10.

318 60 3
                                    

U N H O L Y
unholy
. . . . .
"Ketidaksetiaan dan penghianatan, aku sudah merasakannya, dengan bukti nyata."

-----enjoy!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----
enjoy!

Sesaat rasanya waktu terhenti, memperlihatkan pemandangan kedua insan diatas tempat tidur tanpa busana. Satunya dengan deraian air mata serta lawan dengan seringaian kepuasan, menggerakkan pinggulnya tanpa merasa iba. Bercak tangan pada pinggang sang ibu terlihat jelas, memerah nan sedikit memar. Rambut yang sehalus sutra kini berantakan akibat jambakan. Entahlah, mendeskripsikan ibunya saja Taeyong tak sanggup.

Kedua tangan serta mata indah miliknya bergetar dengan deruan nafas tak tentu -perasaannya campur aduk. Taeyong ingin marah, tetapi di satu sisi ia tidak bisa menggerakkan tubuh lantaran pemandangan di hadapannya amat mengejutkan. Tidak terduga bahwa Johnny sampai ke titik ini, pria itu sungguh menjijikkan.

Mendongakkan kepala -menahan laju air mata, karena sungguh dadanya terasa sesak. Hantaman yang Johnny berikan tidak sebanding sekarang. Apakah ini akhir kesengsaraannya? Jika iya, bolehkan Taeyong beranggapan Tuhan jahat kepada dirinya? Bolehkah?

"Yongie, tolong maafkan ayahmu nak." rapal seorang wanita dalam hati, kehadiran Taeyong tidak membuat suaminya memelankan tempo, lebih tepatnya tidak peduli dengan kehadiran sang anak.

Pancaran kesedihan juga permohonan terpancar kala mereka saling tatap. Wanita itu menggelengkan kepala, ia tidak mau sisi lain anaknya mengambil alih. Ia tau Taeyong sedang lemas di tempat, bagaimanapun kejadian ini sepertinya mengguncang batin sang anak.

Dengan perlahan bibirnya bergerak lambat, berusaha mengumandangkan kalimat perintah menyuruh Taeyong pergi -setidaknya sampai suaminya puas, puas menyakitinya. Bahkan terhitung Johnny telah melakukan selama empat jam, dan ia sama sekali belum mengisi perut sejak semalam. Entah bagaimana Tuhan memberikan kekuatan pada tubuh lemahnya, ataukah Tuhan sedang berbaik hati menjemputnya dengan cara manusiawi? Manusiawi?

"Baik bu." Taeyong dengan seringaian samar menjawab, suaranya sedikit ia lantangkan agar menjeda kegiatan mereka sejenak. Benar saja, Johnny sempat melirik ke arahnya, pandangan pria itu seolah menunjukkan meremehkan.

Ia ingat ketika Taeyong berkata bahwa ia tidak pernah bisa menyentuh sang istri, tanpa terduga hari ini tiba. Hari dimana Taeyong mengetahui, melihat ia menggauli sang istri di hadapan sang anak, memperlakukan wanita itu begitu kasar, tanpa kata maaf.

"Kenapa nak? Kau terkejut huh?!" Johnny menarik sudut bibir, membalas tatapan Taeyong. Tangannya menganggur ia gunakan menarik rambut lawan, satunya lagi tidak dibiarkan berdiam. Mencekik leher istrinya, membuat wanita tersebut kesulitan menghirup udara. "Apa kau ingin marah? Jangan lupakan bahwa tugas seorang istri adalah melayani suaminya, dan itu merupakan kewajiban."

Taeyong terkekeh lucu, omongan Johnny seolah ia sedang berada di titik terpintar. "Kau menganggap dirimu seorang suami?" tanyanya memastikan, aneh saja. Apa kupingnya sedikit bermasalah mendengar ucapan ayahnya tadi? Tidak kan?

( ✅ ) unholy, jaeyong.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang