10.

1.8K 180 3
                                    

"hana... kau?"

"Mamah, ini semua ulah mamah. kau harus menangkapnya oppa..."

Renjun terdiam di tempat saat dokter yang memeriksa Jaehyun dan perawat lainnya membawa Jaehyun ke ruangan lain untuk di beri tindakan. Ia masih menatap lekat sosok Hana yang tersungkur lemas di lantai dan sosok lain yang duduk dengan santai menyelonjorkan kedua kakinya di sofa. 

Johnny pun tak di tempat, ia langsung membawa perawat bayaran itu entah kemana. Tinggal Renjun sendiri di sini dengan sosok-sosok tak kasat mata.

"mamah akan terus bertindak lebih dari ini, ia harus segera di hukum."  Renjun masih membungkam, jujur saja sedikit terkejut kata-kata itu keluar dari mulut anaknya sendiri yang ingin menghukum ibunya. memang cukup keterlaluan bibinya yang benar-benar tak ingin ia anggap keluarganya ini. 

"Bagaimana caranya?" tanya Renjun cukup putus asa, yang sesungguhnya tak ingin kembali berurusan dengan wanita gila harta itu. namun  perasaannya cukup jengkel melihat tindakan gilanya kembali ke orang yang justru ingin melindungi Renjun,

"Aku datang dan bicara pada polisi kalau aku kerasukan roh anaknya? mana mungkin polisi akan percaya begitu saja dengan kata-kataku, dasar bodoh!" Renjun sudah benar-benar tersulut emosi.

"Ponsel... Ponselku! aku merekam percakapan mereka."  Hana tersetak ingat alat satu-satunya bukti untuk mengungkap keburukan ibunya dulu.

"di mana ponsel itu?"

"di tas ku."

"dan tas mu?"

"mungkin di kamarku, aku sempat melihat barang-barangku di simpan mamah di kamar." 

"kau menyuruhku menyamar jadi hantu atau apa? bagaimana aku bisa menyelinap mencari ponselmu? yang ada aku keluar tanpa jasad!" Hana menunduk saat di omeli. Sedangkan sosok lain yang sedari tadi menonton mereka pun berujar. 

"Kalau kau ingin menyamar jadi hantu melompat saja dari lantai atas gedung ini. itu lebih efektif."

"Kau gila? kau ini sebenarnya apa sih!" 

"hanya memberi saran. lagi pula kau dulu sering ingin melakukannya bukan? siapa tau kali ini ajalmu, dulu meski kau ingin menabrakan diri ke mobil tetap saja selamat. malah gadis ini yang punya semangat hidup harus mati duluan." Renjun membungkam. Benar, dulu puluhan kali ia mencoba untuk mengakhiri hidupnya namun tak pernah berhasil. Renjun menggidik terkejut saat sosok itu tiba-tiba ada disampingnya dan lanjut berujar.

"Jadi, jangan sia-siakan kesepatan untuk hidup, karena saat ajalnya kau tak akan bisa melakukan banyak hal lagi dan  cepat selesaikan ini semua." ucapnya yang lagi-lagi menghilang dari ruangan. 

*

*

"Siapa yang sudah menyuruhmu?" Tanya Johnny yang mengikat sosok perawat bayaran itu di ruang bawah tahan. bukan Johnny tak mau menyerahkan orang ini kepihak kepolisian secara langsung, namun ia sengaja mengorek buktinya sendiri memancing dengan tikus agar ular yang sesungguhnya keluar.  Ular ini terlalu berbisa bila di selesaikan secara terang-terangan. Ya, ini memang taktik yang sudah di siapkan oleh Jaehyun sebelumnya. 

"Saya hanya di perintahkan Tuan Hwang untuk membunuh Jung Jaehyun, ampun, saya hanya dibayar dan tak tau apa-apa." Cicitnya, namun tak lama orang suruhan Johnny datang membawa laporan. 

"Ini data riwayat panggilan orang ini, dan terakhir dia menghubungi nomer Hwang Yuta, Pendiri dari RJN Company yang sudah meninggal karena kecelakaan 10 th yang lalu." 

"Urus orang ini, saya ingin melihat kondisi Jaehyun." perintah Johnny yang langsung beranjak menuju rumah sakit. 

Ia melihat Jaehyun sudah kembali ke ruangan rawatnya meski kini menggunkan oksigen, ada dokter yang masih memesriksa keadaan Jaehyun di sana.

Soul [JaeRen] [DEWASA!] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang