"Ke Indonesia ya?"
"Huum ... " Zoya mengangguk pelan menatap Darka yang kini menatapnya dengan lekat.
Sebelumnya ia memang mempunyai keinginan untuk kembali ke negara kelahirannya, namun sejak bertemu dengan kedua sahabat abangnya di taman kemarin membuat keinginan itu semakin membuncah. Dalam benaknya ia berfikir ingin memberikan kejutan untuk keempat lelaki yang selama ini ia rindukan, yah ia berencana untuk tidak memberitahu mereka bahwa ia akan kembali ke Indonesia.
Bukankah itu sangat seru?!
Zoya menjadi antusias, ia membayangkan reaksi mereka. Mereka akan terkejut dan senang bukan? Memikirkan hal itu membuat Zoya tertawa dalam hati.
Darka yang melihat ekspresi Zoya mengernyit heran, sebenarnya ia penasaran apa yang sedang gadisnya fikirkan.
Tapi, jika Zoya kembali ke Indonesia tentu saja ia akan ikut. Keluarga? Ya pasti mereka mengerti, lagipula selama ini Darka ikut andil dalam menjaga Zoya.
Keluarga Dexter sangat sibuk, terkadang mereka tidak bisa menemani Zoya termasuk Calvin, jadi dirinya lah yang ada untuk Zoya dan itu menguntungkan. Darka cukup senang karena selalu ada disisi Zoya, gadis yang tanpa sengaja ia kenal hingga saat ini."Zoya"
Zoya menatap Darka menunggu lelaki itu melanjutkan ucapannya.
"Apa jantung lo nggak pernah aneh gitu pas sama gue?" Tanyanya sedikit gugup.
Zoya memiringkan kepalanya menatap Darka bingung, jantungnya? Aneh? Aneh bagaimana? Zoya tidak mengerti sama sekali. Darka memang suka membuat teka teki, sayangnya Zoya sama sekali tidak faham maksud Darka.
Tangan Zoya bergerak menyentuh dadanya sebelah kiri, ia ingin merasakan detak jantungnya sendiri. Hmm tidak ada yang aneh, jantungnya berdetak seperti biasanya.
Dengan pasti, Zoya menggeleng.
"Nggak ada yang aneh, emang jantungnya Darka aneh?"
"A-ah itu-"
"Kalo aneh, lebih baik Darka periksa ke dokter. Siapa tau Darka punya penyakit jantung?"
Darka tertawa pelan namun lama kelamaan menjadi keras, tawanya terdengar aneh menurut Zoya.
"Ahahaha haha ... hahaha penyakit jantung"
"Bisa jadi, mungkin emang gue punya penyakit jantung" lanjutnya dengan wajah datar menatap Zoya yang kini menutup mulutnya karena terkejut.
Setelahnya Darka melihat bahwa Zoya menatapnya dengan khawatir, lagi-lagi Darka hanya mampu menghela nafasnya pelan.
Drrtt Drtt
"Wahh ... Al nelfon Zoya!" Seru Zoya antusias membuat Darka membuang nafas pelan, entahlah sepertinya lelaki itu memang tertekan.
"Halo Al!"
Di ponsel itu terpampang wajah Al dan ketiga temannya yang lain sedang berebutan untuk terlihat di layar.
"Minggir anjing! Zoya mau liat wajah tampan gue!"
"Sialan, tangan lo bau tai!"
"Berisik! Zoya itu cuma mau liat gue!"
Mendengar suara suara itu membuat wajah Darka semakin muram, terlihat sekali bahwa ia terganggu dan merasa kesal.
Iya, Darka sangat kesal. Rasanya ingin berteriak bahwa ia mencintai Zoya! Kenapa gadis itu tidak pekka? Sungguh menyedihkan. Segala sesuatu yang ada pada diri Zoya membuat Darka tak menentu, Zoya dan Zoya. Ia ingin mengatakan pada Zoya, namun tak cukup berani ditambah dengan sikap Zoya yang sepertinya memang tidak memiliki perasaan lebih terhadapnya membuag dirinya semakin enggan untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZOYA | (Squel Brothers)
FanfictionSequel dari BROTHERS Setelah mengalami suatu hal paling buruk dalam hidupnya, akhirnya Zoya bisa tersenyum bahagia bersama keluarganya. Kesembuhan Calvin membuat semuanya merasa amat senang, setelah koma selama 6 bulan akhirnya Calvin sadar. Dan sek...