14.

269 46 11
                                    

U N H O L Y
unholy
. . . . .
"Ketidaksetiaan dan penghianatan, aku sudah merasakannya, dengan bukti nyata."

—————enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————
enjoy!

"Ughh kau menggelikan!" dinginnya malam, kedua insan kini sedang dimabuk kehangatan, memberikan senyuman satu sama lain sembari berpegangan tangan. Taeyong menunduk, pipinya bersemu kemerahan mendengar kalimat menggelikan dari seseorang di sampingnya, mereka bertemu, berjanji di taman menghabiskan waktu.

Berbeda dengan lawan, kini dominan merengkuh punggung si manis agar tidak kedinginan, mengusap pelan helaian rambut lembutnya."Aku bersungguh sungguh sayang, memangnya kapan aku tidak merindukanmu huh?" memang, sejak lelaki dalam pelukannya ini menghilang, perilaku Jaehyun lebih protektif, setiap hari ia harus bertemu dengan Taeyong, kapanpun itu Jaehyun tidak peduli, terpenting si manis selalu bisa memberitahukan kabar.

Bibir Taeyong membungkam, menurut ketika Jaehyun menyandarkan kepalanya pada dada bidang, helaan nafas terdengar. Di elusnya punggung tangan Jaehyun, Taeyong hendak menenangkan kekasihnya, ia tahu, mungkin Jaehyun trauma sebab pernah kehilangannya meskipun jangka waktu pendek.

Dan Taeyong mengerti, itu adalah kekhawatiran. "Terima kasih, aku di sini. Tidak akan pergi kemanapun Jaehyun. Kau tidak perlu mengunjungiku setiap saat, terlebih meninggalkan kewajibanmu sebagai seorang mahasiswa." mata Taeyong mendongak.

Ia melihat tatapan Jaehyun begitu lembut dan tulus. "Aku baik-baik saja, lagipula aku sudah mempunyai ponsel, kau bisa menghubungiku jika rindu. Tidak perlu berkunjung jauh. Kau tahu? Aku merasa bersalah, bersalah karena kau —!!!"

"Diamlah, bibir manismu ini tidak pentas mengucapkan hal seperti itu. Bukan salah mu, ini kemauanku sendiri. Apa salahnya pacarmu ini ingin bertemu denganmu huh? Kau tidak suka aku berkunjung?" Jaehyun yang geram, menarik hidung mungil kekasihnya, tak lupa ia mengelus setelah melakukan perbuatan tadi.

Taeyong cemberut, wajah memerah sebab malam ia sembunyikan pada lipatan sang dominan. Salah satu sisi perut Jaehyun, Taeyong berikan cubitan. "Jangan menciumku di depan umum!! Dasar tidak tahu malu!" dumelnya tertahan. Jaehyun tidak menganggapi, ia hanya terkekeh sembari membawa tubuh mereka untuk merapat.

Lucu sekali pacarnya ini, padahal tidak ada orang lain selain mereka, ternyata si manis saja terlalu malu. "Benarkah? Lalu siapa yang menggoda ku kemarin? Yang mengendarai ku?" bisik Jaehyun sensual, belah tebalnya mengecup cuping telinga sang kekasih.

Jaehyun semakin terkekeh, ohhh sepertinya pacarnya ini sangat kedinginan, lihat tempat Jaehyun mendaratkan kecupan tadi, sekarang memerah bak habis di tarik.

"Kau menantangku bila lupa!" sebagai pelampiasan kekesalan, Taeyong menggigit puting sang dominan —menekan kuat hingga ringisan Jaehyun terdengar. Huhh, siapa suruh membuat Taeyong kesal, rasakan akibatnya. "Rasakan itu!!" teriaknya sambil menampar tempat perbuatan.

( ✅ ) unholy, jaeyong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang