prolog

143 11 0
                                    




Siang ini terasa lebih panas dari biasanya membuat kelas IPA 8-3 dan IPA 9-2 yang sedang berolahraga menatap bosan pada guru yang sedang menjelaskan materi di lapangan

" Okeh, bapak udah jelasin sama kalian gimana caranya bermain basket mungkin untuk hari ini hanya sekedar pemanasan dan materi karna para guru akan mengadakan rapat. Kalian bebas sekarang hingga jam pulang "

Semuanya bersorak riang, rasa panas dan gerah itu seketika hilang mendengar jam kosong " tapi awas kalo kalian pada kabur, tunggu hingga bel pulang berbunyi. Faham?!!"


" Faham pak " jawabnya serempak

" Ya sudah, kalo gitu bapak permisi "

' wihh asik nihh bebas '

' kantin lahh kuy '

' arghhh tau aj nihh s bapak '

' gak bisa kabur nihh bro kita '

' main basket lah ayok, nanggung nihh '

' ke kelas lh, ngantuk nihh gue '

Dan masih banyak lagi ocehan menyenangkan mereka. Berbeda dengan seorang gadis yang kini berdiri di pinggir lapangan dengan sebatang coklat di tangannya.

" Kak Heksa " panggil gadis itu dengan riang

Lelaki yang di panggil Heksa itu berhenti memainkan bola basketnya " kenapa?? "

" Kak, aku.. aku sayang sama kakak, kakak mau gak jadi pacar aku?? " Tangan mungilnya menyodorkan sebatang coklat, menatap penuh harap pada sosok lelaki jangkung di hadapannya ini.

Seketika suasana jadi hening,  mendengar pernyataan cinta dari gadis itu. Sang primadona Antariksa. Mereka menatap tak percaya pada gadis itu, setaunya gadis itu sangatlah pemalu juga tak ada seorang pun yang berteman dengannya. Entah apa alasannya yang pasti gadis itu selalu sendiri walau begitu semua murid Antariksa mengenal baik siapa dia.

" Lo gila hah!! " Lelaki itu berteriak. Apa-apaan ini??
" Ngapain lo ngelakuin hal ini?? Sedangkan lo tau jawaban apa yang akan gue kasih sama lo. "

Semuanya tercengang, apa tadi lelaki itu bilang??

" tapi kak aku sayang sama kakak. " Ucapnya bersihkeras.

" Ck. Udah berapa kali sihh gue bilang sama lo hah?? Lo tuhh cewek, sadar diri dong. Ingat kodrat lo sebagai cewek itu apa." Dia berdecak, menatap gadis itu. Rambut pendek dan poninya sudah lepek tapi tidak mengurangi wajah cantik nan imut miliknya. Sebenarnya tidak ada yang salah, hanya—

Panas matahari membuatnya gerah. Tangannya ia turunkan, meremat roknya kuat menahan gejolak sesak. " Jadi kakak nolak pernyataan cinta aku??lagi.. "

" Menurut lo?? "

Malu. Sungguh malu. pernyataan cintanya di tolak lagi dan sekarang di hadapan semua orang dia di tolak mentah-mentah dengan jawaban yang tak masuk akal itu. Bukan balasan dan alasan apa soal perasaannya ini, hanya terus berucap bahwa dirinya harus sadar diri. Jika memang harus sadar diri, kenapa lelaki itu tak mengejarnya??

Jika memang dia tak menyukainya cukup katakan tidak. Sesimple itu, batinnya menangis.

Gadis itu mendongak, menatap lelaki yang lebih tinggi darinya. " Okeh. Makasih yahh kak.. udah selalu dengerin pernyataan cinta aku buat kakak. " Gadis itu berbalik, berjalan di antara kerumunan orang yang sedari tadi memerhatikan kejadian ini.

Deg. Tubuhnya menegang, memandang kosong punggung sempit milik gadis itu.

" Kenapa jadi gini sihh?? Bukan hal kayak gini yang gue harepin. "


...

Hi, Liebling!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang