19.

145 20 3
                                    

U N H O L Y
unholy
. . . . .
"Ketidaksetiaan dan penghianatan, aku sudah merasakannya, dengan bukti nyata."

—————enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————
enjoy!

Benda pipih persegi kepunyaan sang dominan menampilkan gambaran kartun, sebagai peneman di antara mereka kala malam minggu tiba. Sebenarnya Jaehyun ingin mengajak kekasihnya bepergian ke suatu tempat —namun Taeyong lebih memilih berdiam di dalam rumah menikmati kebersamaan, ia pun menurut, asalkan bersama si manis, apapun dan kapanpun akan Jaehyun iya kan.

"Itu apa? Nggak ada suaranya tapi gonggong mulu." tanya Jaehyun keheranan, alis tebalnya terangkat ke atas memandang tayangan pilihan kekasih. Entahlah apa yang mereka bicarakan Jaehyun tidak dapat menangkap maksudnya, tetapi ia heran —Taeyong tertawa menggelegar seolah paham arah pembicaraan.

Si manis mengangguk kecil, mendongak sebab ia berada di pelukan. "Mmmmm ya gitu deh, itu anjing laut, mangkannya gonggong mulu, kayak kamu tu kalo nggak aku turutin." pada akhir kalimat, keduanya dibuat terkekeh kecil.

Dipeluk nya raga kekasih lantaran gemash —meskipun ia tidak paham, Jaehyun tetap ikut menyaksikan, yahh dalam artian menyaksikan kekasihnya tertawa lepas, hatinya menghangatkan bagaimana bibir tipis itu tertarik ke atas membentuk suatu kebahagiaan.

"Kamu cantik banget." jujurnya sembari mengelus gumpalan daging itu dengan teratur.

Pantas saja ia terpikat oleh Taeyong, makhluk ciptaan tuhan ini teramat sempurna untuk Jaehyun cintai, terlalu lembut Jaehyun torehkan gores luka. Sungguh, kenapa sang ayah mertuanya tega? Memberikan begitu banyak kesedihan yang tidak dapat dibuang. Terkadang —di tengah malam Jaehyun mendapati Taeyong meratapi kesedihan, berlinangkan air mata kemarahan dan juga dendam.

"Pacar kamu harus cantik, mantan kamu aja can—"

Sang dominan memandang datar. Jaehyun tidak suka ketika mereka bersama justru membahas orang lain. "Cuma kamu sama aku, sayang. Nggak ada kata kek gitu, aku nggak pernah menganggap mereka. Kamu tau sendiri kan?" belah bibir tipis si kekasih Jaehyun usap, ngomong ngomong ia habis mengecup Taeyong, dengan dalih agar si manis berhenti berbicara.

"Mantan kamu cantik cantik!" di luar dugaan, Taeyong melanjutkan ucapan, jemari kecilnya menarik selimut guna membungkus raga bersama kekehan menggema. Menghindar dari Jaehyun sedang mode kesal.

"Sayang?!!!" rengekan tersebut terdengar ria, deruan nafas tidak ketinggalan. Taeyong terkekeh samar sembari mengencangkan balutan, meskipun ia di peluk Jaehyun erat layaknya guling, menyebabkan pergerakannya amat terbatas. "Buka atau aku yang bakalan buka!"

"Buka aja!" tantang si manis seolah tidak takut akan kemarahan sang dominan. Ia tertawa merdu membuat Jaehyun urung meluapkan amarah.

Jaehyun pun sekuat tenaga menggendong Taeyong —tangannya terselip di antara bawah lutut juga leher. "Kamu yang minta ya, jangan salahin aku." setelahnya, dua insan di lindung asmara membawa tercinta ke arah lemari —tepatnya Jaehyun menempatkan Taeyong di pucuk tertinggi.

( ✅ ) unholy, jaeyong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang