Part 4🐣

11 3 0
                                    

"Zira-aa ada yang ingin aku bicarakan." Ujarnya setelah diam beberapa waktu

"Ya ada apa?." Tanyamu

"Minggu depan aku akan menikah dengan kekasih ku, ku harap kau bisa menerima nya." Ucapnya

Deggg

Bukan menjawab Zira hanya tersenyum kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tertunda

"Aku memberitahu mu agar nantinya kau tidak terkejut jika aku membawanya kemarin." Lanjutnya

Zira terdiam sejenak kemudian membalik tubuhnya menghadap Jimin

"Menikahlah jika itu yang kamu mau, tapi boleh aku meminta satu permintaan." Ucap Zira

"Apa?." Tanya Jimin

"Jangan pernah membawanya kemari sekalipun kalian sudah menikah, bukankah ini rumah kita jadi Tolong jangan membawanya kemari." Apa kamu bisa?

"Baiklah." Ujarnya

"Terimakasih." Jawabmu dan kembali melanjutkan pekerjaanmu namun tanpa Jimin sadari Zira tengah menangis dalam diam ketika ia berbalik. Sakit lagi-lagi sakit yang harus Zira rasakan bahkan setelah melakukan hal itu Jimin sama sekali tidak membahas nya atau menanyakannya.

"Aku akan kembali ke kantor dan mungkin akan langsung ke apartemen Rose jadi kau tidak perlu menunggu ku." Ujar Jimin kemudian beranjak dari duduknya

"H-hmm."

Setelah beberapa Minggu yang lalu pernikahan Jimin dengan kekasihnya berlangsung, Jimin sudah jarang sekali kembali ke rumah mungkin bisa di hitung berapa kali ia kembali ke rumah. Itu pun hanya untuk mengambil berkas atau yang lainnya.

Zira jelas sangat kesepian bahkan setiap eomma nya menelpon ia harus terus berbohong. Malam ini sudah genap 5 bulan pernikahan mu dengan Jimin namun rasanya tetap sama saja tidak ada yang berubah. Menikmati dinginnya malam sendirian di balkon kamarnya. Saat tengah melamun dengan pikiran tentang pernikahan nya tiba-tiba ia merasa mual dan segera bergegas ke kamar mandi.

Huek huekk heukk
"Apa aku terlalu lama di luar sampai masuk angin begini." Ujarmu

Huek huek huek huek
Kembali ia mual namun tidak ada yang keluar selain cairan putih biasa.

Setelah merasa lebih baik ia kembali duduk di kamarnya. Ia merasa tubuhnya memang akan sakit dan perut yang terasa seperti di aduk-aduk yang membuatnya mual.

Sementara itu di tempat berbeda

"Apa kamu akan pulang ke rumah mu sayang." Tanyanya manja

"Hmm aku harus mengambil beberapa berkas yang ada di rumah." Jawabnya sembari mengelus puncak kepala sang istri

"Kenapa tidak menyuruh asisten mu saja Hmm." Ucapnya manja

"Tidak bisa sayang, aku takut mereka akan curiga." Jawabnya menjelaskan

"Jadi biarkan aku pergi ya, besok aku akan kembali lagi ke sini Eoh." Bujuknya

"Pergilah aku akan bersama dengan baby saja." Merajuknya

"Hahaha kamu menggemaskan sekali sayang, denger aku akan segera kembali besok dan menemui baby." Ucapnya menarik turunkan alisnya

"Huhf baiklah, tapi segera kembali jangan berlama-lama disana." Ujarnya melunak

"Iya sayang." Ucapnya memeluk sang istri

KEPERGIAN & PENYESALAN [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang