."
Leara memiringkan kepalanya, "Itu saja?"
William tersenyum tipis, "Jangan begini, kakak-kakak yang lain akan mengira kita bertengkar, kita bisa disidang," mohonnya.
Leara mengedipkan matanya, lalu berdiri tanpa banyak berkata-kata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Kosong
Short Story"Sajakmu kosong, Ra," celetuk William di suatu hari setelah rapat mingguan OSIS selesai. "Yang mana?" "Kumpulan puisi yang kautulis 2019 kemarin, ada yang membuatmu patah di tahun itu?" tanya William, tangannya tetap bergerak mengikat tali sepatu. "...