Part 5

73 7 0
                                    








" Geb Geby.. suttt lo masa lupa sama kita-kita sih?? "

Dua kursi kemarin yang kosong itu ternyata di isi oleh orang yang dia hindari selama ini apalagi kursi satunya lagi, dia orang yang sangat sangat dirinya hindari. Kebetulan apa ini??

Geby memalingkan wajahnya dengan malas. "Yang mana?? Gue gak ada temen di kelas dulu. "

Tristan. Lelaki itu sedikit membungkukkan tubuhnya melihat ke arah Geby. Mengingat ia duduk di paling pojok terhalang oleh Lion yang ada di sampingnya. Kening lelaki itu mengkerut, merasa aneh dengan ucapan gadis itu.

Dulu gadis ini dekat dengan mereka bertiga terlebih Heksa namun setelah dua tahun berlalu gadis ini kenapa sangat berbeda. Aura juga perkataan kasar yang terlontar itu sangat jauh dengan Geby yang lemah lembut, tak kasar, ceria dan tentunya malu-malu. Dua manusia yang tiba-tiba berubah dengan bersamaan.

" Lo kenapa bisa sekelas sama kita?? " Lion bertanya tanpa menatap gadis itu. Matanya masih asik menatap benda pipih persegi panjangnya.

" Ohh iya bener lo kan dulu adekel kita, "
" Lo gak lagi ngeprank kita kan?? " Lanjut Tristan ragu.

Geby diam. Dia bingung harus menjawab apa terlebih lelaki mata safir itu tak melepas pandangan sedikitpun darinya.

Kring! Kring! Kring!


Tak lama suara bel berbunyi pertanda masuk. Untuk kedua kalinya dia selamat. Geby sudah hampir terpojok. Belum lagi ada Lion s minim ekspresi yang bertanya, dia tidak bisa lolos nantinya. Dia hapal betul tabiat mereka bertiga.


Selamet gue.. makasih Tuhan.



...




" Udah elah lo ngaca mulu dari tadi, udah cantik juga. "

" Bentar ini rambut gue belum rapih "

" Mau ketemu sama siapa sihh ampe harus se-perfect itu?? "

Nindi menunggunya dengan jengah, dia menyenderkan tubuhnya di ambang pintu sembari  bersidekap dada. Mereka di sini sudah cukup lama dengan alasan awal gadis itu yang kebelet tapi malah ngaca ngaca santai.

Pergerakan tangannya terhenti, dia sebenarnya sedang mengulur waktu ya walau gak guna sihh pada akhirnya. Tadi dia dengan secepat kilat menyeret Nindi kemari tentunya untuk menghindar dari mereka.

" Ya udah ayok kita ke kantin. " Dengan terpaksa dia mengajak Nindi ke kantin. Kasihan juga Nindi yang tak tau apa-apa malah di seret olehnya. Tanpa sadar malah membawanya pada situasi ini.

" Gitu kek dari tadi, gue dah laper nih." Ucapnya kesal. Menepuk perutnya cukup keras, kasian cacing-cacingnya udah pada kelaparan.

" Sorry Nin.. "

Keduanya segera beranjak dari sana menuju kantin, lengkap dengan beberapa cibiran yang di dengernya. Ada satu hal yang terus mengganggunya sedari pagi, siapa murid baru yang jadi pembicaraan hangat itu??

" Emang ada murid baru lagi selain gue?? " Tanyanya.

Ting!

Mereka berdua memasuki lift.

" Ada. Namanya Clara IPA kelas 11-7 kenapa emangnya?? "

Geby menggeleng " nggak papa gue cuman nanya aja. "

" Lo gak salah masuk. Anak-anak aja matanya pada rabun cuman karna tu anak baru dateng pake mobil. Kaya kalo gak ada otak mah percuma." Ucap Nindi sinis. Jangan kalian kira Nindi ini cenayang yahh guys tapi dia orangnya emang punya kepekaan tingkat tinggi jadi gini. Gak heran kan kalo orang-orang banyak yang suka dan nyaman sama ni anak.

Hi, Liebling!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang