Part 7

81 5 0
                                    












Gadis dengan tinggi 170cm, rambut panjang lurus yang terkadang ia kuncir kuda dengan kulit kuning langsat juga mempunyai bulu mata yang lentik, badan yang ideal. Gadis itu terlihat hubble pada orang sekitarnya. Gadis yang sangat cantik dengan daya tariknya sendiri meskipun terlihat tomboy tapi gadis itu terlihat lemah lembut.

" Ke kelas aja yuk. " Ajak Geby tiba-tiba. Mood makannya kembali turun. Lagi-lagi pemandangan kantin yang menyesakkan.

" Makanan lo masih banyak itu. " Dagunya menunjuk mangkuk bakso yang masih penuh.

" Udah gak nafsu gue. " Nindi mengangguk, tak ada yang ingin ia jelaskan lebih dalam siapa dua gadis yang datang bersama anggota inti Antarik.

Mereka melewati meja Antarik dengan Geby yang ada di depannya tengah menunduk menatap benda pipih persegi panjang tanpa menghiraukan mata safir yang kini menatapnya.


Brukk


" Ehh sorry sorry gue kira gak ada orang di belakang gue. " Ucapan maaf itu terlontar dari gadis berambut bob pendek dengan ujung yang meruncing. Tomboy sekali bukan??

Geby sempat terhuyung ke belakang ketika gadis itu tak sengaja menyenggol bahunya untungnya Nindi menangkapnya.

" Gak papa kak gue juga salah gak liat jalan, gue juga minta maaf yah. " Seraya tersenyum manis memperlihatkan gigi kecilnya dengan dua gigi kelinci membuat yang di sana tertegun. Apalagi gadis dengan rambut bobnya itu nampak terdiam.

Di sini yang salah bukan gadis itu saja namun dirinya yang tak memerhatikan jalan.

Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali. "  ehh iyah gak papa. " Di balas tersenyum memperlihatkan gigi gingsulnya. Dia terhipnotis beberapa detik melihat senyum lebar gadis itu, imut banget anjirr giginya mana matanya bulet lagi lucu betttt. Batinnya menjerit tertahan.

" Ehh lo tadi senyum?? Seriusan. " Teriakan heboh milik Galen mengacaukan suasana.

Kini semua pasang mata tertuju pada meja pojok membuat Geby berdecih tak suka. Bocah tengik di hadapannya ini menyebalkan. Sungguh menyebalkan!!

Arneta Nanda Dayu sagita, gadis berambut bob pendek itu merubah ekspresinya datar. Menatap tajam pelaku. " Diem lo. " sarkasnya.

" Gue kan cuman mastiin, tumben-tumbenan lo juga senyum biasanya juga kagak. " Lirih Galen. Lelaki imut itu menciut seketika.

Gadis dengan rambut kuncir kuda yang di sebelahnya menyikut perut Galen pelan. " Diem bego entar dia makin ngamuk. " Geramnya. Dia Niken Lisa septiani.

Niken tau betul bagaimana tabiat seorang Arneta, jika dia marah hanya karna ucapan sepele yang bisa di bilang hanya candaan semata dari seorang Galen, yang gak bisa diem abis berarti dia punya ketertarikan pada gadis yang tak sengaja dia tabrak tadi. Gadis tomboy penyuka yang imut-imut siapa lagi kalo bukan Arneta. Memang aneh sih..

" Hirauin mereka.. sekali lagi gue minta maaf yah. "  Arneta tersenyum kecil yang di balas senyuman tak kalah lebar dari Geby.

" Gue Arneta, lo?? " Arneta menyodorkan tangannya yang langsung di jabat dengan ramah.

" Gue Luvnaira, salam kenal kak. "

" Dia sekelas sama kita btw. " Nimbrung Nindi, gadis itu menahan tawa kala mendengar Geby memanggil Arneta dengan embel-embel 'kak'.

Geby melotot lucu lantas merapihkan poninya gugup. " Sorry, gue gak tau. "

Arneta mengangguk, maklum. " Temen lo Nin?? " Tanyanya Datar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hi, Liebling!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang