Luvnaira Geby Victoria. Orang terdekatnya memanggilnya Geby. Gadis dengan tinggi sekitar 160cm, berkulit putih bersih, wajahnya bule seperti sang papah yang berasal dari Amerika. Rambutnya yang panjang sedikit pirang, proporsi alis yang pas, bola mata ambernya terlihat sangat indah dengan hidungnya yang mancung dan bibir soft pink miliknya.
Geby anak terakhir dari 3 bersaudara, umurnya baru menginjak 16th. Saudara pertamanya bernama Geovano Victoria, seorang CEO muda di usia 22th dan saudara keduanya Nadela Gea putri Victoria. Dia hanya terpaut 2 tahun dengan Geby dan masih bersekolah.
Sosoknya yang hubble membuat orang-orang nyaman berada di dekatnya. Random juga orangnya dengan kelakuan di luar nurul. Membuat siapa saja pusing juga gemas di waktu yang sama.
Sifatnya itu membuat mereka bertanya-tanya. Seperti apa sosok Geby yang sebenarnya? Gadis itu secara bersamaan adalah gadis yang begitu misterius.
.
"Lo mau berang nggak? Gue mau ke kantin nih atau lo mau keliling sekolah? Gue bisa nemenin lo juga."
"Jadi jangan sungkan." Lanjutnya.
Murid baru itumasih anteng membereskan buku-buku miliknya.
"Lo gak keberatan emangnya?" Geby mendongak, menatap ekspresi teman barunya.
"Loh. Ngapain gue keberatan? Gue juga lagi free kok."
"Temen lo mungkin?" Canggung rasanya jika ada di posisi ini. Geby tidak terbiasa dengan orang baru dalam hidupnya.
Mengedikkan bahunya acuh. "Gue gak punya temen."
"Hah?!"
"Saking hubble-nya gue, gue gak punya temen yang bener-bener temen."
Ah, ternyata masih ada spesies yang sama dengannya. Geby tersenyum tipis ke arahnya. "Kantin aja yok, laper gue." Perlahan ia mulai merasa rileks dengan kedatangan orang baru di hadapannya. Geby harus terbiasa dengan interaksi asing seperti ini.
"Gas!!" Serunya dengan senang.
Keduanya berjalan beriringan di koridor, banyak pasang mata yang memperhatikan mereka. Terlebih s anak baru yang ada di sampingnya.
'Lihat itu s anak barukan?'
'Gayanya anjir.''
'Beh langsung narik Nindi dong.'
'Tau marketing dia. Nariknya anak famous.'
'Cantik sih cuman sayang naiknya sepeda.'
'Spek upik abu di sandingin sama Nindi? Gila jauh banget.'
'Paling mau narik perhatian doang.'
'Cantiknya uy.'
'Gitu-gitu dia masuk kelas unggulan coy.'
'Udah sih kenapa pada berisik banget lo pada. Iri bilang babi.'
Tak banyak dari mereka mencibir keduanya. Nindi meliriknya sejenak. "Abain aja mereka."
"Santai aja kali." Geby terkekeh, ia sama sekali tak merasa risih atau apalah itu. Dia sudah terbiasa dengan cibiran itu.
Nindi membuang napasnya lega. "Eh lo udah fikirin mau masuk ekstrak apa?"
Geby berfikir sejenak. Ekstrak apa yang nantinya akan ia masuki?
"Judo paling." Jawabnya tak yakin.
"Lo? Masuk judo? Yang bener aja lo Nai?" Raut keterkejutan begitu kentara di wajahnya.
Muka seimut Geby masuk ke ekstrak judo? Yang benar saja?

KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Liebling!
Fiksi RemajaCara biar gebetan lirik balik itu gimana caranya? Geby punya 1001 cara buat narik doi ke sisinya. Di buat gila juga karena hilangnya dia di hidupnya. Resikonya? Di kejar secara ugal-ugalan. "Kali ini akan gue buat lo sendiri yang ngejar gue." _G ...