06.

486 86 11
                                    

U N H O L Y
unholy
. . . . .
"Ketidaksetiaan dan penghianatan, aku sudah merasakannya, dengan bukti nyata."

—————enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————
enjoy!

Nafas Taeyong tersengal akibat ciuman ganas Jaehyun, pria dominan itu sungguh melahap bibirnya bak manusia kelaparan, tak menyisakan ruang sedikitpun untuk Taeyong menghirup oksigen —memberontak pun tidak membuahkan hasil, sebab Jaehyun tetap pada pendirian memberikan pelajaran kepada pujaan hati.

Hanya orang bodoh yang merelakan seseorang mencintainya demi kebahagiaan seseorang, tanpa tahu dirinya telah meruntuhkan kepercayaan. Memberikan rasa kasih sayang kepada orang yang tidak kita cintai bukankah itu sangat menyakitkan dan penerima terlihat sangat menyedihkan, right?

Kedua netra Jaehyun menajam, kepalanya terasa panas mendengar permintaan tak masuk akal Taeyong, tak bisakah lelaki itu memikirkan perasaannya? Ia telah dibuat jatuh cinta dalam sekali pandang —sekali sentuhan, kenapa Taeyong tidak mengerti juga? Tangannya masih setia mencengkram dagu Taeyong, tidak ada niatan melepaskan, bahkan kini area tersebut memerah sangking kuatnya tekanan yang Jaehyun berikan, dan Jaehyun sama sekali tak peduli.

"Dengan Lee! Aku menyukaimu dan bukan berarti perasaan ku bisa ku curahkan untuk orang lain. Jika kamu memiliki pikiran ada baiknya kamu merenungkan dulu sebelum berkata." ucapnya seraya menatap manik bulat sang pujaan. Berusaha mencari letak ketidaknyamanannya pria tercintanya.

Jaehyun ingin mengetahui apa yang membuat Taeyong berpikiran jauh hingga tak mementingkan perasaannya sendiri. Bohong bila Jaehyun tidak tahu Taeyong tak menaruh rasa padanya, terlihat sorot memuja penuh kelembutan selalu Jaehyun dapatkan ketika mata mereka berpapasan, sangat menakjubkan di selimut bahagiaan, menenangkan.

Si manis masih bungkam, ingin menangis keras sambil memeluk tubuh Jaehyun. "Hiksss a-aku merebutmu Jae!" Taeyong ketakutan, tubuhnya kembali bergetar. Ia menubruk Jaehyun —menenggelamkan wajah kelelahan ke ceruk sang dominan.

"Bukannya sudah aku katakan sebelumnya? Ini pilihan ku sendiri, dan aku berhak memilih apa yang aku inginkan, termasuk dirimu!" tekan Jaehyun. Sebisa mungkin setelah kejadian ini ia tidak akan pernah membuat Taeyong berpikir negatif, baik berhubungan dengan sekitar, dirinya atau keluarga.

Jaehyun tidak menolak, meskipun salah satu tangan terkepal erat di sisi tubuh guna meredakan amarah. Agak terkejut mendapati tangannya melakukan hal tidak terpuji, terlebih ke Taeyong —seseorang yang ia sayangi.

Dibalasnya pelukan hangat tersebut —tubuhnya menyelimuti raga mungil si cantik, menahan kepala Taeyong agar tetap bersandar di bahunya, sedangkan Jaehyun mengangkat Taeyong dengan mudah, menggendong pria kesayangannya dengan gaya koala. Keduanya harus pulang terlebih dahulu, terutama Taeyong, ia baru saja pulang bekerja dan pastinya lelah sekali.

Ia memberikan kecupan singkat di dahi cukup lama, menepuk punggung sempit agak bergetar sembari berjalan dalam kesunyian malam. Ia merunduk. "Ke kosan ya? Besok aku antar pulang, sudah larut."

( ✅ ) unholy, jaeyong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang