Ada yang nungguin up gk nih?
Jangan lupa vote, komen, follow yahh!!
Spam emot love ungu buat Syifa💜
Spam emot love biru buat Marcell💙Oky, Happy Reading cemua💐.
•••••ᥫ᭡•••••
Marcell duduk termenung di sofa yang ada di balkon kamarnya. Pandangannya tertuju pada lampu-lampu di kota jakarta dari atas kamarnya.
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan pintu itu berasal dari kamar cowok jangkung itu. Pintu kamar itu terbuka secara perlahan, dari balik pintu itu menampakkan seorang gadis cantik dengan celana hotpants hitam dan kaos putih polos.
Gadis itu Michella.
"Bang?".
"Hmm".
"Lo gak kangen sama gue?".
"Hmm".
"Jangan ham hem ham hem, gitu bang". Dengus Michell kesal.
"Terus?".
"Lo di suruh makan sama papa, mama. Lo ditungguin mereka di meja makan".
"Hmm"
"Ck, singkat banget sih. Cepetan lo mau papa ngamuk?".
"Bodo".
Setelahnya cowok itu pergi keluar kamar, menuju meja makan. Marcell menuruni satu persatu anak tangga di ikuti Michell di belakangnya.
"Anak papa udah besar ternyata". Ujar pria paruh baya yang tak lain Winata-papa Marcell.
Marcell menyunggingkan sebelah bibirnya. "Ck, emangnya papa kemana aja sampek gak tau pertumbuhan anak laki-laki nya ini? Oh ya kan sibuk sama harta dunia nya". Ucap Marcell sinis.
"Heh, bang. Lo harus sopan sama orang tua". Tegur Michell.
"Gak bisa sopan, gue gak ada yang ngedidik". Balas Marcell.
"Sudah-sudah, kalian ini di meja makan. Jangan pernah berantem di sini". Lerai Sarah-Mama Marcell.
Meja makan yang awalnya di penuhi dengan percakapan kini menjadi hening. Keluarga Winata itu kini mulai menyantap makanan yang ada di depan mereka masing-masing.
"Marcell, kamu masuk jurusan apa?". Winata membuka percakapan setelah mereka selesai makan malam.
"Penerbangan". Balas Marcell singkat.
"Kenapa gak ambil jurusan tentang dunia perbisnisan?". Tanya Winata.
"Gak minat. Marcell tau, nantinya papa bakalan maksa Marcell buat nerusin bisnis papa". Balas Marcell ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAPUH : BROKEN HOME [END]✔
Fiksi Remaja⚠️[𝚆𝙰𝚁𝙽𝙸𝙽𝙶!! 𝚂𝙴𝙱𝙴𝙻𝚄𝙼 𝙱𝙰𝙲𝙰 𝚆𝙰𝙹𝙸𝙱 𝙵𝙾𝙻𝙻𝙾𝚆] 𝓢𝓮𝓫𝓾𝓪𝓱 𝓵𝓾𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓽𝓪𝓴 𝓴𝓾𝓷𝓳𝓾𝓷𝓰 𝓻𝓮𝓭𝓪🥀 ~𝚁𝚊𝚙𝚞𝚑 Lebih baik menjadi yatim-piatu yang sudah jelas tak mendapatkan kasih sayang, daripada mempunyai orang t...