RAPUH : BROKEN HOME [END]✔

RAPUH : BROKEN HOME 10

Tetap jadilah hujan agar aku senantiasa merasa tenang.

~Asyifa.

•••••ᥫ᭡•••••

Sejak perdebatan dengan papanya, Syifa enggan untuk berkomunikasi dengan orangtuanya. Juga dengan Syafa, hatinya masih sakit. Syifa itu lemah, dia rapuh, dia gak sekuat yang orang lain liat, ia butuh penenang, ia butuh sandaran.

Hari-hari liburan semestinya ia gunakan untuk menyendiri di kamar. Yang dulunya pantai menjadi tempat yang menyaksikan kebahagiaannya, sekarang tergantikan oleh kamar yang menyaksikan kesedihannya.

Kamar Syifa bernuansa persis seperti suana hatinya setiap hari, Gelap. Hampir semua yang ada di kamarnya berwarna hitam, sama seperti hidupnya. Tak pernah berwarna.

[Sc:Pinterest]

Tingg Drtt.

Handphone gadis itu berbunyi, menandakan adanya panggilan telefon dari seseorang.

"Hallo cantik". Ucap orang di seberang telfon, Marcell.

"Hai, kenapa telfon?".

"Jalan yuk?".

"Kemana?".

"Danau? Malmingan nih liat matahari terbenam".

"Okey, aku mau dandan dulu"

"Make up nya jangan menor, natural aja. Nanti kamu di liatin orang lain, kalo aku cemburu gimana?".

Syifa terkekeh. "Iya-iya, emes banget cih. Acal ciapa coba?". Ucap Syifa dengan nada dibuat seperti anak kecil.

"Acalnya cipa".

Syifa tertawa mendengar suara cowok di seberang telfon itu. "Atu make up ulu ya?".

"Oteyy, cee yu".

Setelahnya sambungan telefon di putuskan oleh Syifa, ia menuruni satu persatu anak tangga. Menemui bi surti.

"Bi, mereka kemana?". Tanya Syifa, bi surti paham. Mereka yang di maksud adalah orangtua gadis itu.

"Keluar non, katanya ada acara pesta rekan kerjanya tuan". Ujar bi surti.

"Yess, Syifa mau keluar bi. Nanti bilang aja kalo Syifa udah tidur, juga kamarnya nanti Syifa kunci". Ucap Syifa.

"Iya non".

"Yaudah Syifa mau ganti baju dulu".

Syifa kembali menaiki anak tangga, menuju kamarnya. Ia mencari baju yang santai untuk pergi bersama Marcell. Cowok itu lebih suka Syifa mengenakan celana panjang daripada dress selutut seperti yang digunakan anak jaman sekarang, entah mengapa Marcell beda dengan cowok lain.