15.

233 46 4
                                    

U N H O L Y
unholy
. . . . .
"Ketidaksetiaan dan penghianatan, aku sudah merasakannya, dengan bukti nyata."

—————enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—————
enjoy!

"Tuan." satu kata terlontar —pada seseorang sedang duduk dalam kegelapan, hanya sinar rembulan lah bertugas sebagai pencahayaan, namun samar samar masuk melalui jendela di sisi perkantoran. Yang dipanggil mengangguk, dagunya menunjuk kursi di depan menyuruh menempatkan diri di sana.

"Bicaralah." suruhnya memandang tajam, meskipun terhalang keterbatasan oleh cahaya, sang lawan dapat menangkap kilauan mata penuh gelora amarah.

Keheningan sejenak tercipta di antara keduanya —sebuah gelas berisikan cairan berwarna merah kini bergoyang, menunggu pernyataan akan orang di hadapan. "Semua berjalan dengan baik, Tuan Taeyong benar-benar membenci sang ayah, bahkan beliau menempatkan ayahnya di penjara bawah, yang seharusnya khusus untuk para penjahat kelas kakap." ia menjeda sejenak kalimat, mendongakkan kepala menatap 'Tuan dari Tuannya'. "Perkembangan kondisi Mama masih juga belum membawa kabar baik. Tuan Seo sepertinya sungguh memperlakukan Mama dan Taeyong tidak sesuai kesepakatan. Kabar terakhir saya dengar, Tuan Seo melakukan persetubuhan dengan Mama di bawah kendali alkohol, Mama tak sadarkan diri setelahnya —hingga sekarang."

"Taeyong juga tidak banyak menunjukkan perubahan, hanya sesekali kala ia ingat dengan Mama, atau bertemu Tuan Seo. Taeyong juga masih menjalani rutinitas harian sebelumnya, bekerja sebagai pencuci piring di toko dan kadang menginap di rumah temannya."

Sang atasan mengangguk mengerti bersama seulas senyum tipis, menuangkan cairan merah ke gelas lalu mendorongnya menuju —"Fuse?" panggilan hangat itu membuat lawan tersenyum bahagia..

"Iyaa, Tuan." uluran tersebut ia terima, meminum seteguk kemudian ia letakkan kembali pada meja. Mata elangnya mengamati sekitar, jendela tembus pandang yang mempersilahkan rembulan datang mulai menghitam saat suara dua tepukan tangan terdengar. Lampu mulai memancarkan sinarnya dengan sangat terang, ia dapat melihat bagaimana berwibawanya manusia yang duduk di kursi kebesaran —bersetelan lengkap tanpa sedikitpun kekurangan.

Lelaki berumur itu terkekeh geli, kenapa pemuda di depannya masih saja formal? Padahal di dalam ruangan hanya ada mereka berdua, tanpa mata ketiga ataupun cctv sebagai perekam. "Santailah, nak. Aku tau kau merindukan ku."

Fuse mendengus geli, menyandarkan punggung lelahnya sembari menerawang wajah seorang lelaki amat menggemaskan. "Ayah tau, kau baru saja mengganggu waktu istirahat anakmu ini dengan calon mantumu." tatapan tajam ia berikan. Pun jam menunjukkan pukul dua dini hari, orang mana yang rela bangun meninggalkan kekasihnya di atas ranjang sendiri?

"Maaf tentang itu, tapi ayah bersungguh, ini berita amat penting." sebuah berkas dengan biodata serta foto seseorang sang ayah serahkan. Fuse mengerutkan kening, mengambil benda tersebut kemudian membukanya dengan tangan sibuk memasukkan makanan. "Johnny berhasil kabur."

( ✅ ) unholy, jaeyong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang