V

5 1 0
                                    

"Kak Catarina belum datang?" tanya seorang murid yang berada di pos jaga.

Beberapa gadis yang menjalankan piket kerapian pagi menggeleng dalam hening, sebelum seorang gadis yang bertubuh paling pendek di antara mereka berdua angkat bicara.

"Padahal ketos, harusnya jadi contoh yang paling baik ga, sih?"

William yang baru saja memarkirkan motornya di parkiran tersenyum kecil mendengar percakapan searah temannya. Ia memutuskan untuk menyambungnya, "Namanya juga manusia, tidak ada yang mau dituntut sesempurna itu."

Leara yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, lalu menyahut dengan nada jengkel, "Seenggaknya sadar diri, atau bisa menempatkan dirinya dengan tepat, kalau hal-hal sekecil ini bocor ke luar organisasi, kan kita yang kena dampak buruknya," ocehnya.

William menghela nafas, "Semua hal selalu enteng jika hanya dibicarakan, berarti tugas masing-masing hanya berkaca-"

"Agar sadar diri bahwa dirinya tak cukup baik untuk menjadi pemilik si dia?" sahut Rama dengan tawa menggelegar dibelakangnya.

"Anjay, kelas pake z!" sahut Isabel sembari bertepuk tangan, heboh sendiri.

Percakapan mereka berakhir dengan dering bel yang nyaring, nyatanya, Catarina tak masuk hari itu, dan Leara, berlari cepat ke arah kelas sebab tak nyaman karena William menatap sangat intens padanya.

Sajak KosongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang