25. satu pihak ?

2K 116 10
                                    


Banyak typo, happy reading!



                               •••






Haechan semakin hari semakin dekat dan lengket dengan Mark. Pria dewasa itu sama sekali tidak merasa terganggu ataupun risih dengan pemuda mungil bersurai coklat itu. Entah mengapa, setiap pulang dari kantor dan baru membuka pintu asrama ia melihat haechan yang menyambutnya dengan penuh senyuman membuat sesuatu yang ada di lubuk hatinya menghangat.

Ia merasa di tunggu oleh haechan. Dan selalu merasakan pelukan hangat setelah tas dan jas nya di ambil alih oleh pria muda tersebut. Benar benar indah. Ia menginginkan lagi dan lagi. Sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sedari kecil. Merasa seperti di inginkan. Melakukan apapun atas kehendak nya sendiri. Ia sangat nyaman dengan semua perlakuan haechan terhadap nya.

"Kau tidak kuliah ?"

"Ah, tidak. Dosen ku hanya memberikan tugas. Mereka ada rapat penting"

Mark mengangguk lalu duduk di sofa. Menyandarkan tubuh lelah nya ke sana lalu memejamkan mata. Hidungnya mencium bau kopi yang sangat enak dan sesaat mata nya terbuka terlihat haechan yang tengah tersenyum sambil menyuguhkan secangkir kopi hangat khusus untuknya. Ah~ indah sekali haechan nya ini.

"Kau pasti lelah" ujar haechan lalu sedikit memijat bahu lebar Mark.

Mark yang merasa sangat nyaman hanya memejamkan matanya.

"Chenle tadi pamit pergi membeli buku om"

"Benarkah ? Padahal dia tidak punya uang"

"Tenang saja. Aku sudah memberikan uang yang cukup kok"

"Maaf ya, chenle merepotkan mu. Akan ku transfer nanti"

Haechan tertawa di dalam hati
"Lebihkan ya" ujarnya di sertai alunan tawa

Mark akhirnya hanya bisa ikut tersenyum melihat sang  matahari tertawa.

"Ngomong ngomong, bagaimana kuliah mu ?"

Haechan nampak seperti berfikir.
"Tidak ada yang spesial sih om, berjalan sebagaimana mestinya"

"Begitu ya" Mark menyesap kopinya sedikit demi sedikit. Rasanya benar benar luar biasa. Entah karena rasa kopinya yang enak atau orang yang  membuatnya yang lebih sedap.

"Belakangan ini om tampak lebih sibuk, ada masalah ?"

Mark melirik ke arah haechan.
"Chenle tampak selalu pergi diam diam dari asrama. Aku bertanya dengan adik mu yang punya tinggi berlebih itu kalau absen di sekolah nya sangat buruk. Dia sering bolos"

"A-apa ? Haha kau pasti bercanda, dia anak yang baik Mark. Dia pergi ke sekolah dan selalu mengerjakan pr ketika di rumah. Aku yang selalu mengawasi nya"

"Kau yakin ?"

Sedikit ragu di dalam hatinya. Namun ia masih tidak percaya. Tidak mungkin kan chenle melakukan hal yang buruk ? Iya kan ??

"Sebenernya aku sudah cukup pusing dengan pekerjaan ku di kantor. Tapi mau bagaimana pun chenle adalah putra ku. Aku tidak mau terjadi hal yang buruk kepadanya"

"Om tenang saja, percayakan chenle padaku. Aku akan mengawasi chenle, jadi om pikirkan saja pekerjaan kantor mu yang banyak itu ya ?"

Mark tersenyum
"Bisa aku percayakan padamu ?"

"Tentu, chenle bukan orang lain di hidupku"

Mark menarik tengkuk haechan mendekat lalu mengecup bibirnya.
"Terimakasih haechan"

Om Melt [MARKHYUK] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang