08.

376 69 3
                                    

U N H O L Y
unholy
. . . . .
"Ketidaksetiaan dan penghianatan, aku sudah merasakannya, dengan bukti nyata."

warning 17+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

warning 17+

—————
enjoy!

Kicauan burung berterbangan di langit terdengar saling bersahutan, melintas di atas kepala seseorang dengan genggaman ketulusan membawa bekal makan untuk sang pacar. Kakinya melangkah semakin riang, bersenandung kecil lewat gumaman. Ukiran kebahagiaan terlihat jelas pada air muka cantiknya. Entah bagaimana mendeskripsikan indahnya Lee Taeyong di bawah sinar matahari pagi.

Sorot si surya seolah mendukung derap langkahnya, menyinari wajah ayu yang kian lama semakin membuat Jaehyun terpana. Ah andai saja dominan berada di sini, pastilah tak henti memuji si cantik, pria itu amat menyayangi kekasihnya.

Terhitung keduanya telah menjalin hubungan sebulan —setelah acara pertengkaran, tiada rintangan berat yang harus dilewati, hanya terkadang masa sulit Taeyong kembali muncul, berpikir hal hal negatif dan Jaehyun senantiasa berada di sana. Menemani kekasihnya, tak lupa membisikkan kalimat penenang dibutuhkan agar Taeyong lebih baik.

Hanya sesekali lelaki cantik tersebut pulang ke rumah, memberikan makanan kepada ibu lalu pergi kembali untuk bekerja. Selebihnya Taeyong sungguh bermalam di kost tempat Jaehyun tinggal, toh pacarnya tidak keberatan.

Mengenai ayahnya, bajingan itu belum ada kabar. Pulang saja pun tidak, lagipula Taeyong tidak peduli keberadaan pria tak tahu diri dimana, mati pun ia malah amat bersyukur karena penderitaan berkurang.

Menarik tuas pintu, Taeyong melenggang masuk bersama senyuman. Ini masih pagi, dan sepertinya Jaehyun kelelahan mengerjakan tugas tugas. "Selamat pagi Jaehyun-ie!" ia mendekat, mengecup ringan pelipis Jaehyun sebelum berlalu ke dapur.

Ia akan menghangatkan makanan untuk makan siang, melihat Jaehyun terbaring lemas berbarengan dengkuran halus membuat Taeyong tak tega membangunkan. Biarlah Jaehyun beristirahat sejenak, pikirannya amat lelah. Jadilah ia mengambil alih kost an sang kekasih.

Tangan lentiknya dengan lincah memunguti barang berserakan —menaruh pakaian kotor ke keranjang untuk ia cuci, Taeyong sudah terbiasa, lagipula ini ia anggap sebagai rasa berterima kasih meskipun Jaehyun menolaknya mentah mentah bahkan jika kepergok si dominan bisa memberikan kata-kata hingga satu jam kedepan.

"Emhhh!!" lengkuhan halus tersebut berhasil mengambil atensi Taeyong. Matanya menoleh ke ranjang, tersenyum sebentar lalu melangkah ke tujuan. Jaehyunnya terbangun, padahal ia tidak terlalu berisik tadi. "Biarkan saja pakaian kotornya, jangan kamu bersihkan. Sini, aku mau peluk, kangen~"

Ya, Taeyong tidak dapat menolak. Ia merengkuh Jaehyun, menuntun sang pacar agar bersandar pada dadanya selagi ia mengelus surai lepek itu. "Mau sarapan, Mas? Tadi yoongie membawakan sup ayam serta tempe goreng."

( ✅ ) unholy, jaeyong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang